Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya kata kerja atau yang menjadi predikat dalam kalimat. Kata kerja ini berfungsi untuk menghasilkan kalimat sempurna yang lengkap.
Kata kerja merupakan jenis kata yang menyatakan sebuah tindakan, pengalaman, keberadaan maupun semua kegiatan lainnya.
Berdasarkan subjeknya dikenal ada dua jenis kata kerja yaitu kata kerja aktif dan pasif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata kerja aktif adalah kata kerja yang subjeknya berposisi sebagai pelaku dan biasanya berawalan me- dan ber-. Sedangkan kata kerja pasif adalah kata kerja yang subjeknya berposisi sebagai yang dikenai penderita, dan umumnya berawalan di- dan ter-.
Simak selengkapnya tentang kata kerja pasif di bawah ini ya!
Pengertian Kata Kerja Pasif
Kata kerja pasif adalah bentuk kata kerja yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan atau penderita dari suatu tindakan.
Ciri-Ciri Kata Kerja Pasif
Mengutip Ermawati Waridah dalam buku EYD dan Seputar Kebahasa-Indoensiaan, berikut ciri-ciri kata kerja pasif:
- Biasanya kata kerja ini memiliki imbuhan di-, diper-, di-i, di-kan, diper-kan, dan ter-.
- Bisa diikuti kata depan akan, sedang, sudah, dan oleh.
- Umumnya menempati fungsi predikat dalam kalimat.
- Dapat didahului kata ingkar tidak. Contoh: Pintu ini tidak dikunci sejak tadi malam.
- Dapat dipakai dalam kalimat perintah, khususnya yang bermakna perbuatan. Contoh: Kirimkan surat ini sekarang juga!
Jenis-Jenis Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses atau keadaan. Masih mengutip Ermawati Waridah dalam buku EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan, berikut beberapa jenis kata kerja:
1. Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif
Kata kerja aktif biasanya berawalan me-, ber- atau tanpa awalan. Contoh: menyanyi, menulis, mencintai, berdua, berkata, makan, pergi, tidur, datang.
Sedangkan kata kerja pasif biasanya berawalan di- atau ter-. Contoh ditinju, dilamar, dimakan, ditembak, terlena, tertawa, tersiksa, terkenal.
2. Kata Kerja Dasar dan Kata Kerja Turunan
Kata kerja dasar adalah kata kerja berupa morfem dasar bebas. Contoh: makan, mandi, tidur, duduk, pulang, pergi.
Sementara kata kerja turunan adalah kata kerja yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi atau pemajemukan. Contoh: kehilangan, berpelukan, menari, tolong-menolong, makan-makan, senyum-senyum, cuci mata, campur tangan, makan hati.
3. Kata Kerja Transitif dan Kata Kerja Intransitif
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan kehadiran objek. Berdasarkan jumlah objek yang mendampinginya, kata kerja transitif terbagi menjadi:
a. Kata kerja ekatransitif adalah kata kerja yang diikuti oleh satu objek. Contoh kata kerja ekatransitif yaitu membawa, membuktikan, mengerjakan, mengadili, merestui, membelanjakan, membeli, dan memperbesar.
Contoh dalam kalimat: Saya menulis surat.
b. Kata kerja dwitransitif adalah kata kerja yang mempunyai dua nomina, satu sebagai objek dan satunya lagi sebagai pelengkap. Contoh kata kerja dwitransitif yaitu menugasi, mengirimi, mengambilkan, membawakan, menyebut, menuduh, memanggil, menyerahi.
Contoh dalam kalimat: Ayah membelikan kakak motor baru.
c. Kata kerja semitransitif adalah kata kerja yang objeknya boleh ada, boleh juga tidak ada. Contoh kata kerja ini kata kerja ini yaitu: makan, menulis, menyimak, menonton, minum, membaca.
Contoh dalam kalimat: Paman sedang makan.
Sementara itu kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak memiliki objek. Jenis kata kerja intransitif ini dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu:
a. Kata kerja intransitif tak berpelengkap. Kata kerja jenis ini tidak membutuhkan pelengkap.
Contoh kata kerja intransitif tak berpelengkap adalah membaik, pergi, terkejut, kedinginan, memburuk, menghijau, timbul, duduk, datang, dan sebagainya.
Contoh dalam kalimat: Rihanna berdiri di atas panggung.
b. Kata kerja intransitif yang berpelengkap wajib, kehadiran pelengkap pada kata kerja ini bersifat mutlak. Bila tidak ada pelengkap, kalimat itu tidak berterima.
Contoh kata kerja intransitif yang berpelengkap wajib adalah beratapkan, merupakan, kejatuhan, berdasarkan, berpendapat (bahwa), kehilangan, berpesan (bahwa), menyerupai.
Contoh dalam kalimat: Anak itu kedapatan merokok.
c. Kata kerja intransitif berpelengkap manasuka. Kehadiran pelengkap pada kata kerja jenis ini boleh ada, boleh juga tidak ada.
Contoh kata kerja intransitif berpelengkap manasuka yaitu beratap, berpakaian, berdinding, berpagar, ketahuan, kecopetan, berpola, naik, berbaju, berhenti, kehujanan, berpintu, bercat.
Contoh dalam kalimat: Pendapatnya sangat berharga.
Contoh Kata Kerja Pasif
Untuk lebih memahami tentang kata kerja pasif, berikut ini contoh-contoh katanya:
- Dievakuasi
- Dilempar
- Dimasak
- Dibaca
- Diseterika
- Dibuka
- Dicuci
- Tertabrak
- Terpental
- Tertawa
- Terlempar
- Terinjak
- Terkejut
- Tersobek
- Terpeleset
- Ketakutan
- Ketiduran
- Kehausan
- Kepanasan
- Kesakitan
Contoh Penggunaan Kata Kerja Pasif
Mengutip buku Master Bahasa Indonesia karya Ainia Prihatini dan Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA oleh Diana Nababan, berikut beberapa contoh penggunaan kata kerja pasif:
- Rinto diundang oleh Pak Cecep. (Kata kerja berimbuhan di-).
- Upacara dihadiri oleh seluruh warga Desa Gondolayu. (Kata kerja pasif berimbuhan di-i).
- Ilmu pengobatan tradisional diperdalami oleh siswa SMP Jaya Nusantara. (Kata kerja pasif berimbuhan diper-i).
- Petani padi diuntungkan oleh burung hantu.
- Korban banjir dievakuasi oleh Basarnas.
- Mataku kemasukan debu.
- Pernikahanku terdokumentasikan dengan baik.
- Baju yang sama dipakai oleh Amanda dan Dina.
- Sayur dan ikan dibeli oleh ibu di pasar.
- Liburan ke Bali sudah direncanakan oleh Toni sejak dua bulan lalu.
Nah itulah pengertian, jenis, dan contoh kata kerja pasif. Semoga bermanfaat detikers!
(ams/fds)