Sebagian besar umat muslim pasti pernah mendengar kalimat innamal a'malu binniyat. Kalimat ini menjadi salah satu kalimat populer di kalangan umat muslim karena sering dikutip oleh penceramah ketika menyampaikan materinya.
Innamal a'malu binniyat adalah kalimat yang merupakan potongan hadits yang menjelaskan tentang pentingnya sebuah niat dalam melakukan ibadah, pekerjaan, dan kegiatan lainnya. Dengan niat baik dan dikerjakan dengan cara yang baik, maka Insya Allah akan mendatangkan kebaikan.
Hadits Innamal A'malu Binniyat Artinya
Tulisan innamal a'malu binniyat dalam bahasa Arab:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
Kalimat innamal a'malu binniyat artinya adalah "sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya". Kalimat ini berasal dari penggalan Hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Innamal a'malu binniyat bermakna bahwa setiap kegiatan yang kita lakukan harus melakukan segala sesuatu karena Allah SWT, bukan karena hal lainnya. Ketika kita memiliki niat baik dan dilakukan untuk mencari ridho Allah, maka InsyaAllah akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Munculnya hadits ini dilatarbelakangi oleh peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Madinah. Dalam peristiwa ini, terdapat seorang laki-laki yang ikut hijrah bersama Rasulullah tetapi niatnya bukan karena Allah dan Rasul-Nya melainkan karena seorang perempuan.
Menurut KBBI, niat adalah maksud atau tujuan dari suatu perbuatan. Sejatinya, niat merupakan urusan hamba dengan Allah SWT karena tidak ada seorang pun yang mengetahui niat dari orang lain.
Niat juga merupakan tolok ukur suatu amalan, diterima atau tidaknya suatu amalan tergantung pada niatnya. Niat berhubungan dengan hati seseorang dan sifatnya sangat penting, seseorang bisa mendapat pahala karena niat dan seseorang juga bisa mendapat dosa karena niatnya.
Misalnya, jika kamu sedang menolong orang lain yang sedang kesulitan maka tolonglah orang tersebut dengan niat tulus membantunya untuk keluar dari kesulitan. Bukan menolong karena pamrih dan ingin mendapatkan pujian dari orang lain yang melihatnya.
Hadits Innamal A'malu Binniyat
Kalimat Innamal a'malu binniyat merupakan penggalan dari suatu hadits. Untuk lebih jelasnya berikut adalah isi hadits secara utuh:
ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah," (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa niat itu sangat penting. Sesungguhnya, Allah SWT mengetahui segala niat yang ada pada hamba-Nya dan memperhitungkan niat tersebut.
Kedudukan niat dalam agama Islam sangat penting. Bahkan, niat itu lebih utama dari amalannya itu sendiri seperti dikatakan Nabi Muhammad SAW dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi.
نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ
Artinya: "Niat seorang mukmin lebih utama daripada amalnya."
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi AL-Haddad menjelaskan perkara tentang niat dalam kitabnya yang berjudul Risâlatul Mu'âwanah wal Mudzâharah wal Muwâzarah. Beliau menjelaskan bahwa niat baik terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Berniat Baik dan Melakukannya
Orang yang mempunyai niat baik dan melakukan amalan yang baik maka orang itu akan diberikan pahala yang berlipat-lipat. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW.
"Dan apabila seseorang berniat melakukan sesuatu kebaikan lalu mengamalkannya, Allah 'azza wa jalla akan mencatat pahalanya di sisi-Nya sebagai perbuatan 100 kebaikan sampai 700, bahkan berlipat-lipat ganda banyaknya." (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Berniat Baik tetapi Tidak Jadi Melakukannya
Seseorang yang memiliki niat baik dan mampu melakukannya tetapi tidak jadi melakukannya, maka orang itu akan mendapatkan pahala satu kebaikan. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
"Maka apabila seseorang berniat melakukan sesuatu kebaikan lalu tidak jadi melaksanakannya, Allah akan mencatat pahalanya di sisi-Nya satu kebaikan sempurna."
3. Berniat Baik tetapi Tidak Mampu Melakukannya
Ketika seseorang memiliki niat yang baik namun tidak mampu melakukannya, maka orang tersebut akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang mampu. Hal ini sebagaimana penjelasan dari Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad.
"Bagi orang seperti itu disediakan pahala seperti yang disediakan bagi si pelaku baik dalam hal kebaikan ataupun kejahatan."
Selain ketiga hal tersebut, ketika seseorang memiliki niat untuk melakukan sesuatu yang buruk tetapi tidak jadi melakukannya juga mendapatkan pahala dari Allah karena berhasil mengurungkan niatnya. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya sebagai berikut:
"Dan bila seseorang berniat melakukan suatu kejahatan lalu ia tidak melaksanakan, Allah akan mencatat pahalanya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan sempurna, dan bila ia berniat melakukan suatu kejahatan kemudian melaksanakannya pula, maka Allah akan mencatatnya di sisi-Nya sebagai satu kejahatan. "
Sesuai dengan kalimat innamal a'malu binniyat , kita memang harus selalu berusaha untuk melibatkan Allah SWT dalam kegiatan apa pun yang kita jalani. Baik itu kegiatan ibadah, belajar, bekerja, makan, minum, dan kegiatan lainnya.
(khq/fds)