ESI Garut Sekolahkan Belasan Gamers Putus Sekolah

ESI Garut Sekolahkan Belasan Gamers Putus Sekolah

Hakim Ghani - detikJabar
Sabtu, 27 Agu 2022 17:07 WIB
Belasan gamers putus sekolah di Garut disekolahkan e-sport Indonesia (ESI).
Belasan gamers putus sekolah di Garut disekolahkan e-sport Indonesia (ESI). (Foto: Hakim Ghani)
Garut -

e-sport Indonesia (ESI) mengakomodir kawula muda Garut pecinta games daring. Tak hanya dijadikan atlet, ESI juga menyekolahkan para gamers yang putus sekolah.

Ada hal unik yang dilakukan pengurus ESI Garut. Selain menjaring bibit-bibit muda calon atlet e-sport, mereka juga menyekolahkan para gamers yang putus sekolah.

"Betul, jadi fokus kami tidak hanya bagaimana e-sport dimainkan, tapi juga edukasi," kata Widi Nugroho, Ketua ESI Garut kepada wartawan, Sabtu (27/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut sudah setahun ini dilakukan ESI. Ada sekitar 17 gamers yang disekolahkan ESI. Terdiri dari 7 pelajar SMP dan 10 SMA. Hari ini, ada 2 orang yang berhasil lulus dan sudah memiliki ijazah.

"Tidak hanya atlet yang kami sekolahkan. Tapi siapa pun, remaja putus sekolah yang mencintai game, kita bisa sekolahkan juga," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurut Widi, program menyekolahkan para gamers ini merupakan salah satu langkah tanggungjawab organisasi sebagai wadah berkumpulnya para gamers. Selain edukasi bagi para pemain, itu juga dilakukan sebagai langkah untuk meyakinkan orang tua.

"Karena olahraga ini beda dengan yang lain. Kami terus berupaya membuka mindset masyarakat, kalau e-sport ini tidak negatif jika dilakukan dengan benar," ucap Widi.

Selain membuka program sekolah gratis bagi para gamers, ESI Garut juga tengah berupaya membawa e-sport ke sekolah melalui program ekstra kurikuler (eskul).

"Untuk eskul, Dinas Pendidikan sudah menyambut baik. Tinggal kami sedang menyiapkan tenaga pelatihnya," pungkas Widi.

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengapresiasi langkah yang dilakukan ESI. Helmi berharap, e-sport tidak menjadi candu namun bisa dimainkan dengan taktik dan profesional.

"Tidak menjadi candu, tapi jadi atlet. Kami tentunya mengapresiasi, selain memperhatikan cara mainnya, tapi harus diperhatikan juga masa depannya," ujar Helmi.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads