Mengenal Kode Morse Pramuka dari Sejarah dan Cara Menghafal

Mengenal Kode Morse Pramuka dari Sejarah dan Cara Menghafal

Adelaide Wreta - detikJabar
Jumat, 26 Agu 2022 14:48 WIB
Peringatan HUT ke-61 Pramuka di Ciamis.
Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Kode morse merupakan bagian dari materi pramuka yang biasanya kita pelajari sejak bangku SD hingga SMP. Kode ini terdiri dari dua komponen atau simbol. Meski terdiri dari dua komponen saja, simbol-simbol ini dapat dikombinasikan berulang kali untuk membentuk atau menandakan suatu huruf.

Mengingat kode morse hanya dipelajari setiap pramuka di sekolah dasar atau menengah pertama, tidak banyak orang menguasainya secara permanen. Oleh karena itu, tak heran bila kode morse sering digunakan untuk menyampaikan pesan rahasia seperti yang ditampakkan dalam film-film televisi.

Ingin mengenal sejarah kode morse dan cara menghafalnya? Yuk, simak artikel berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Kode Morse

Kode morse adalah sandi yang merepresentasikan huruf dan angka serta tanda baca sinyal. Setiap huruf dan angka direpresentasikan dengan simbol titik (.) dan garis (-).

Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan kode morse sebagai titik dan garis yang menggantikan huruf, angka, dan tanda baca pada pengiriman dan penerimaan berita telekomunikasi.

ADVERTISEMENT

Kode morse bisa juga disebut sebagai sandi morse. Mengutip pramukadiy.or.id, sandi merupakan bahasa sansekerta yang berarti rahasia atau menyembunyikan dan hanya orang yang mempelajarinya yang mampu menggunakannya.

Sejarah Kode Morse

Kode morse diperkirakan muncul saat abad ke-20, yaitu ketika masa telegraf mulai ditemukan. Samuel F.B Morse merupakan seniman asal Amerika Serikat yang menemukan kode morse pada 1833. Nama kode morse sudah pasti diambil dari nama belakangnya.

Pada masanya, kode morse dikenal sebagai metode komunikasi atau penyampaian pesan yang mudah digunakan karena sebelumnya seseorang harus menggunakan kompas sebagai penunjuk sandi angka dan huruf di telegraf, menjadikannya cara yang kurang praktis.

Mengutip sampoernaacademy.sch.id, kode morse dianggap lebih efektif karena bentuknya dapat ditransmisikan ke dalam bentuk detak sinyal elektrik telegraf ataupun sinyal mekanik. Kode morse juga bisa digunakan ke dalam bentuk visual menggunakan senter dan asap. Tak heran, kode morse dan telegraf pada kala itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Terlebih, telegraf dapat menjangkau area yang luas dan prosesnya lebih cepat.

Kode morse kemudian dirumuskan ulang agar penggunaannya lebih mudah pada 1851 di sebuah konferensi pers Berlin. Dalam rumusan baru, semua panjang garisnya sama dan tidak ada spasi penghubung dalam rumusan satu karakter. Rumusan tersebut masih berlaku hingga saat ini, tetapi penggunaan morse telah dihentikan pada 1997 karena adanya penemuan telepon yang lebih praktis.

Cara Menghafal

Mengutip pramukadiy.or.id, ada dua cara yang dapat dipilih seseorang untuk menghafal kode morse dengan cepat. Kedua cara tersebut merupakan metode pengelompokkan dan metode koch. Apa yang membedakan keduanya?

Metode Pengelompokkan

Dalam metode pengelompokkan, pengguna sandi dapat mengelompokkan huruf-huruf dan angka ke dalam sejumlah kategori, yaitu kategori terdiri dari titik, terdiri dari garis, saling berlawanan, tidak ada lawan, sandwich, dan angka.

Kategori terdiri dari titik berarti pengelompokkan huruf yang kode morsenya hanya terdiri dari titik. Sebagai contoh, kode morse huruf E adalah satu titik (.) dan kode morse huruf I adalah dua titik (..) sehingga keduanya masuk ke dalam kategori terdiri dari titik.

Sesuai namanya juga, kategori terdiri dari garis berarti huruf-huruf yang kode morsenya terdiri dari garis saja dikelompokkan menjadi satu. Sebagai contoh, kode morse huruf T yang terdiri dari satu garis (-) dan huruf M yang terdiri dari dua garis (--).

Kategori selanjutnya adalah saling berlawanan. Dalam pengelompokkan ini, huruf-huruf dengan kode morse yang berkebalikan disandingkan. Sebagai contoh, huruf A memiliki kode morse .- dan huruf N memiliki kode morse -. sehingga keduanya disandingkan.

Bila sebelumnya menyandingkan kode morse yang saling berlawanan, kategori tidak ada lawan berarti kode morse dalam kategori ini tidak memiliki huruf untuk disandingkan karena tidak ada kode morse yang berkebalikan. Misalnya, huruf C yang memiliki kode morse garis, titik, garis, titik (-.-.).

Kelompok selanjutnya adalah sandwich, yaitu pengelompokkan huruf dengan kode morse berlapis dengan tanda buka tutup yang sama. Sebagai contoh, huruf R dengan kode morse titik, garis, titik (.-.) dan huruf X dengan kode morse garis, titik, titik, garis (-..-).

Kelompok terakhir adalah angka, pengelompokkan berdasarkan kode morse untuk angka, bukan huruf. Misalnya angka 1 ditandai dengan titik dan garis empat kali (.----).

Metode Koch

Metode koch merupakan metode untuk menghafalkan kode morse dengan sistem gradual yang dimulai dengan dua huruf pertama, yaitu T yang mewakili kode garis (-) dan E yang mewakili kode titik (.).

Masing-masing huruf T dan E akan memiliki anak akar dengan tambahan kode garis dan titik. Hal ini dilakukan berulang-ulang dan setiap pengakaran akan menunjukkan kode morse untuk huruf tertentu. Berikut adalah gambaran metode koch agar lebih mudah dimengerti:

Contoh kode morse.Foto: pramukadiy.or.id

Itulah penjelasan terkait kode morse, sandi yang merepresentasikan huruf dan angka ke dalam simbol titik dan garis.

Kode morse ditemukan pada 1833 oleh Samuel F.B Morse untuk menggantikan penggunaan kompas dalam berkomunikasi. Untuk menghafalkan kode morse dengan mudah, kita dapat menggunakan metode pengelompokkan atau koch.




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads