- Sejarah Kerajaan Kediri
- Puncak Kejayaan Kerajaan Kediri
- Kehidupan Kerajaan Kediri 1. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri 2. Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri
- Silsilah Kerajaan Kediri
- Di Mana Letak Kerajaan Kediri?
- Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri
- Kitab Peninggalan Kerajaan Kediri
- Seperti Apa Kehidupan Masa Lalu di Kerajaan Kediri? Golongan Masyarakat Pusat Golongan Masyarakat Thani Golongan Masyarakat Non-pemerintah
Artikel ini akan mengulas tentang peninggalan Kerajaan Kediri yang pernah ditemukan di Indonesia. Berdasarkan sejarahnya, Kerajaan Kediri terbentuk sejak pemerintahan Raja Airlangga yang memerintah pembagian kerajaan menjadi dua bagian pada tahun 1041 Masehi. Pembagian pekerjaan tersebut dilakukan untuk menghindari konflik dan pertikaian, seperti yang dilansir dari buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer oleh Adi Sudirman.
Seperti apakah peninggalan Kerajaan Kediri berdasarkan perjalanan sejarahnya? Simak ulasannya di bawah ini.
Sejarah Kerajaan Kediri
Wilayah Kerajaan Raja Airlangga dikenal dengan sebutan Kahuripan. Pembagian tersebut dilakukan oleh Empu Bharada dan menjadi dua kerajaan yang dikenal dengan Panjalu (Kediri) dan Kerajaan Jenggala (Kahuripan) Berdasarkan kisah dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kerajaan tersebut dibatasi oleh sungai Brantas dan Gunung Kawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada akhirnya Raja Airlangga terpaksa membagi wilayah karena kedua anaknya memperebutkan takhta. Perang antara Jenggala dan Panjalu pada awalnya dimenangkan oleh Jenggala meskipun pada perkembangannya berhasil dikuasai oleh Panjalu/Kediri. Dengan demikian, berdirilah Kerajaan Kediri di Jawa Timur yang buktinya dapat ditemukan melalui prasasti dan karya kitab Sastra. Seperti kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis oleh Mpu Panulih dan Mpu Sedah.
Puncak Kejayaan Kerajaan Kediri
Puncak kejayaan Kerajaan Kediri terjadi saat pemerintahan Raja Jayabaya. Daerah kekuasaannya berkembang pesat dan meluas dari Jawa Tengah hingga seluruh area pulau Jawa. Selain itu, Kerajaan Kediri pernah menguasai wilayah Sumatera yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya.
Masa kejayaan Kerajaan Kediri semakin kuat disampaikan dalam catatan kronik Cina bernama Chou Ku-fei tentang negeri paling kaya yang dipimpin oleh Raja Jayabaya. Selain kekuasaannya yang kuat, Kerajaan Kediri juga menghasilkan karya seni sastra yang mendapat perhatian dan disegani pada masa itu.
Kehidupan Kerajaan Kediri
Kehidupan Kerajaan Kediri melalui berbagai perubahan yang memengaruhi kehidupan ekonomi dan sosial pada masa itu. Berikut adalah penjelasan kehidupan ekonomi dan sosial pada zaman Kerajaan Kediri.
1. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri
Pada masa itu, Kerajaan Kediri menggantungkan roda ekonominya pada usaha perdagangan, pertanian, dan peternakan. Kerajaan Kediri juga mengadakan hubungan dagang dengan Sriwijaya dan Maluku. Sebab, Kediri terkenal sebagai wilayah penghasil kapas, beras, dan ulat sutra. Hal tersebut menjadikan Kerajaan Kediri semakin makmur dan mampu untuk memberikan penghasilan tetap kepada pegawainya meski hanya dibayar dengan hasil bumi
2. Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri
Kehidupan sosial masyarakat Kediri kesejahteraannya mengalami peningkatan dan masyarakatnya hidup dalam ketenangan. Perdagangan dan pertanian mengalami kemajuan serta orang-orang yang bersalah didenda dengan emas. Bahkan pada masa itu para pencuri dan perampok dibunuh, orang sakit meminta kesembuhan pada Dewa atau Buddha.
Kehidupan masyarakat yang aman dan damai menjadikan Kerajaan Kediri berkembang dan karya sastranya paling maju.
Silsilah Kerajaan Kediri
Berikut adalah silsilah Raja-raja pada zaman Kerajaan Kediri:
- Sri Samarawijaya dalam prasasti Pamwatan (1042)
- Sri Jayaswara dalam prasasti Sirah Keting (1104)
- Sri Bameswara dalam prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan (1120), prasasti Tangkilan (1130)
- Sri Jayabhaya dalam prasasti Ngantang (1135), Kakawin Bharatayudha (1157)
- Sri Sareswara dalam prasasti Padelegan II (1159), prasasti Kahyunan (1161)
- Sri Aryeswara dalam prasasti Angin (1171)
- Sri Gandra dalam prasasti Jaring (1181)
- Sri Kameswara dalam prasasti Ceker (1182), Kakawin Samaradhana
Di Mana Letak Kerajaan Kediri?
Kerajaan Kediri terletak di Jawa Timur, pada masa itu berpusat di Kota Daha yang saat ini letaknya di Kota Kediri. Kerajaan Kediri bergantung pada Sungai Brantas. Sebab, jalur pelayaran yang dilalui untuk perdagangan melalui Sungai Brantas yang menjadi sungai terpanjang kedua di Jawa setelah Bengawan Solo.
Keberadaan Sungai Brantas cocok untuk perkembangan sistem pertanian sawah dan diatur dengan adanya irigasi. Beberapa gunung aktif yang dekat dengan hulu sungai seperti Gunung Semeru dan Gunung Kelud menyebabkan timbulnya material vulkanik yang masuk ke Sungai Brantas.
Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri
Berikut adalah bukti-bukti peninggalan Kerajaan Kediri yang berupa karya sastra dan prasasti.
Karya sastra berupa kitab pada zaman Kerajaan Kediri di antaranya adalah:
- Kakawin Bharatayudha karya Empu Sedah dan Empu Panuluh
- Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna
- Kitab Sumarasantaka karangan Empu Monaguna
- Kitab Hariwangsa dan Gatotkacasrya oleh Empu Panuluh
- Kitab Smaradhahana karya Empu Dharmaja
- Kitab Lubdaka dan Kitab Wartasancaya karya Empu Tan Akung
Berikut adalah daftar prasasti peninggalan zaman Kerajaan Kediri:
- Prasasti Sirah Keting
- Prasasti Tulungagung dan Kertosono
- Prasasti Ngantang
- Prasasti Jaring
- Prasasti Kamula
Kitab Peninggalan Kerajaan Kediri
Berikut adalah kitab peninggalan Kerajaan Kediri:
- Kitab Negarakertagama
- Kitab Sutasoma
- Kitab Arjunawiwaha
- Kitab Kunjarakarna
- Kitab Parhayajna
- Kitab Prapanca
- Kitab Sundayana
- Kitab Sarandaka
- Kitab Ranggalawe
- Kitab Usana Jawa
- Kitab Usana Bali
Seperti Apa Kehidupan Masa Lalu di Kerajaan Kediri?
Gambaran kehidupan masa lalu di Kerajaan Kediri dapat ditemukan dalam kitab Ling-wai-tai-ta (1178) oleh Chou-Ku-Fei, orang-orang Kediri pada masa itu menggunakan kain hingga lutut, rambutnya terurai. Rumah-rumah ditata menjadi bersih dan lantai ubinnya berwarna kuning dan hijau. Pemerintahannya sangat memerhatikan kondisi rakyatnya sehingga peternakan, pertanian, dan perdagangan mengalami kemajuan pesat.
Pada masa itu, masyarakat Kediri juga dibagi menjadi beberapa kaum golongan, yaitu:
Golongan Masyarakat Pusat
Golongan ini mengacu pada masyarakat yang hidup di lingkungan raja dan beberapa adalah kerabat dan kelompok pelayannya.
Golongan Masyarakat Thani
Golongan ini disebut juga sebagai kelompok daerah, yaitu masyarakat yang menjabat dan bertugas di pemerintahan sekitar.
Golongan Masyarakat Non-pemerintah
Golongan masyarakat non pemerintah adalah masyarakat yang tidak memiliki kedudukan dan tidak ada hubungan dengan pemerintah. Selain itu, terdapat 1.000 pegawai rendahan yang bertugas mengurusi parit dan benteng kota, gedung persediaan makanan, dan perbendaharaan Kerajaan.
Itulah informasi tentang peninggalan Kerajaan Kediri beserta dengan perjalanan sejarahnya. Kerajaan Kediri pernah mengalami puncak kejayaan dan menjadi salah satu kerajaan di nusantara yang berhasil dan meninggalkan berbagai peninggalan seperti karya sastra, candi, dan prasasti.
(des/fds)