4 Ikon Kecamatan Andir Bandung

4 Ikon Kecamatan Andir Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 26 Agu 2022 08:01 WIB
Nama flyover Pasupati resmi diganti hari ini, Selasa (1/3/2022). Flyover itu berganti nama menjadi Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja.
Suasana Kota Bandung (Foto: Wisma Putra/detikcom).
Bandung -

Gedung Sate, Gedung Merdeka, Flyover Pasopati yang kini berubah nama menjadi Flyover Kusumaatmadja dikenal sebagai tempat-tempat ikonik di Kota Bandung.

Tak hanya itu, banyak tempat-tempat ikonik di 30 kecamatan di Kota Bandung, salah satunya di Kecamatan Andir.

Berikut 4 tempat ikonik di Kecamatan Andir:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Pasar Baru

Pasar Baru Trade Center, dikenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Bandung. Lokasinya ada di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kebon Jeruk, Kecamatan Andir.

Beragam produk fesyen hingga kraft dapat ditemukan di Pasar Baru Trade Center. Tak hanya warga Kota Bandung, pusat perbelanjaan ini sering dikunjungi warga luar kota, hingga luar negeri seperti warga Malaysia.

ADVERTISEMENT

2. Stasiun Bandung

Kecamatan Andir juga, memiliki stasiun kereta api (KA) terbesar di Jawa Barat. Stasiun KA Bandung juga dikenal sebagi stasiun hall atau sebuah stasiun terbesar tipe A yang terletak di Jalan Kebon Kawung.

Dari catatan sejarah, stasiun ini dibangun 17 Mei 1884 atau sekitar 138 tahun lalu dan dibangun kembali tahun 1927-1928 dengan perusahaan yang membangun yakni Staatsspoorwegen.

3. Kampung Toleransi

Satu dari beberapa kampung toleransi di Kota Bandung ada di Kecamatan Andir. Lokasinya ada di RW 08 Kelurahan Kebon Jeruk. Kampung toleransi ini, baru diremikan Wali Kota Bandung Yana Mulyana awal Bulan Januari lalu.

Lokasi kampung toleransi ini ada di dekat Vihara Tanda Bhakti. Selain itu, ada juga Vihara Setya Budhi di Kecamatan Andir. Tak hanya itu, didekat vihara ini terdapat masjid dan gereja, dari itulah kawasan ini dinobatkan sebagai kampung toleransi.

4. Lokaliasai Saritem

Sebelum ditutup oleh Pemkot Bandung, di Kecamatan Andir juga terdapat sebuah lokalisasi bernama Saritem. Saritem ditutup pada tahun 2007, PSK dan beberapa pihak terkait dibawa ke Dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan.

Lokalisasi ini, sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda pada 1838. Dari cerita sejarah, pekerja seks komersial (PSK) yang ada di kawasan Saritem berasal dari wilayah Jawa Barat, mereka didatangkan oleh Belanda dengan cara dipaksa.

(wip/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads