Mengenal Teknik Okulasi: Pengertian, Jenis, dan Contoh

Mengenal Teknik Okulasi: Pengertian, Jenis, dan Contoh

Aditya Mardiastuti - detikJabar
Rabu, 24 Agu 2022 16:24 WIB
Ilustrasi teknik okulasi.
Foto: Tangkapan layar/NC State Extension Publication

Okulasi merupakan salah satu teknik pengembangbiakan tanaman secara vegetatif buatan. Okulasi menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tanaman.

Hasil pembiakan tanaman menggunakan teknik okulasi dinilai lebih baik dibandingkan teknik perbanyakan cangkok maupun stek. Sebab, dengan teknik okulasi ini dua sifat unggul dari masing-masing tanaman dijadikan satu.

Lantas seperti apa jenis-jenis okulasi dan contohnya? Selengkapnya tentang teknik okulasi simak di bawah ini ya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Okulasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan okulasi sebagai cara meningkatkan mutu tumbuhan dengan menempelkan sepotong kulit pohon yang bermata dari batang atas pada suatu irisan pada kulit pohon lain dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman baru.

Pengertian senada juga disampaikan situs Kementerian Pertanian (Kementan) tentang okulasi. Mengutip situs Kementan, ada dua cara melakukan okulasi yaitu dengan menempel dan cara menyambung.

ADVERTISEMENT

Okulasi menempel yaitu menempelkan tunas pada batang bawah atau batang induk, sedangkan okulasi menyambung yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas.

Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies ini dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan. Kelebihan teknik okulasi dibandingkan cangkok atau stek yaitu tanaman memiliki mutu yang lebih baik daripada induknya.

Misalnya okulasi dilakukan pada tanaman yang memiliki perakaran yang baik dan tahan terhadap penyakit dan dipadukan dengan tanaman yang memiliki rasa buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.

Teknik Okulasi

Teknik okulasi biasanya dilakukan dengan menggabungkan tanaman-tanaman yang masih satu spesies. Okulasi yang dilakukan antartanaman dengan spesies berbeda jarang dilakukan karena tingkat keberhasilannya sangat rendah.

Hal tersebut dipengaruhi oleh aspek fisiologis dari masing-masing spesies tanaman. Oleh karenanya pembiakan dengan teknik okulasi biasanya membutuhkan tenaga ahli.

Mengutip situs Kementan, berikut mekanisme untuk melakukan okulasi:

1. Mengiris Batang Bawah (Membuat Jendela Okulasi)

Langkah pertama yang bisa dilakukan yaitu dengan mengiris batang bawah tanaman. Bentuk irisan batang bawah tergantung pada cara okulasi yang dipilih.

Perlu diingat irisan okulasi tidak boleh terlalu dalam dan melukai bagian kayu. Sebab, hal ini bisa mengakibatkan kegagalan okulasi.

Ilustrasi teknik okulasi.Foto: Tangkapan layar/NC State Extension Publication

Catatan penting kebersihan silet atau pisau yang digunakan untuk mengiris batang bawah harus dalam kondisi bersih. Sebab, kebersihan alat ini mempengaruhi keberhasilan okulasi.

2. Mengambil Mata Tunas atau Tempel

Tahap okulasi kedua dengan pengambilan mata tunas. Pengambilan mata tunas ini bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu bentuk pengambilan segi empat, sayatan, dan bulat.

Dengan adanya macam mata tunas dapat diperoleh bentuk mata tempel yang sesuai dengan cara okulasi yang digunakan.

3. Penempelan atau Penyisipan Mata Tunas

Tahapan okulasi selanjutnya adalah dengan penempelan mata tunas. Mata tunas yang telah diperoleh kemudian disisipkan atau ditempelkan pada jendela okulasi yang telah dibuat pada batang bawah.

Penempelan harus dilakukan hati-hati agar tidak sampai merusak kambium. Perlu diingat, saat pengambilan mata tunas adalah menjaga kebersihan pada kambium karena dapat mengganggu menyatunya penempelan.

Ilustrasi teknik okulasi.Foto: Tangkapan layar/NC State Extension Publication

Selain itu, mengutip situs Dinas Pertanian Kota Magelang, waktu terbaik melakukan okulasi pada pagi hari antara jam 07.00-09.00 waktu setempat. Hal ini karena tanaman tersebut sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman masih dalam kondisi optimum.

Apabila okulasi dilakukan di atas jam 12.00 siang daun-daun rentan layu. Namun, hal ini bisa diatasi dengan penempelan di tempat teduh yang terhindar dari sinar matahari secara langsung.

4. Mengikat Tempelan

Pengikatan tempelan bisa menggunakan plastik polianil klorida dengan ukuran tali pengikat dengan panjang sekitar 20 sentimeter dan lebar sekitar 1,5 sentimeter serta tebalnya 0,1 milimeter. Pengikatan tempelan ini biasanya dilakukan dengan sistem genteng yang dikaitkan dari bagian bawah ke atas.

Ilustrasi teknik okulasi.Foto: Tangkapan layar/NC State Extension Publication

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengikatan ini yakni mata tunas jangan diikat terlalu erat. Sebab, hal ini bisa mengakibatkan kerusakan pada mata tunas.

5. Membuka Ikatan

Ikatan okulasi bisa dibuka setelah kurang lebih satu bulan setelah pelaksanaan untuk dilihat mata tempelnya. Jika mata tempel masih menunjukkan warna hijau segar dan sudah melekat dengan batang bawah berarti okulasi berhasil dilakukan.

Namun, jika mata tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi yang dilakukan gagal.

6. Memotong Batang Bawah

Pemotongan batang bawah dilakukan jika okulasi tersebut telah berhasil. Pemotongan batang bawah dilakukan dengan cara memotong sekitar 1 sentimeter di atas mata tunas dengan bentuk potongan miring ke belakang sehingga air hujan yang jatuh dan tidak mengenai tempelan tersebut.

Untuk mencegah terjadinya infeksi maka luka bekas potongan segera ditutup. Penutupan ini bisa dilakukan menggunakan lilin atau cat untuk menjaga agar pertumbuhan tunas okulasi dapat tegak lurus.

Nantinya tunas yang telah tumbuh diikat pada tiang.

Contoh Tanaman Okulasi

Contoh tanaman buah yang bisa dibiakkan dengan okulasi yaitu jeruk nipis, kakao, belimbing, alpukat, mangga, jambu, dan lainnya. Sementara itu, tanaman bunga yaitu varietas hibiscus, mawar, varietas bugenvil.




(ams/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads