Rekayasa lalu lintas dilakukan di kawasan Jalan Sukabumi Bandung. Namun, dalam ujicoba rekayasa lalu lintas ini, masih banyak pengendara yang kebingungan.
Ujicoba rekayasa lalu lintas sendiri mulai dilakukan pada hari ini atau Senin (22/8/2022). Pantauan detikJabar, kendaraan dari arah Jalan Laswi bisa belok kanan menuju ke Jalan Sukabumi. Jalur masih terpantau lengang karena belum semua pengendara mengetahui jika jalur tersebut bisa digunakan oleh kendaraan yang dari arah Jalan Laswi.
Begitupun kendaraan yang dari arah Jalan Sukabumi, masih ada yang menggunakan lajur kanan atau yang mengarah ke Jalan Ahmad Yani, notabene yang menggunakan lajur kanan tersebut adalah kendaraan roda empat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun sudah ada rambu-rambu lalu lintas yang hanya dapat menggunakan lajur kiri, sejumlah kendaraan nampak kebingungan dan memaksakan masuk ke lajur kanan sehingga harus memundurkan kendaraannya lalu kembali masuk ke lajur kiri.
Selain itu, kendaraan yang dari arah Jalan Sukabumi jika ingin menuju ke Jalan Jakarta harus mencari lokasi putar karena disepanjang jalan itu dipasang traffic count.
"Secara umum pelaksanaan uji coba berjalan lancar tapi ada beberapa hal minor yang harus di antisipasi terutama masyarakat yang dari jalan kecil biasanya langsung motong harus cari puteran dulu ini akan disiapkan ada dua tirik sebelah sana terutama di Jalan Cianjur," kata Kabid Lalu Lintas Dishub Jabar Agus Pribadi kepada detikJabar, Senin (22/8/2022).
Terkait kendaraan dari arah Jalan Laswi menuju Jalan Sukabumi, Agus menyebut masih banyak pengendara yang ragu.
"Alhamdulillah lancar karena intinya ini belum teruji karena sebagian besar ini hari pertama meski udah sosialisasi masyarakat sendiri belum terlalu yakin belok ke sini tapi kita lihat Seminggu ini," ujarnya.
Saat disinggung terkait kemacetan di Jalan Jakarta apakah ada pengaruhnya dengan rekayasa lalu lintas ini, Agus menyebut todak ada. Adanya penyempitan ruas jalan di Jalan Jakarta membuat kemacetan di jalan itu.
"Di jalan jakarta sehari-hari seperti itu (padat) dari awal (penyempitan jalur) tanpa di rekayasa juga," tuturnya
"Ada beberapa tahap, ini tahap pertama di mana kita melakukan manajemen rekayasa lalu lintas ini tanpa mengubah struktur geomitrik jalan ke depan akan tahap lanjutan perlu ada perbaikan modifikasi geometrik sarana prasaran jalan. Misal ada pelebaran jalan penutupan median dan seterusnya," tambahnya.
Disinggung kembali, terkait urgensi rekayasa lalu lintas ini, Agus menyebut ingin memecahkan kemacetan.
"Kita ingin memecah kemacetan arus lalu lintas, dengan ada flyover terus semakin hari jumlah kendaraan banyak ini harus diantisipasi untuk mendistribusikan arus lalu lintas supaya biar merapat selama ini di Jalan Sukabumi kalau satu arah lengang sedangkan jalan lain cukup besar sehingga ini kita coba distribusikan beban jalan ke pada jalan-jalan yang bebannya belum berat, sedikit-sedikit kalau dihajar semua masyarakat bingung terutama yang punya usaha dan kita punya keterbatasan anggaran soal geomitrik jalan," jelasnya.
(wip/dir)