Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, denotasi adalah kelompok kata atau makna kata yang didasarkan atas penunjukan yang tegas pada sesuatu di luar bahasa, atau sesuatu yang didasarkan atas konvensi tertentu dan sifatnya objektif. Supaya lebih jelas, simak ulasan di bawah ini yang membahas tentang pengertian denotasi beserta ciri-ciri dan contohnya!
Pengertian Denotasi
Berdasarkan jurnal yang diunduh di laman Universitas Muhammadiyah Surakarta, denotasi adalah makna dalam kata yang sifatnya wajar dan eksplisit. Dalam hal ini, wajar yang dimaksudkan merujuk pada makna apa adanya. Denotasi juga diartikan sebagai pengertian yang dikandung oleh kata secara objektif dan disebut sebagai makna konseptual, makna denotatif, dan merujuk pada apa yang diyakini akal sehat.
Ciri-ciri Denotasi
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ciri-ciri denotasi adalah:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Makna dalam yang sifatnya wajar, eksplisit dan apa adanya.
- Makna berdasarkan hasil observasi
- Makna yang menunjuk pada makna atau acuan dasarnya
Perlu diketahui bahwa denotasi berbeda dengan konotasi. Perbedaan tersebut terletak pada kegunaannya. Kata-kata bermakna konotatif sering dipakai untuk karya ilmiah dan kata-kata konotasi pada umumnya digunakan dalam karya sastra.
Misalnya, arti kata kambing hitam dalam denotasi diartikan sebagai seekor kambing (hewan) yang berwarna hitam. Sedangkan dalam makna konotasi, kambing hitam dapat diartikan sebagai makna yang tidak sebenarnya atau kiasan.
Contoh Kalimat Denotasi
Kalimat denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan makna kamus dan makna sebenarnya. Berikut adalah contoh kalimat denotasi yang sebagian dilansir dari laman resmi MTSN 10 Tanah Datar:
- Semut naik ke atas daun untuk mengambil makanan yang ada di atas daun.
- Anisa sedang mengumpulkan daun-daun yang berguguran.
- Tangan kiri Bobi terkilir.
- Reza menjual kambing hitam milik ayahnya.
- Beras yang dibeli Ibu banyak mengandung kutu.
- Asel memiliki tangan panjang, karena berdasarkan ukuran tangannya lebih panjang dibanding manusia pada umumnya.
- Kumbang Banteng adalah hewan yang kepalanya keras.
- Tahukah kamu, bahwa belalang memiliki darah berwarna biru? Kondisi tersebut secara ilmiah disebut hemosianin.
- Wajah tebal bisa disebabkan karena penyakit kulit.
- Ayah sedang membanting tulang sapi yang disembelihnya.
- Tulang rusuk adalah bagian organ manusia yang berfungsi untuk melindungi organ vital di dalam rongga dada.
- Bayi itu suka sekali menggigit jari.
- Ayah berniat untuk ternak sapi perah.
- Sawah itu tidak sengaja terbakar ketika anak-anak bermain api.
- Tidak sengaja terkena bola, kaca di rumahku hancur berkeping-keping.
- Tanaman padi di sawah Bapak masih hijau.
- Sungai belakang rumah meluap akibat hujan badai,
- Kayak duduk di kursi empuk yang terbuat dari bahan berkualitas.
- Nenek suka sekali duduk di kursi goyang.
- Pak Hadi menggulung tikar setelah selesai berjualan.
- Warga Desa Balai berhasil menangkap pencuri kambing.
- Minuman ini terasa pahit di mulut.
Berdasarkan contoh kalimat denotasi di atas, dapat ditemukan perbedaannya. Jika dalam kalimat denotasi darah biru disebut sebagai darah yang benar-benar berwarna biru, kata darah biru juga dapat dikonotasikan sebagai kaum bangsawan dan orang-orang terpandang. Begitu juga dengan istilah "bermain api", dalam artian kata denotasi, bermain api benar-benar sedang bermain dengan api yang menyala. Berbeda dengan arti lain dari "bermain api" yang dimaknai kiasan sebagai melakukan sesuatu yang berbahaya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa denotasi merujuk pada sekelompok kata yang sifatnya wajar, apa adanya, dan sesuai dengan arti yang sebenarnya. Semoga informasi di atas bermanfaat dan membantu kamu dalam menentukan dan membuat kalimat yang sifatnya denotatif. Selamat mencoba, ya!
(des/jsn)