Suasana duka masih menyelimuti warga Kampung Gunung Bubut RT 02 RW 04 Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis (18/8/2022).
Di jalan hotmix Kampung Gunung Bubut yang memiliki lebar tak lebih dari 3 meter ini, Rini (29) warga setempat meninggal dunia. Dia jatuh tersungkur saat mengikuti lomba balap karung dalam peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Kami tak menyangka bisa sampai terjadi musibah ini," kata Bayu, ketua pemuda kampung setempat sekaligus panitia lomba.
Bayu mengatakan saat itu sebenarnya belum memasuki jadwal kegiatan lomba untuk ibu-ibu. Tapi korban sempat meminta kepada dirinya, agar lomba untuk ibu-ibu didahulukan.
"Sebenarnya belum jadwal lomba ibu-ibu, tapi korban minta lomba ibu-ibu didahulukan. Katanya takut anak bayinya keburu bangun," kata Bayu.
Menjelang tengah hari atau selepas pukul 11.00, dia akhirnya menggelar lomba balap karung untuk ibu-ibu, menyela rangkaian kegiatan lomba untuk anak-anak.
"Nah di garis start korban juga sempat diingatkan untuk tidak ikut lomba. Bahkan katanya ada yang mau menggantikan," ujar Bayu.
Bayu juga mengatakan lomba balap karung itu hanya sejalan atau dari start sampai finish. Tidak bolak-balik kembali ke garis start.
"Tapi sebelum kejadian korban seperti berputar mau balik lagi, sebelum akhirnya terjatuh. Padahal lomba itu hanya sejalan, bahkan untuk anak-anak hanya separuhnya," kata Bayu.
Bayu juga mengatakan sesaat setelah korban terjatuh, kemeriahan berubah menjadi kepanikan. Korban langsung dibawa ke klinik terdekat, namun nyawanya tak tertolong.
Diberitakan sebelumnya, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya meninggal dunia setelah terjatuh saat mengikuti perlombaan balap karung, Rabu (17/8/2022) siang.
Korban bernama Rini (29) warga Kampung Gunung Bubut, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Di jalan aspal, Rini beradu cepat saat balap karung bersama dua peserta lainnya. Di tengah riuh penonton dan pembawa acara yang menyemangati lewat pengeras suara, korban tampak gesit. Dia berhasil menjadi yang terdepan.
Petaka terjadi saat korban telah menuntaskan separuh perlombaan dan melakukan gerakan memutar. Baru saja satu lompatan, Rini tersungkur. Ironisnya bagian kepala korban yang pertama membentur aspal. Tangannya tak sempat menahan atau melindungi kepala karena masih memegangi ujung karung.
Pihak keluarga menerima musibah ini dengan lapang dada. Mereka tidak akan menuntut siapapun atas meninggalnya Rini.
(orb/orb)
