Menyusuri Jalan Bertema Kemerdekaan di Kota Bandung

Menyusuri Jalan Bertema Kemerdekaan di Kota Bandung

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 17 Agu 2022 05:30 WIB
Jalan bertema kemerdekaan di Kota Bandung.
Jalan bertema kemerdekaan di Kota bandung. (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)
Bandung -

Bangsa Indonesia akan memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan. Tak terkecuali di Bandung, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia juga dirayakan dengan gegap gempita.

Nah, jika sedang berkunjung ke Kota Bandung, ada sejumlah ruas jalan bertema kemerdekaan di Ibu Kota Provinsi Jawa barat tersebut. Jalan-jalan ini bahkan punya historis panjang dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia di wilayah Kota Bandung.

Dari hasil penelusuran, setidaknya ada enam ruas jalan bertema kemerdekaan yang dirangkum detikJabar. Berikut rangkumannya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Jalan Perintis Kemerdekaan

Perjalanan pertama dimulai dari Jalan Perintis Kemerdekaan. Berdasarkan data, jalan ini membentang sepanjang 0,4 kilometer.

Penamaan jalan ini rupanya memiliki sejarah dalam perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Sebab di jalan ini, berdiri sebuah bangunan berupa Gedung Indonesia Menggugat yang pernah menjadi tempat pengadilan kolonial (Landraad) terhadap sang Proklamator Indonesia Soekarno.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari laman Balai Bahasa Jabar, Bung Karno bersama ketiga rekannya diadili Belanda pada tahun 1930. Di gedung inilah, Bung Karno menyampaikan pledoi yang ia beri judul Indonesia Menggugat. Pidato pembelaan seorang Bung Karno muda dalam memperjuangkan harkat dan martabat Bangsa Indonesia.

Nama Indonesia Menggugat pun disematkan pada gedung di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung. Gedung Ex-Landraad ini kemudian diresmikan sebagai ruang publik dan dinamakan Gedung Indonesia Menggugat (GIM).

2. Jalan Merdeka

Jalan Merdeka dulunya bernama Schoolweg atau Merdekaweg. Jalan ini membentang sepanjang 1 kilometer di Kota Bandung.

Perubahan nama jalan ini dilakukan Bupati Bandung R. A. A Martanegara yang kala itu mengganti Schoolweg atau Merdekaweg. Berhubung di sekitar jalan ini terdapat lio atau tempat membuat genteng dan batu bata, R.A.A. Martanegara memberi nama pertama jalan ini dengan nama Jalan Merdeka Lio.

Seiring berjalan waktu, Jalan Merdeka Lio kemudian berganti kembali menjadi Jalan Merdeka. Kini selain terdapat sejumlah kantor pemerintahan, di sekitar jalan ini juga terdapat bangunan sekolah, pusat peribadatan hingga mal hingga hotel di Kota Bandung.

3. Jalan Pelajar Pejuang 45

Menyusuri jalan bertema kemerdekaan di Kota Bandung selanjutnya yaitu Jalan Pelajar Pejuang 45. Jalan ini membentang sepanjang 1,6 kilometer.

Menurut catatan detikJabar, Pelajar Pejuang 45 diambil dari nama wadah perjuangan Bangsa Indonesia melawan Belanda di Bandung kala itu. Patung Pemuda Pelajar Pejuang 45 bahkan diletakkan di Jalan Perintis Kemerdekaan untuk mengenang perjuangan mereka melawan penjajah.

Jalan Pelajar Pejuang 45 dulunya disebut Jalan Lingkar Selatan yang terhubung dengan Jalan Laswi, Jalan Peta dan Jalan BKR. Empat eksponen ini diketahui merupakan pusat pertahanan dan keamanan yang getol melakukan perlawanan kepada Belanda.

Disebut Jalan Lingkar Selatan karena jalan tersebut melingkar cukup panjang mulai dari perempatan Jalan Pasir Koja dengan Jalan Jamika, sampai perempatan Jalan Jend A Yani dengan Jalan LLRE Martadinata. Jalan ini kemudian berubah menjadi empat nama jalan yang didasarkan pada catatan sejarah perjuangan di sekitar jalan atau jalan tersebut.

Untuk pembahasan tentang Jalan Laswi, Jalan Peta dan Jalan BKR akan diulas di poin selanjutnya.

4. Jalan Laswi

Mungkin belum banyak yang tahu penamaan Jalan Laswi berasal dari singkatan Laskar Wanita. Laskar ini didirikan di Bandung pada 12 Oktober 1945 atas inisiasi Sumarsih Yati Arudji Kartawinata.

Jalan Laswi membentang sepanjang 1,17 kilometer. Seperti yang disebutkan sebelumnya, Jalan Laswi dahulunya terhubung dengan Jalan Pelajar Pejuang 45, Jalan Peta dan Jalan BKR dengan sebutan Jalan Lingkar Selatan.

Dilansir dari laman resmi Pemkot Bandung, Laswi atau Laskar Wanita merupakan gabungan dari Barisan Srikandi dan Pemuda Putri (PPI). Anggotanya sangat beragam mulai dari gadis, ibu rumah tangga, hingga para janda. Mereka umumnya berumur 18 tahun.

Laskar Wanita dibentuk untuk membantu pergerakan para pejuang melawan sekutu. Peran Laskar Wanita pada saat itu adalah bertempur bersama pejuang-pejuang pria, melakukan kegiatan sosial, dan terkadang ditugaskan sebagai intel.

Untuk mengenang perjuangan para Laskar Wanita, dibuatlah sebuah monument Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung. Monumen ini pun dapat dengan mudah ditemukan dengan sosok seorang wanita berambut kepang sembari mengangkat senjata dengan gagah berani.

5. Jalan BKR

Jalan ini membentang sepanjang 2,187 kilometer. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, jalan ini tadinya bernama Jalan Lingkar Selatan bersama dengan Jalan Pelajar Pejuang 45, Jalan Laswi dan Jalan Peta.

Berdasarkan catatan detikJabar, BKR merujuk pada singkatan Badan Keamanan Rakyat di Bandung. Di markasnya dulu di Jalan Kepatihan, para anggota BKR konon telah mencetuskan ide awal Bandung Lautan Api pada tahun 1945-1946.

6. Jalan Peta

Jalan Peta di Bandung merujuk kepada singkatan nama Pembela Tanah Air, tentara sukarela atau komponen militer bentukan Jepang kala itu. Peta ini menjadi cikal bakal lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Jalan Peta di Bandung membentang sepanjang 2,475 kilometer. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Jalan Peta dulu merupakan Jalan Lingkar Selatan yang tergabung dengan Jalan Pelajar Pejuang 45, Jalan Laswi dan Jalan BKR di Kota Bandung.

Halaman 2 dari 2
(ral/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads