Siklus Akuntansi Adalah: Pengertian, Tahapan, dan Contohnya

Siklus Akuntansi Adalah: Pengertian, Tahapan, dan Contohnya

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang, Stefani Ditamei - detikJabar
Selasa, 16 Agu 2022 10:20 WIB
Ilustrasi tips keuangan atau resesi
Ilustrasi menyusun siklus akuntansi. Foto: Getty Images/iStockphoto/PRImageFactory

Siklus akuntansi merupakan proses dari akuntansi yang mungkin belum diketahui atau dimengerti banyak orang. Dalam sebuah siklus akuntansi, ada sejumlah tahapan yang perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Yuk, simak penjelasan berikut ini!

Pengertian Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah sebuah proses akuntansi yang mencatat berbagai bukti transaksi keuangan secara teratur untuk dijadikan sebuah laporan atau informasi akuntansi dalam kurun waktu tertentu.

Sementara itu, Dina Fitria menjelaskan siklus akuntansi sebagai bagian dari kegiatan akuntansi yang berupa pencatatan, pengelompokan, dan peringkasan data keuangan yang telah diproses sebelumnya dan pelaporan yang dimulai saat terjadinya transaksi dalam sebuah entitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahapan Siklus Akuntansi

Terdapat setidaknya delapan tahapan dalam sebuah siklus akuntansi. Tahapan-tahapan ini perlu diterapkan secara tepat untuk menghindari ketidakseimbangan pengeluaran dan pemasukan. Berikut adalah penjelasannya:

1. Menganalisis Transaksi

Tahap pertama dari siklus akuntansi adalah mengamati setiap transaksi yang terjadi dalam satu periode pada suatu entitas (unit usaha). Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan transaksi yang berpengaruh besar terhadap keuangan entitas atau unit usaha.

ADVERTISEMENT

2. Mencatat Transaksi

Tahap selanjutnya dari siklus akuntansi adalah mencatat transaksi yang telah dianalisis sebelumnya sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi ke dalam suatu jurnal.

3. Membuat Buku Besar

Dalam tahapan ini, transaksi yang sebelumnya disusun di dalam jurnal dipindahkan ke dalam buku besar. Pemindahannya disesuaikan dengan daftar susunan rekening buku besar.

4. Membuat Neraca Saldo

Tahapan keempat adalah membuat nerasa saldo. Sama seperti sebelumnya, saldo-saldo yang dimasukkan ke dalam buku besar dipindahkan kembali ke neraca saldo untuk melihat kesamaan saldo antara debet dan kredit.

5. Membuat Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian dilakukan untuk melihat adanya transaksi yang belum tercatat di akhir periode akuntansi atau transaksi lainnya yang perlu disesuaikan. Misal, ada kesalahan perhitungan dalam pembelian perlengkapan.

6. Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Dalam tahap keenam ini, akuntan perlu membuat neraca saldo yang saldo-saldonya telah disesuaikan dalam jurnal penyesuaian.

7. Membuat Laporan Keuangan

Setelah melihat hasil dari neraca saldo setelah penyesuaian, siklus akuntansi dilanjutkan dengan laporan keuangan yang menunjukkan laba rugi, perubahan modal, arus kas, dan neraca.

8. Membuat Jurnal Penutup

Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah pembuatan jurnal penutup. Fungsi dari jurnal penutup adalah menutup akun nominal seperti pendapatan, beban, dan deviden menjadi nol.

Jenis Siklus Akuntansi

Mengutip zahiraccounting.com, jenis siklus akuntansi dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan produk yang dijualnya, yaitu:

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Siklus akuntansi perusahaan dagang adalah siklus akuntansi yang menjadikan barang fisik sebagai produk utama dalam catatan keuangan.

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Pada siklus akuntansi perusahaan jasa, produk utama dalam catatan keuangannya adalah sebuah jasa.

Secara umum, siklus akuntansi perusahaan jasa ataupun perusahaan dagang tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya memerlukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal, pencatatan ke dalam buku besar, hingga akhirnya ditutup dengan jurnal penutup sebagai tahap akhir dalam siklus akuntansi.

Contoh siklus akuntansi

Berikut adalah contoh siklus akuntansi yang diambil dari buku Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik:

- Aset/Aktiva = Modal (Rp100.000 = Rp100.000)

- Aset/Aktiva = Utang + Modal (Rp100.000 = Rp50.000 + Rp50.000)

- Modal = Aset - Utang (Rp50.000 = Rp100.000 - Rp50.000)

- Utang = Aset - Modal (Rp50.000 = Rp100.000 - Rp50.000)

Guntur, SE, Akt adalah staf bagian keuangan LSM Ayo Bangkit. Guntur SE, Akt mencatat setiap transaksi berikut selama bulan pertama tahun 2020/2021.

a. Transaksi pertama adalah Guntur, SE, Akt menyetor Rp10.000 ke rekening bank atas nama LSM Ayo Bangkit. Akibatnya, terjadi penambahan aktiva atau kas sebesar Rp10.000 pada satu sisi persamaan dan penambahan modal pada sisi lainnya dengan jumlah yang sama:

AktivaEkuisitas
Kas=Ekuisitas
Rp 10.000Rp 10.000

b. Transaksi Guntur, SE, Akt berikutnya adalah LSM Ayo Bangkit membeli sebidang tanah di seberang jalan gedung mereka dan dibayar tunai Rp7.500. Transaksi ini mengubah komposisi aktiva, tetapi tidak mengubah jumlah totalnya

AktivaEkuisitas
Kas + TanahKas+Tanah=Ekuisitas LSM Ayo Bangkit
SaldoRp 10.000Rp 10.000
(b)-7.5007.500
SaldoRp 2.5007.500=Rp 10.000

c. Selama bulan berjalan, Guntur, SE, Akt membeli bensin, aki, dan lainnya untuk kendaraan inventaris Ketua LSM sebesar Rp 850 dari sejumlah pemasok dan setuju membayar dalam waktu dekat. Transaksi ini disebut pembelian secara kredit dan kewajiban membayar yang timbul disebut utang. Barang-barang yang akan habis pakai dinamakan beban bayar di muka atau aktiva.

Umumnya, setiap pembelian harus dicatat pada saat pembelian dilakukan dan memerlukan catatan terpisah untuk setiap kreditor. Namun, pembelian kali ini dicatat dalam satu jumlah sekaligus. Akibatnya, aktiva dan kewajiban bertambah masing-masing sebesar Rp 850

AktivaKewajiban+Ekuisitas
Kas+Perlengkapan+TanahUtang+Ekuisitas LSM Ayo Bangkit
Saldo2.5007.500=10.000
(c)+850+850
Saldo2.500+8507.500+85010.000

d. Dibayarkan kepada kreditor Rp 400 yang berarti menguraikan aktiva atau kewajiban

AktivaKewajiban+Ekuisitas
Kas+Perlengkapan+TanahUtang+Ekuisitas LSM Ayo Bangkit
Saldo2.5008507.500=85010.000
(d)-400-400
Saldo2.1008507.50045010.000

e. Dalam bulan pertama tahun 2020, LSM Ayo Bangkit mendapat pendapatan dari iuran anggota sebesar Rp 4.500 secara tunai untuk pembangunan gedung. Akibatnya, kas bertambah Rp 4.500 dan ekuitas LSM Ayo Bangkit bertambah dengan jumlah yang sama. Dampaknya pada persamaan akuntansi adalah berikut

AktivaKewajiban+Ekuisitas
Kas+Perlengkapan+Tanah=Utang+Ekuisitas LSM Ayo Bangkit
Saldo2.1008507.50045010.000
(e)+4.500+4.500 dari anggota
Saldo6.6008507.50045014.500

f. Jumlah aktiva yang dikonsumsi atau jasa yang dipakai dalam proses menghasilkan pendapatan disebut beban. Beban dalam hal ini mencakup perlengkapan yang digunakan, upah pegawai, serta aktiva dan jasa lain yang digunakan untuk lembaga. Sejumlah beban yang terjadi dan dibayarkan selama bulan bersangkutan adalah upah karyawan Rp 1.125, sewa komputer Rp 850, prasarana Rp 150, dan rupa-rupa Rp 75. Pengaruhnya dalam transaksi adalah mengurangi kas dan ekuitas LSM Ayo Bangkit:

AktivaKewajiban+Ekuisitas
SaldoKas+Perlengkapan+Tanah=Utang+Ekuisitas LSM Ayo Bangkit
(f)6.6008507.50045014.500
-2.200-1.125 beban upah
-850 beban sewa
-150 beban listrik/prasarana
-75 beban rupa-rupa
Saldo4.4008507.50045012.300

g. Pada akhir bulan, nilai perlengkapan yang masih ada ditentukan Rp 250, yang berarti selebihnya telah dipergunakan dalam operasi lembaga (Rp 850-Rp 250). Berkurangnya perlengkapan dan ekuitas LSM Ayo Bangkit sebesar Rp 600 ditunjukkan sebagai berikut:

AktivaKewajiban+Ekuisitas
Kas+Perlengkapan+Tanah=Utang+Ekuisitas LSM Ayo Bangkit
Saldo4.4008507.50045012.300
(g)-600-600 beban perlengkapan
Saldo4.4002507.50045011.700

h. Pada akhir bulan, Guntur, SE, Akt menarik Rp 1.000 dari kas untuk keperluan pribadi dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan. Transaksi ini merupakan kebalikan dari investasi pada LSM. Saldo persamaan sekaligus saldo akhir dari penarikan Rp 1.000 adalah

Aktiva Kewajiban+Ekuisitas
Kas+Perlengkapan+Tanah=Utang+Ekuisitas LSM Ayo Bangkit
Saldo4.400 250 7.500 450 11.700
(h)-1.100 -1.000 prive untuk lembaga
Saldo3.300 250 7.500 450 10.700

Itulah penjelasan mengenai siklus akuntansi, yaitu proses akuntansi yang mencatat segala bukti transaksi keuangan secara sistematis untuk dijadikan sebuah laporan keuangan perusahaan. Siklus akuntansi terdiri dari delapan tahapan yang perlu dilakukan untuk melihat kondisi keuangan suatu perusahaan.




(des/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads