- Pengertian Siklus Akuntansi
- Tahapan Siklus Akuntansi 1. Menganalisis Transaksi 2. Mencatat Transaksi 3. Membuat Buku Besar 4. Membuat Neraca Saldo 5. Membuat Jurnal Penyesuaian 6. Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian 7. Membuat Laporan Keuangan 8. Membuat Jurnal Penutup
- Jenis Siklus Akuntansi Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
- Contoh siklus akuntansi
Siklus akuntansi merupakan proses dari akuntansi yang mungkin belum diketahui atau dimengerti banyak orang. Dalam sebuah siklus akuntansi, ada sejumlah tahapan yang perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Pengertian Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah sebuah proses akuntansi yang mencatat berbagai bukti transaksi keuangan secara teratur untuk dijadikan sebuah laporan atau informasi akuntansi dalam kurun waktu tertentu.
Sementara itu, Dina Fitria menjelaskan siklus akuntansi sebagai bagian dari kegiatan akuntansi yang berupa pencatatan, pengelompokan, dan peringkasan data keuangan yang telah diproses sebelumnya dan pelaporan yang dimulai saat terjadinya transaksi dalam sebuah entitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahapan Siklus Akuntansi
Terdapat setidaknya delapan tahapan dalam sebuah siklus akuntansi. Tahapan-tahapan ini perlu diterapkan secara tepat untuk menghindari ketidakseimbangan pengeluaran dan pemasukan. Berikut adalah penjelasannya:
1. Menganalisis Transaksi
Tahap pertama dari siklus akuntansi adalah mengamati setiap transaksi yang terjadi dalam satu periode pada suatu entitas (unit usaha). Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan transaksi yang berpengaruh besar terhadap keuangan entitas atau unit usaha.
2. Mencatat Transaksi
Tahap selanjutnya dari siklus akuntansi adalah mencatat transaksi yang telah dianalisis sebelumnya sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi ke dalam suatu jurnal.
3. Membuat Buku Besar
Dalam tahapan ini, transaksi yang sebelumnya disusun di dalam jurnal dipindahkan ke dalam buku besar. Pemindahannya disesuaikan dengan daftar susunan rekening buku besar.
4. Membuat Neraca Saldo
Tahapan keempat adalah membuat nerasa saldo. Sama seperti sebelumnya, saldo-saldo yang dimasukkan ke dalam buku besar dipindahkan kembali ke neraca saldo untuk melihat kesamaan saldo antara debet dan kredit.
5. Membuat Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dilakukan untuk melihat adanya transaksi yang belum tercatat di akhir periode akuntansi atau transaksi lainnya yang perlu disesuaikan. Misal, ada kesalahan perhitungan dalam pembelian perlengkapan.
6. Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Dalam tahap keenam ini, akuntan perlu membuat neraca saldo yang saldo-saldonya telah disesuaikan dalam jurnal penyesuaian.
7. Membuat Laporan Keuangan
Setelah melihat hasil dari neraca saldo setelah penyesuaian, siklus akuntansi dilanjutkan dengan laporan keuangan yang menunjukkan laba rugi, perubahan modal, arus kas, dan neraca.
8. Membuat Jurnal Penutup
Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah pembuatan jurnal penutup. Fungsi dari jurnal penutup adalah menutup akun nominal seperti pendapatan, beban, dan deviden menjadi nol.
Jenis Siklus Akuntansi
Mengutip zahiraccounting.com, jenis siklus akuntansi dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan produk yang dijualnya, yaitu:
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi perusahaan dagang adalah siklus akuntansi yang menjadikan barang fisik sebagai produk utama dalam catatan keuangan.
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Pada siklus akuntansi perusahaan jasa, produk utama dalam catatan keuangannya adalah sebuah jasa.
Secara umum, siklus akuntansi perusahaan jasa ataupun perusahaan dagang tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya memerlukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal, pencatatan ke dalam buku besar, hingga akhirnya ditutup dengan jurnal penutup sebagai tahap akhir dalam siklus akuntansi.
Contoh siklus akuntansi
Berikut adalah contoh siklus akuntansi yang diambil dari buku Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik:
- Aset/Aktiva = Modal (Rp100.000 = Rp100.000)
- Aset/Aktiva = Utang + Modal (Rp100.000 = Rp50.000 + Rp50.000)
- Modal = Aset - Utang (Rp50.000 = Rp100.000 - Rp50.000)
- Utang = Aset - Modal (Rp50.000 = Rp100.000 - Rp50.000)
Guntur, SE, Akt adalah staf bagian keuangan LSM Ayo Bangkit. Guntur SE, Akt mencatat setiap transaksi berikut selama bulan pertama tahun 2020/2021.
a. Transaksi pertama adalah Guntur, SE, Akt menyetor Rp10.000 ke rekening bank atas nama LSM Ayo Bangkit. Akibatnya, terjadi penambahan aktiva atau kas sebesar Rp10.000 pada satu sisi persamaan dan penambahan modal pada sisi lainnya dengan jumlah yang sama:
Aktiva | Ekuisitas | |
Kas | = | Ekuisitas |
Rp 10.000 | Rp 10.000 |
b. Transaksi Guntur, SE, Akt berikutnya adalah LSM Ayo Bangkit membeli sebidang tanah di seberang jalan gedung mereka dan dibayar tunai Rp7.500. Transaksi ini mengubah komposisi aktiva, tetapi tidak mengubah jumlah totalnya
Aktiva | Ekuisitas | ||||
Kas + Tanah | Kas | + | Tanah | = | Ekuisitas LSM Ayo Bangkit |
Saldo | Rp 10.000 | Rp 10.000 | |||
(b) | -7.500 | 7.500 | |||
Saldo | Rp 2.500 | 7.500 | = | Rp 10.000 |
c. Selama bulan berjalan, Guntur, SE, Akt membeli bensin, aki, dan lainnya untuk kendaraan inventaris Ketua LSM sebesar Rp 850 dari sejumlah pemasok dan setuju membayar dalam waktu dekat. Transaksi ini disebut pembelian secara kredit dan kewajiban membayar yang timbul disebut utang. Barang-barang yang akan habis pakai dinamakan beban bayar di muka atau aktiva.
Umumnya, setiap pembelian harus dicatat pada saat pembelian dilakukan dan memerlukan catatan terpisah untuk setiap kreditor. Namun, pembelian kali ini dicatat dalam satu jumlah sekaligus. Akibatnya, aktiva dan kewajiban bertambah masing-masing sebesar Rp 850
Aktiva | Kewajiban | + | Ekuisitas | ||||||
Kas | + | Perlengkapan | + | Tanah | Utang | + | Ekuisitas LSM Ayo Bangkit | ||
Saldo | 2.500 | 7.500 | = | 10.000 | |||||
(c) | +850 | +850 | |||||||
Saldo | 2.500 | +850 | 7.500 | +850 | 10.000 |
d. Dibayarkan kepada kreditor Rp 400 yang berarti menguraikan aktiva atau kewajiban
Aktiva | Kewajiban | + | Ekuisitas | ||||||
Kas | + | Perlengkapan | + | Tanah | Utang | + | Ekuisitas LSM Ayo Bangkit | ||
Saldo | 2.500 | 850 | 7.500 | = | 850 | 10.000 | |||
(d) | -400 | -400 | |||||||
Saldo | 2.100 | 850 | 7.500 | 450 | 10.000 |
e. Dalam bulan pertama tahun 2020, LSM Ayo Bangkit mendapat pendapatan dari iuran anggota sebesar Rp 4.500 secara tunai untuk pembangunan gedung. Akibatnya, kas bertambah Rp 4.500 dan ekuitas LSM Ayo Bangkit bertambah dengan jumlah yang sama. Dampaknya pada persamaan akuntansi adalah berikut
Aktiva | Kewajiban | + | Ekuisitas | ||||||
Kas | + | Perlengkapan | + | Tanah | = | Utang | + | Ekuisitas LSM Ayo Bangkit | |
Saldo | 2.100 | 850 | 7.500 | 450 | 10.000 | ||||
(e) | +4.500 | +4.500 dari anggota | |||||||
Saldo | 6.600 | 850 | 7.500 | 450 | 14.500 |
f. Jumlah aktiva yang dikonsumsi atau jasa yang dipakai dalam proses menghasilkan pendapatan disebut beban. Beban dalam hal ini mencakup perlengkapan yang digunakan, upah pegawai, serta aktiva dan jasa lain yang digunakan untuk lembaga. Sejumlah beban yang terjadi dan dibayarkan selama bulan bersangkutan adalah upah karyawan Rp 1.125, sewa komputer Rp 850, prasarana Rp 150, dan rupa-rupa Rp 75. Pengaruhnya dalam transaksi adalah mengurangi kas dan ekuitas LSM Ayo Bangkit:
Aktiva | Kewajiban | + | Ekuisitas | ||||||
Saldo | Kas | + | Perlengkapan | + | Tanah | = | Utang | + | Ekuisitas LSM Ayo Bangkit |
(f) | 6.600 | 850 | 7.500 | 450 | 14.500 | ||||
-2.200 | -1.125 beban upah | ||||||||
-850 beban sewa | |||||||||
-150 beban listrik/prasarana | |||||||||
-75 beban rupa-rupa | |||||||||
Saldo | 4.400 | 850 | 7.500 | 450 | 12.300 |
g. Pada akhir bulan, nilai perlengkapan yang masih ada ditentukan Rp 250, yang berarti selebihnya telah dipergunakan dalam operasi lembaga (Rp 850-Rp 250). Berkurangnya perlengkapan dan ekuitas LSM Ayo Bangkit sebesar Rp 600 ditunjukkan sebagai berikut:
Aktiva | Kewajiban | + | Ekuisitas | |||||
Kas | + | Perlengkapan | +Tanah | = | Utang | + | Ekuisitas LSM Ayo Bangkit | |
Saldo | 4.400 | 850 | 7.500 | 450 | 12.300 | |||
(g) | -600 | -600 beban perlengkapan | ||||||
Saldo | 4.400 | 250 | 7.500 | 450 | 11.700 |
h. Pada akhir bulan, Guntur, SE, Akt menarik Rp 1.000 dari kas untuk keperluan pribadi dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan. Transaksi ini merupakan kebalikan dari investasi pada LSM. Saldo persamaan sekaligus saldo akhir dari penarikan Rp 1.000 adalah
Aktiva | Kewajiban | + | Ekuisitas | ||||||
Kas | + | Perlengkapan | + | Tanah | = | Utang | + | Ekuisitas LSM Ayo Bangkit | |
Saldo | 4.400 | 250 | 7.500 | 450 | 11.700 | ||||
(h) | -1.100 | -1.000 prive untuk lembaga | |||||||
Saldo | 3.300 | 250 | 7.500 | 450 | 10.700 |
Itulah penjelasan mengenai siklus akuntansi, yaitu proses akuntansi yang mencatat segala bukti transaksi keuangan secara sistematis untuk dijadikan sebuah laporan keuangan perusahaan. Siklus akuntansi terdiri dari delapan tahapan yang perlu dilakukan untuk melihat kondisi keuangan suatu perusahaan.
(des/row)