Bharada Richard Eliezer diperintah Mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo untuk mengisi penuh magasin pistol glock 17 miliknya sebelum mengeksekusi Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Berdasarkan informasi yang didapatkan detikcom, rencana untuk membunuh Yoshua terjadi di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jl Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Detik-detik Sebelum Pembunuhan
Ferdy bersama sejumlah ajudan diketahui tiba lebih dulu di rumah pribadinya. Selanjutnya rombongan dari Magelang tiba, yakni Putri Chandrawathi, Bharada Richard Eliezer, Brigadir Ricky Rizal, Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat, Kuat Ma'ruf, dan Susi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferdy Sambo pun langsung menemui istrinya untuk mengonfirmasi mengenai peristiwa yang disebut sebagai peristiwa pelecehan di Magelang. Diduga, Ferdy mendapat informasi awal dari Kuat pada malam sebelumnya.
Setelah itu, di lantai 3 rumah Saguling, Ferdy Sambo memanggil Ricky dan menyampaikan bahwa istrinya telah dilecehkan. Ferdy Sambo kemudian meminta kesediaan Ricky untuk membunuh Yoshua, namun Ricky menolak. Kemudian Ferdy Sambo meminta Ricky memanggil Richard Eliezer.
Ferdy Sambo Perintahkan Richard
Kepada Richard, Ferdy Sambo tak lagi bertanya soal kesediaan menembak. Ferdy Sambo langsung menyuruh Richard mengisi penuh magasin Glock 17 yang biasa dibawanya. Mantan Dirtipidum Mabes Polri ini juga memberi instruksi kepada Richard agar menembak Yoshua begitu diperintahkan.
Sembari Richard mengisi magasin Glock 17 yang dibawanya, Ferdy meminta Ricky mengambil pistol HS yang biasa dibawa oleh Yoshua. Pistol itu ada di salah satu mobil yang terparkir di garasi. Ferdy juga meminta magasin pistol HS itu diisi penuh. Setelah magasin terisi, pistol itu dibawa oleh Ferdy Sambo.
Setelah rencana dibuat, rombongan Putri Chandrawathi, yang disertai Ricky, Kuat dan Yoshua, lalu bergerak dari rumah pribadi ke rumah dinas Ferdy Sambo yang jaraknya kurang lebih 500 meter. Tak lama kemudian, Ferdy Sambo bersama rombongan yang membawanya dari Mabes Polri bergerak menuju rumah dinas.
Ferdy Sambo Pakai Sarung Tangan
Sebelum memasuki rumah dinas, Ferdy Sambo mengenakan sarung tangan warna gelap. Bersarung tangan dan membawa pistol HS 9, Ferdy Sambo mengendap-endap masuk ke dalam rumah.
Salah seorang saksi yang saat itu berada tak jauh dari rumah melihat pistol tersebut sempat terjatuh, lalu dipungut oleh Ferdy Sambo. Sambo tak menyadari aksinya memungut kembali pistol yang terjatuh dilihat oleh seorang saksi.
Kemudian berlanjut ke dalam rumah dinas. Di ruangan tengah rumah dinas itu awalnya ada Ferdy Sambo, Richard, Ricky, dan Kuat. Putri ada di dalam kamar depan tangga. Sementara Yoshua ada di ruang lain. Ferdy lalu meminta Yoshua dipanggil.
Setelah tiba di ruang tengah, Yoshua saat itu diminta langsung duduk. Ferdy kemudian memanggil Richard yang sedang berada di lantai atas. Begitu tiba di ruang tengah, Richard diminta untuk menembak Yoshua. Sempat ragu, setelah diteriaki setidaknya tiga kali, Richard akhirnya menembak Yoshua.
Ferdy Sambo Tembak Dinding
Kemudian di sinilah Sambo beraksi. Dia memegangkan pistol HS 9 ke tangan Yoshua. Dari posisi itu, Ferdy menembak ke dinding agar seolah terjadi tembak menembak. Mengenai kejadian ini, telah diungkap oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak, Saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik Saudara J ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah telah terjadi tembak-menembak," kata Sigit dalam konferensi pers 10 Agustus 2022 lalu.
Namun penyidik belum berhenti sampai di sana. Penyidik sedang mendalami apakah Ferdy hanya sebatas memerintahkan Yoshua atau ikut menembak langsung.
"Mengenai hal itu sedang didalami penyidik," ujar Sigit.