Sebanyak 150 warga mendeklarasikan diri cabut bai'at anggota NII (Negara Islam Indonesia) Kabupaten Bandung dan mengucap sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik lndonesia (NKRI). Para warga ini berasal dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung, di antaranya Kecamatan Cileunyi.
Dari 150 warga, sebanyak 72 orang hadir pada pelaksanaan deklarasi cabut bai'at Anggota NII Kabupaten Bandung dan pengucapan sumpah setia kepada NKRI di Aula Desa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, Minggu (14/8).
Pada pelaksanaannya, mereka bersumpah untuk keluar dari NII dan kembali menjadi warga NKRI. Tidak hanya itu, para warga tersebut juga menyatakan pelepasan diri dari bai'at kepada pimpinan NII karena bertolak belakang dengan NKRI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui mereka juga bersumpah untuk tidak kembali lagi menjadi anggota NII serta tidak akan menjadi anggota kelompok lembaga atau organisasi apa pun yang merongrong NKRI, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Para warga juga menyatakan akan setia dan taat serta menjaga keutuhan NKRI. Mereka mengakui Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum negara. Mereka pun akan mengikuti semua peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di NKRI.
Bupati Bandung H.M. Dadang Supriatna mengucapkan terima kasih atas kebersamaan semua pihak dalam kegiatan tersebut. Ia berharap NII sudah tidak ada di Kabupaten Bandung.
"Atas kebersamaan ini, kita harus patuh dan taat terhadap NKRI," ajaknya usai menghadiri kegiatan tersebut.
Ia juga mengucapkan terima kasih atas kerelaan dan kekompakan yang sangat luar biasa dari puluhan mantan anggota NII yang sudah menyatakan diri secara ikhlas dan sukarela kembali ke NKRI.
"NII sudah membubarkan diri dan kembali ke NKRI," katanya.
Setelah deklarasi ini, Dadang berharap kepada Ketua RT, RW, Dusun, Kepala Desa, Camat, dan Kepala Dinas di lingkungan Pemkab Bandung bersama-sama membina dan mengawasi masyarakatnya.
"Saya yakin di tiap RT, ada kegiatan lokal, kearifan lokal, kebersamaan dan kegotongroyongan harus ditingkatkan kembali. Sehingga nanti di antara warga saling memperhatikan. Jangan sampai terjadi kejadian yang sudah-sudah. Yang sudah terjadi ya sudah, yang jelas mereka (mantan anggota NII) sudah kembali ke NKRI," tuturnya dalam keterangan tertulis, Minggu (14/8/2022).
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bandung Adjat Sudradjat berharap Kabupaten Bandung akan zero NII pada tahun 2023.
"NII itu cikal bakal aliran keras atau radikal. Di Kabupaten Bandung pada 2023, diharapkan zero NII. Kita juga terus koordinasi dengan Polresta Bandung, Densus 88 Antiteror dan instansi lainnya," kata Adjat.
Adjat juga mengatakan pembinaan dan pelatihan untuk para mantan anggota NII akan dilakukan dengan melibatkan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung.
"Mereka akan diberikan pembinaan dan pelatihan, sesuai dengan bidang keahlian masing-masing," katanya.
Selain itu, ia juga berharap warga Kabupaten Bandung yang masih tergabung dengan NII akan kembali ke pangkuan NKRI.
"Kita akan memberikan jaminan perlindungan kepada para mantan anggota NII tersebut," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Cileunyi Kulon Mulyadi menyatakan dirinya mengapresiasi kegiatan deklarasi dan pengucapan sumpah ini.
"Sebelumnya saya tidak tahu ada warga di Cileunyi yang menjadi anggota NII. Tahu-tahunya setelah ada kegiatan yang dilaksanakan Badan Kesbangpol Kabupaten Bandung dan informasi dari pihak lain," katanya.
Ia menegaskan pihaknya akan terus memberikan pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya keutuhan NKRI.
"Bahkan di sekolah-sekolah sudah secara masif dilakukan sosialisasi dan pendidikan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945," tandasnya.
Pelaksanaan kegiatan itu dihadiri Bupati Bandung H.M.Dadang Supriatna, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bandung Adjat Sudradjat serta perwakilan Densus 88 Antiteror, Kodim 0624 Kabupaten Bandung, Polresta Bandung, jajaran Forkopimda Kabupaten Bandung, Kemenag Kabupaten Bandung, MUI Kabupaten Bandung, dan pihak lainnya.
(ega/ega)