Dalam materi bahasa Jawa ada beberapa jenis aksara Jawa atau hanacaraka. Dalam penulisan hanacaraka ini terdiri dari huruf dasar (aksara nglegena), huruf pasangan (aksara pasangan), huruf utama (aksara murda).
Huruf vokal dapat berdiri sendiri (aksara swara), aksara tambahan (aksara rekan), dan huruf vokal tak dapat berdiri sendiri (sandhangan). Dalam artikel ini akan mengulas tentang aksara rekan.
Aksara rekan ini terdiri dari lima huruf dan digunakan dalam penulisan kata serapan asing, khususnya yang berbahasa Arab. Simak fungsi dan aturan penulisan aksara rekan di bawah ini ya detikers!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Aksara Rekan
Mengutip situs Universitas Krisnadwipayana, kata rekan merupakan kata dari bahasa Jawa yang berarti huruf yang direka atau direkayasa. Aksara rekan atau rekaan ini tidak hanya digunakan untuk menuliskan bahasa Arab, tapi juga bahasa lainnya.
Sementara itu, dikutip dari situs SEAMOLEC yang merupakan program di bawah naungan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), aksara rekan digunakan untuk menulis kata-kata asing, terutama kata-kata dalam Bahasa Arab. Dalam hal ini jika tidak ditulis dengan aksara rekan maka kata tersebut ditulis dengan huruf biasa.
Pada kata asing tersebut ditulis dengan menambahkan tanda tambahan pada huruf berupa tiga titik (cecak telu) pada aksara yang bunyinya dianggap paling mendekati dengan bunyi asing tersebut.
Fungsi Aksara Rekan
Fungsi aksara rekan adalah untuk menulis kata-kata serapan asing, terutama dari kata-kata berbahasa Arab. Kata-kata serapan asing ini jika tidak ditulis menggunakan aksara rekan hanya ditulis menggunakan huruf biasa.
Huruf serapan dalam aksara rekan yaitu f, dz, kh, z, dan lainnya. Misalnya saja untuk kata-kata:
a. Khatib jika tidak menggunakan aksara rekan ditulis katib.
b. Dzikir jika tidak menggunakan aksara rekan ditulis dikir.
c. Faham jika tidak menggunakan aksara rekan ditulis paham.
d. Zakat jika tidak menggunakan aksara rekan ditulis jakat.
e. Ghoib jika tidak menggunakan aksara rekan ditulis gaib.
Selain itu, dengan menggunakan aksara rekan, akan menjaga makna dari kata yang ditulis sesuai dengan bentuk asalnya.
Aturan Penulisan Aksara Rekan
Dalam penulisan aksara rekan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Mulai dari terbatasnya huruf serapan hingga penggunaan sandhangan pada huruf.
Berikut aturan penulisan aksara rekan:
- Tidak semua aksara Jawa memiliki versi rekan. Hanya ada lima huruf serapan yaitu kha, dza, fa/va, za, dan gha.
- Aksara rekan juga masih bisa disandingkan dengan sandhangan swara, sandhangan wyanjana, dan panyigeg.
- Pada aksara murda yang mendapat tambahan sandhangan pepet, maka simbol tiga koma di atas aksara dimasukkan dalam pepet.
- Jika mendapat sandhangan layar, wulu, dan cecak, maka titik tiga di atas sebelah kiri dan sandhangan berada di samping kanannya.
- Tak semua aksara rekan memiliki pasangan, yang memiliki pasangan hanya fa sedangkan lainnya tidak punya.
- Aksara rekan bisa diberi pasangan.
Cacah (Jumlah Aksara Rekan)
Dilihat dari jumlahnya aksara rekan memiliki lima huruf, yaitu:
- Kha
- Dza
- Fa/va
- Za
- Gha
![]() |
Aksara Pasangan Rekan
Pasangan aksara rekan sama dengan aksara hanacaraka lainnya, kecuali aksara fa/va.
![]() |
Nah itu tadi pengertian aksara rekan, fungsi dan aturan penulisannya. Semoga bermanfaat ya detikers!
(des/row)