Pola Lantai Tari Piring: Makna Gerakan, Busana, dan Propertinya

Pola Lantai Tari Piring: Makna Gerakan, Busana, dan Propertinya

Adelaide Wreta - detikJabar
Jumat, 05 Agu 2022 15:59 WIB
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama.
Foto: Dikhy Sasra

Tari Piring merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari budaya Minangkabau dan cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Tarian ini biasanya dikenal sebagai tarian yang menggunakan piring sebagai properti.

Untuk menampilkan tari piring, penari membutuhkan enam pola lantai. Ingin mengetahui lebih dalam? Berikut ini penjelasannya.

Sejarah Tari Piring

Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, tari piring diperkirakan telah ada sejak abad ke-12, tepatnya ketika masyarakat Minangkabau masih menyembah dewa. Kala itu, tari piring digunakan untuk tarian persembahan bagi dewa atas hasil panen yang sukses serta perlindungan dewa terhadap masyarakatnya dari berbagai ancaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tari asal Solok, Provinsi Sumatera Barat ini selalu menggunakan piring yang disimbolkan sebagai pemberian sesaji ke hadapan dewa sembari menari dan meliuk-liuk. Sebagai wujud syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah, gerakan tari piring didominasi oleh proses pertanian kala itu. Hingga zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, tari piring masih dikembangkan dengan baik, hanya saja dengan orientasi yang berbeda.

Tujuan tari piring kian berubah ketika agama Islam masuk ke Sumatera Barat. Jika awalnya tari piring dimanfaatkan sebagai persembahan untuk dewa-dewa, tari piring kini hanya menjadi hiburan semata.

ADVERTISEMENT

Pergantian tersebut dimulai dari hiburan untuk acara kerajaan, kemudian berkembang menjadi hiburan untuk acara pernikahan. Bahkan, tari piring di masa kini cenderung dijadikan tontonan umum, misalnya ketika pentas seni.

Makna Tari Piring

Tari Piring awalnya dimaknai sebagai rasa syukur masyarakat terkait hasil panen yang sukses serta perlindungan dewa dari berbagai ancaman terhadap diri mereka. Piring-piring yang selalu digunakan dalam tari piring melambangkan pemberian sajian terhadap dewa.

Gerakan Tari Piring

Terdapat setidaknya 20 gerakan dalam tari piring, yaitu gerak pasambahan, singajuo lalai, mencangkul, menyiang, membuang sampah, menyemai, memagar, mencabut benih, bertanam, melepas lelah, mengantar juadah, menyabit padi, mengambil padi, manggampo padi, menganginkan padi, mengirik padi, menumbuk padi, menampi padi, menginjak pecahan kaca, dan gotong royong.

Tarian ini dilakukan oleh tiga sampai tujuh orang dengan jumlah yang ganjil, baik oleh laki-laki maupun perempuan.

Tidak mengherankan bila sebagian gerakan yang ada dalam tari piring berkaitan erat dengan proses panen, mengingat tujuan masyarakatnya yang ingin merayakan hasil panen yang sukses.

Pola Lantai Tari Piring

Pola garis lintasan tarian diperlukan dalam tari piring. Ada enam pola lantai dalam tarian ini, yaitu spiral, baris, lingkaran besar, lingkaran kecil, vertikal, dan horizontal. Setiap penari biasanya membuat pola lantai bergerak maju, mundur, dan samping, menyesuaikan dengan pola lantai vertikal dan pola lantai horizontal.

Jika pola lantai bergerak maju dan mundur, penari perlu menyesuaikannya dengan pola lantai vertikal. Jika pola lantai bergerak ke samping, penari harus menyesuaikannya dengan pola lantai horizontal.

Busana Tari Piring

Awalnya, penari tari piring selalu menggunakan kostum pencak silat dengan celana panjang berwarna hitam. Namun, kostum yang dikenakan pada masa kini cenderung beraneka warna. Kostumnya pun telah diberi nama khusus, yaitu baju kurung. Baju ini terbuat dari beludru satin dengan motif bunga. Penari tari piring juga menggunakan kain kodek yang mirip sarung.

Properti Tari Piring

Melansir detik.com, terdapat empat properti yang dibutuhkan oleh sekelompok penari tari piring, yaitu:

1. Piring

Properti piring selalu diletakkan di atas tangan. Satu piring di tangan kanan dan satu piring di tangan kiri. Oleh karena itu, setiap penari membutuhkan dua piring. Biasanya, piring yang digunakan adalah piring yang terbuat dari keramik atau porselen.

2. Alat Musik

Properti selanjutnya adalah alat musik. Dalam tari piring, alat musik yang digunakan adalah gendang yang dilengkapi pupuik atau puput batang padi dan talempong. Pupuik merupakan alat musik tiup, sedangkan talempong adalah alat musik yang terbuat dari logam.

3. Damar

Damar adalah sebuah aksesori yang dibutuhkan tari piring untuk memeriahkan tarian. Untuk menggunakan properti ini, damar harus diberi lubang sehingga ujung jari tengah tangan kanan dan tangan kiri dapat dimasukkan ke dalam lubang tersebut.

Damar akan diketuk-ketukkan ke piring ketika penari beraksi, menyesuaikan dengan lantunan musik yang ada. Bunyi yang dihasilkan menyebabkan pentas semakin meriah. Oleh karena itu, Damar menjadi komponen atau properti yang penting dalam tari piring.

4. Kostum

Properti terakhir yang digunakan dalam tari piring adalah kostum. Dalam pementasan tari piring, penari menggunakan kostum khusus beranam baju kurung.

Itulah penjelasan terkait tari piring yang merupakan kebanggaan atau identitas masyarakat Minangkabau, mulai dari sejarah, makna, gerakan, pola, busana, hingga properti tari piring. Jika berkunjung ke Sumatera Barat, sempatkan melihat tarian ini ya, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads