10 Macam Gaya Kepemimpinan dan Contohnya

10 Macam Gaya Kepemimpinan dan Contohnya

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 03 Agu 2022 17:32 WIB
Handsome businessman in eyeglasses is looking at camera and smiling, in the background his colleagues are discussing work
Foto: Thinkstock

Dalam berkarir, kamu mungkin akan dituntut memiliki peran kepemimpinan. Baik saat memimpin rapat, dalam diskusi proyek, tim, atau memimpin suatu departemen. Kamu dapat mempertimbangkan untuk mengadopsi gaya kepemimpinan tertentu.

Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola yang secara konsisten mampu membuat seorang pemimpin mampu mempengaruhi para pengikutnya. Berikut 10 macam gaya kepemimpinan beserta contohnya.

10 Macam Gaya Kepemimpinan Beserta Contohnya

Berikut adalah 10 macam gaya kepemimpinan yang paling umum, termasuk manfaat, tantangan, dan contoh masing-masing:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Gaya Kepemimpinan Pelatihan (Coaching Leadership)

Seorang pemimpin harus dengan cepat mengenali sebuah kekuatan, kelemahan, dan mampu memotivasi anggota tim untuk membantu setiap individu berkembang. Tipe pemimpin ini sering membantu anggota tim dalam menetapkan tujuan yang cerdas dan kemudian memberikan feedback yang mendorong pertumbuhan. Tipe pemimpin ini harus terampil dalam menciptakan lingkungan yang positif dan memotivasi.

Gaya kepemimpinan pelatihan adalah salah satu yang paling menguntungkan bagi pengusaha. Sayangnya, ini sering juga merupakan salah satu gaya yang paling jarang digunakan karena lebih memakan waktu daripada jenis kepemimpinan lainnya. Kriteria gaya kepemimpinan ini yakni:

ADVERTISEMENT
  • Menawarkan bimbingan alih-alih memberi perintah
  • Nilai belajar sebagai cara untuk berkembang
  • Sesuaikan cara penyampaian pengetahuan dan coba untuk beri bantuan jika ada yang merasa kesulitan

Manfaat:

Kepemimpinan ini bersifat positif dan mampu mendorong keterampilan baru, pemikiran yang lebih bebas, menyesuaikan kembali dengan tujuan perusahaan, dan menumbuhkan budaya percaya diri.

Tantangan:

Meskipun gaya ini memiliki banyak keuntungan, gaya ini dapat memakan waktu lebih lama karena memerlukan waktu menghandle karyawan satu persatu yang mungkin akan menyulitkan lingkungan kerja yang harus didorong serba cepat.

Contoh:

Sales manager mengumpulkan tim untuk rapat dalam agenda membahas pembelajaran dari evaluasi sebelumnya. Mereka memulai pertemuan dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terkait kinerja tim.

Manajer kemudian menunjuk sales yang memiliki kinerja luar biasa dan memberikan kompensasi penghargaan pada sales terbaik tersebut. Akhirnya, manajer menutup rapat dengan mengumumkan sayembara berikutnya, guna memotivasi tenaga sales untuk mencapai tujuan mereka.

2. Gaya Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)

Pemimpin visioner memiliki kemampuan yang kuat untuk mendorong kemajuan dan mengantar perubahan dengan menginspirasi karyawan dan mendapatkan kepercayaan untuk ide-ide baru. Seorang pemimpin visioner juga mampu membangun ikatan organisasi yang kuat. Mereka berusaha untuk menumbuhkan kepercayaan di antara bawahan langsung dan rekan kerja.

Gaya visioner sangat membantu untuk organisasi kecil agar mampu berkembang pesat, atau organisasi yang lebih besar agar mengalami transformasi atau restrukturisasi perusahaan. Kamu mungkin menjadi pemimpin visioner jika memiliki kriteria:

  • Gigih dan berani
  • Strategis
  • Berani mengambil resiko
  • Inspiratif
  • Optimis
  • Inovatif

Manfaat:

Kepemimpinan visioner dapat membantu perusahaan tumbuh, menyatukan tim dalam perusahaan, serta mengganti praktik yang sudah ketinggalan zaman.

Tantangan:

Pemimpin visioner mungkin kehilangan peluang karena begitu fokus pada tujuan yang lebih besar. Mereka dapat mengorbankan penyelesaian masalah saat ini karena lebih berorientasi pada masa depan, ini dapat membuat anggota tim merasa tidak didengarkan.

Contoh:

Seorang guru BK membuat sebuah kelompok di sekolah bersama guru lain untuk membantu menyelesaikan kecemasan dan masalah yang dihadapi siswa di luar sekolah. Tujuannya adalah untuk membantu siswa memiliki fokus yang lebih baik dan berhasil di sekolah. Guru ini telah mengembangkan metode pengujian sehingga dapat menemukan cara yang berarti untuk membantu siswa dengan cepat dan efisien.

3. Gaya Kepemimpinan Melayani (Servant Leadership)

Pemimpin ini memiliki pola pikir mengutamakan seseorang dan percaya bahwa anggota tim merasa terpenuhi secara pribadi dan profesional, akan menjadikan anggota lebih mudah diatur dan mampu menghasilkan pekerjaan yang hebat. Karena memperhatikan kepuasan dan kolaborasi karyawan, mereka cenderung mendapat rasa hormat yang lebih tinggi dari karyawannya.

Gaya kepemimpinan yang melayani sangat baik dalam membangun moral karyawan dan membantu orang-orang terlibat dengan maksimal dalam pekerjaan mereka. Kriteria kepemimpinan ini adalah:

  • Beri motivasi pada tim
  • Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
  • Peduli secara pribadi dengan anggota tim
  • Mendorong kolaborasi dan keterlibatan
  • Berkomitmen untuk mengembangkan tim secara profesional

Manfaat:

Pemimpin yang melayani memiliki kemampuan untuk meningkatkan loyalitas dan produktivitas karyawan, mampu menumbuhkan kepercayaan, dan menciptakan pemimpin masa depan.

Tantangan:

Pemimpin tipe ini lebih melelahkan karena sering menempatkan kebutuhan tim di atas kebutuhan mereka sendiri. Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk terlihat berwibawa.

Contoh:

Manajer produk mengadakan pertemuan bulanan dengan semua karyawan yang memiliki kekhawatiran, pertanyaan, atau pemikiran tentang peningkatan kinerja atau penggunaan produk.

4. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Ini mengarah pada gaya kepemimpinan yang otoriter, tipe pemimpin ini adalah seseorang yang fokus pada hasil dan efisiensi. Pemimpin seperti ini sering membuat keputusan sendiri atau dengan kelompok kecil yang terpercaya dan mengharapkan karyawan untuk melakukan persis seperti yang diminta. Tipe pemimpin seperti ini lebih cocok sebagai komandan militer.

Gaya otokratis dapat berguna dalam organisasi dengan pedoman yang ketat atau industri yang butuh kepatuhan tinggi. Ini juga dapat bermanfaat digunakan pada karyawan yang membutuhkan banyak pengawasan. Namun, gaya kepemimpinan ini dapat melumpuhkan kreativitas dan membuat karyawan merasa terkekang. Kriteria gaya kepemimpinan ini:

  • Memiliki rasa percaya diri
  • Motivasi diri
  • Berkomunikasi dengan jelas dan konsisten
  • Mengikuti aturan
  • Dapat diandalkan
  • Nilai lingkungan yang sangat terstruktur
  • Percaya pada lingkungan kerja yang diawasi

Manfaat:

Pemimpin otokratis dapat meningkatkan produktivitas melalui pendelegasian, memberikan komunikasi yang jelas dan langsung, mengurangi stres karyawan jika mampu membuat keputusan sendiri dengan cepat.

Tantangan:

Pemimpin otokratis sering rentan terhadap stres tingkat tinggi karena mereka merasa bertanggung jawab atas segala hal. Sebab mereka kurang fleksibel dan sering tidak mau mendengar ide orang lain, ditambah para pemimpin ini sering dibenci oleh tim.

Contoh:

Sebelum melakukan tindakan operasi, ahli bedah dengan hati-hati menceritakan aturan dan proses ruang operasi dengan setiap anggota tim yang akan membantu selama operasi. Dia ingin memastikan semua orang jelas tentang tujuan dan mengikuti setiap prosedur dengan hati-hati sehingga operasi berjalan semulus mungkin.

5. Gaya Kepemimpinan Lepas Tangan

Berbalik dari tipe kepemimpinan otokratis, sebagian besar berfokus pada pemberian banyak tugas kepada anggota tim dan memberikan sedikit pengawasan. Sebab, seorang pemimpin tidak menghabiskan waktu mereka secara intensif mengelola karyawan, namun justru sering kali memiliki fokus untuk proyek lain.

Manajer dapat mengadopsi gaya kepemimpinan ini ketika memiliki anggota tim yang sangat berpengalaman, terlatih, dan memerlukan sedikit pengawasan. Namun, itu juga dapat menyebabkan penurunan produktivitas jika karyawan bingung dengan tujuan pemimpin mereka, atau jika beberapa anggota tim membutuhkan motivasi dan batasan yang konsisten untuk bekerja dengan baik. Kriteria gaya ini:

  • Mendelegasikan secara efektif
  • Percaya pada kebebasan memilih
  • Menyediakan sumber daya dan alat yang cukup
  • Akan mengambil kendali jika diperlukan
  • Berikan kritik yang membangun
  • Tingkatkan kualitas kepemimpinan dalam tim

Manfaat:

Gaya ini mendorong akuntabilitas, kreativitas, dan lingkungan kerja yang santai.

Tantangan:

Gaya kepemimpinan ini tidak bekerja dengan baik untuk karyawan baru, karena mereka membutuhkan bimbingan dan dukungan langsung pada awal kerja. Metode ini juga dapat menyebabkan kurangnya struktur, kebingungan, dan karyawan tidak merasa didukung dengan baik.

Contoh:

Saat menyambut karyawan baru, seorang pemimpin menjelaskan bahwa teknisinya dapat mengatur dan mempertahankan jadwal kerja mereka sendiri selama mereka mampu mencapai tujuan yang mereka tetapkan bersama sebagai sebuah tim. Mereka juga bebas untuk belajar dan berpartisipasi pada proyek di luar tim mereka.

6. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya demokrasi yang juga disebut gaya partisipatif adalah kombinasi dari tipe pemimpin otokratis dan lepas tangan. Pemimpin yang demokratis adalah seseorang yang meminta masukan dan mempertimbangkan feedback dari timnya sebelum mengambil keputusan. Karena anggota tim merasa suara mereka didengar dan kontribusi mereka penting, gaya kepemimpinan yang demokratis sering kali dipuji karena mendorong tingkat keterlibatan karyawan dan kepuasan tempat kerja yang lebih tinggi.

Karena jenis kepemimpinan ini mendorong diskusi dan partisipasi, ini adalah gaya yang sangat baik untuk organisasi yang berfokus pada kreativitas dan inovasi. Kriteria gaya kepemimpinan ini ialah:

  • Berikan semua informasi kepada tim saat membuat keputusan
  • Mempromosikan lingkungan kerja sebagai tempat semua orang berbagi ide mereka
  • Pandai dalam mediasi

Manfaat:

Di bawah gaya kepemimpinan ini, karyawan dapat merasa diberdayakan, dihargai, dan disatukan. Ini juga membutuhkan lebih sedikit pengawasan manajerial, karena karyawan biasanya menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan dan mereka harus tahu apa yang harus dilakukan.

Tantangan:

Gaya kepemimpinan ini berpotensi menjadi tidak efisien karena membutuhkan waktu lama untuk mengorganisir diskusi, mendapatkan ide dan feedback, mendiskusikan kemungkinan hasil, dan mengkomunikasikan keputusan. Ini juga dapat menambah tekanan sosial kepada anggota tim yang tidak suka berbagi ide dalam grup.

Contoh:

Seorang manajer toko telah mempekerjakan banyak anggota tim yang fokus dan dapat dia percayai. Saat memutuskan desain lantai, ia hanya bertindak sebagai moderator bagi timnya untuk maju dengan ide anggota tim yang lain.

7. Gaya Kepemimpinan Penentu Kecepatan (Pacesetter Leadership)

Gaya ini adalah salah satu yang paling efektif untuk mencapai hasil yang cepat. Pemimpin berfokus pada kinerja, sering kali menetapkan standar tinggi, dan meminta pertanggungjawaban anggota tim mereka untuk mencapai tujuan. Kriterianya:

  • Fokus pada tujuan
  • Akan melakukan banyak hal untuk mencapai tujuan
  • Sangat kompeten

Manfaat:

Kepemimpinan ini mendorong karyawan untuk mencapai tujuan. Hal ini mempromosikan lingkungan kerja yang berenergi tinggi dan dinamis.

Tantangan:

Dapat menyebabkan karyawan stres karena mereka selalu berusaha mencapai tujuan pada suatu tenggat waktu. Lingkungan kerja yang serba cepat juga dapat menciptakan miskomunikasi atau kurangnya instruksi yang jelas.

Contoh:

Pemimpin rapat mingguan menyadari bahwa banyak karyawan yang seringkali terlambat hingga satu jam saat rapat. Untuk meningkatkan efisiensi, dia mengubah rapat menjadi wajib hadir sebelum 15 menit.

8. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan ini berfokus pada komunikasi yang jelas, penetapan tujuan, dan motivasi karyawan. Namun, alih-alih menempatkan sebagian besar energi ke dalam tujuan individu setiap karyawan, pemimpin transformasional lebih fokus pada komitmen terhadap tujuan organisasi. Kriterianya:

  • Saling menghormati dengan tim
  • Berikan dorongan
  • Menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan
  • Pikirkan gambaran besarnya
  • Menempatkan nilai pada tantangan intelektual tim
  • Kreatif
  • Memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan organisasi

Manfaat:

Kepemimpinan transformasional menghargai hubungan pribadi dengan tim.

Tantangan:

Pemimpin transformasional melihat setiap individu dalam tim, sehingga hal itu dapat menyebabkan mereka berpotensi mengabaikan detail tujuan perusahaan.

Contoh:

Seorang sales dipekerjakan untuk memimpin departemen pemasaran. CEO memintanya menetapkan tujuan dan mengatur tim untuk mencapai tujuan tersebut. Dia menghabiskan bulan pertama dalam untuk mengenal perusahaan dan karyawan pemasaran. Setelah tiga bulan, dia telah menetapkan target untuk setiap tim dan meminta individu untuk menetapkan tujuan pada diri mereka sendiri.

9. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Pemimpin transaksional adalah seseorang yang berfokus pada kinerja. Di bawah gaya kepemimpinan ini, manajer menetapkan insentif yang telah ditentukan sebagai pacuan. Pemimpin transaksional juga berfokus pada bimbingan, instruksi, dan pelatihan untuk mencapai tujuan dan iming-iming menikmati imbalannya. Kriterianya:

  • Bekerja praktis
  • Fokus pencapaian tujuan

Manfaat:

Pemimpin transaksional memfasilitasi pencapaian tujuan, melalui tujuan dan struktur yang jelas.

Tantangan:

Terlalu fokus pada tujuan jangka pendek dan tidak memiliki tujuan jangka panjang dapat menyebabkan perusahaan berjuang dengan kesulitan. Gaya ini menghambat kreativitas dan tidak memotivasi karyawan yang tidak diberi insentif oleh imbalan uang.

Contoh:

Seorang manajer cabang bank bertemu dengan setiap anggota tim setiap dua minggu sekali untuk membahas cara-cara mereka memenuhi dan melampaui target bulanan perusahaan untuk mendapatkan bonus. Masing-masing dari 10 pemain terbaik di divisinya akan menerima hadiah uang.

10. Gaya Kepemimpinan Birokrasi

Pemimpin birokrasi mengharapkan anggota tim untuk mengikuti aturan dan prosedur persis seperti yang tertulis.Gaya birokrasi berfokus pada tugas tetap agar setiap karyawan memiliki daftar tanggung jawab yang ditetapkan.

Gaya kepemimpinan ini paling efektif di industri atau departemen yang sangat teratur, seperti keuangan, perawatan kesehatan, atau pemerintahan. Kriterianya:

  • Berorientasi pada detail
  • Fokus pada tugas
  • Aturan dan struktur nilai
  • Memiliki etos kerja yang bagus
  • Berkemauan keras
  • Memiliki komitmen pada organisasi
  • Disiplin diri

Manfaat:

Gaya kepemimpinan birokrasi dapat menjadi efisien dalam organisasi yang perlu mengikuti aturan dan regulasi yang ketat. Para pemimpin ini memisahkan pekerjaan dari hubungan individu tim.

Tantangan:

Gaya ini tidak mendukung kreativitas dan dapat terasa membatasi beberapa karyawan. Gaya kepemimpinan ini juga tidak berkembang dalam lingkungan yang dinamis.

Contoh:

Manajer di kantor menginstruksikan karyawannya untuk bekerja dalam kerangka kerja tertentu yang ditentukan. Mereka harus mengambil banyak langkah untuk menyelesaikan tugas dengan aturan yang ketat.

Nah detikers, itulah tadi pengetahuan seputar gaya kepemimpinan. Apakah kamu mengetahui kecenderungan gaya kepemimpinan seperti apakah kamu?




(aau/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads