Reorientasi perlu dicantumkan dalam sebuah tulisan, sehingga penulis yang baik harus memahami bagaimana menuliskannya. Reorientasi adalah peninjauan kembali terhadap wawasan. Reorientasi juga dipahami sebagai tindakan diam dan menyimak diri dengan tujuan menemukan arah yang benar.
Dalam artikel ini, detikcom akan membahas reorientasi secara lengkap. Mulai dari pengertian, struktur, hingga bagiannya. Berikut ulasannya.
Reorientasi Adalah
Berdasarkan penjelasan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reorientasi adalah peninjauan kembali terhadap wawasan untuk menentukan sikap dan sebagainya. Dr. Djokosantoso Moeljono dalam karyanya yang berjudul 'Lead! Keunggulan Kompetitif' turut mengemukakan bahwa reorientasi adalah 'diam dan menyimak diri' dengan tujuan menemukan kembali arah yang benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam bahasa yang disampaikan oleh David Osborne dan Peter Plastrik, reorientasi disebut dengan 're-agaivisioning', sebagai the core strategy: creating clarity purposes. Inti yang dimaksudkan adalah memutuskan kembali dengan cerdas dan bijaksana tentang arah yang hendak dicapai.
Struktur Teks Biografi
Reorientasi juga masuk ke dalam salah satu komponen yang ada di struktur teks biografi. Teks biografi menurut laman resmi Kemendikbud dijelaskan sebagai tulisan yang memuat identitas seseorang sekaligus peristiwa-peristiwa yang dialami selama hidup, meliputi karya yang pernah dibuat, penghargaan, dan konflik yang pernah dihadapi.
Ternyata dalam struktur teks biografi, terdapat reorientasi di dalamnya. Secara lengkap, struktur tersebut meliputi hal-hal berikut:
Orientasi
Orientasi dalam teks biografi adalah bagian yang berisi pengenalan dan gambaran awal kehidupan tokoh yang diceritakan. Informasi awal biasanya berisi penjelasan mengenai siapakah tokoh yang dibahas, kapan, di mana, dan mengapa.
Runtutan Peristiwa
Sedangkan runtutan peristiwa dalam teks biografi adalah bagian teks yang menceritakan peristiwa-peristiwa penting saat tokoh masih hidup. Misalnya saja tentang permasalahan yang dihadapi, hal-hal yang mengesankan, menarik, mengagumkan hingga mengharukan. Peristiwa tersebut diceritakan secara urut berdasarkan runtutan waktu.
Reorientasi
Komponen terakhir dari struktur teks biografi adalah reorientasi. Reorientasi adalah bagian akhir dari teks biografi yang memuat tentang kesimpulan, ajakan, penghargaan, motivasi, atau kata-kata mutiara dari tokoh tersebut. Selain itu, bagian ini turut melampirkan komentar evaluatif dari keseluruhan isi yang sudah diceritakan. Reorientasi di dalam teks biografi sifatnya tidak wajib atau opsional.
Contoh Reorientasi
Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan bahwa reorientasi dalam teks biografi merupakan bagian penutup atau akhir isi biografi. Berikut ini adalah contoh reorientasi yang ada pada teks biografi.
Contoh Reorientasi dalam Biografi Ir. Soekarno
Setelah melalui perjuangan dan kejadian yang pahit, perjuangan Soekarno tidak sia-sia. Pada tahun 1945, ia dan Moh. Hatta serta tokoh nasional lainnya menyusun naskah proklamasi. Naskah tersebut menjadi pertanda kedaulatan Republik Indonesia dari penjajahan, dan dibaca pada 17 Agustus 1945. Soekarno meninggal dunia pada 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Kota Blitar, Jawa Timur.
Contoh Reorientasi dalam Biografi B.J. Habibie
B.J. Habibie dikenal sebagai tokoh jenius yang pernah ada di dunia. Salah satu obsesi beliau adalah melahirkan generasi bangsa "menjadi manusia yang pintar, dan menjadi bangsa yang unggul di dunia. Selain itu, B.J. Habibie dikenal sebagai sosok yang teramat mencintai istrinya. Pada tahun 2010, Ainun meninggal dunia karena sakit. Beberapa lama kemudian, B.J. Habibie menulis kisah cinta dengan istrinya dalam buku bertajuk "Ainun dan Habibie". Buku tersebut telah difilmkan dengan judul yang sama, dan menjadi salah satu film sukses yang digemari masyarakat.
Contoh Reorientasi dalam Biografi Ki Hajar Dewantara
Setelah pulang dari pengasingan, Ki Hajar Dewantara memutuskan untuk mendirikan sekolah Taman Siswa pada 3 Juli 1929. Sekolah tersebut termasuk sebagai perguruan nasional, yang berupaya menanamkan rasa kebangsaan dalam jiwa murid-muridnya. Namun, saat itu Belanda justru mempersulit kegiatan Taman Siswa.
Dengan gigih dan semangat, Ki Hajar Dewantara terus memperjuangkan haknya. Setelah era kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Beliau meninggal dunia pada 26 April 1959, dan dikebumikan di Yogyakarta.
Contoh Reorientasi dalam Biografi Cut Nyak Dien
Sejak kematian suaminya, Cut Nyak Dien tidak menyerah dan terus bergerilya saat usia 50 tahun. Enam tahun lamanya, Cut Nyak Dien dan pasukannya ditangkap oleh pasukan Belanda. Beliau kemudian diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat. Setelah itu, Cut Nyak Dien meninggal dunia pada 6 November 1908.
Itulah informasi tentang reorientasi beserta dengan contohnya yang bisa kamu temukan di struktur teks biografi. Memahami dan mempelajari reorientasi membantu kamu dalam menulis bagian akhir karya biografi tokoh. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menjawab pertanyaan kamu terkait reorientasi.
(des/fds)