Kusamnya Monumen Dasasila Bandung yang 'Akrab' dengan Sampah

Kusamnya Monumen Dasasila Bandung yang 'Akrab' dengan Sampah

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 28 Jul 2022 11:46 WIB
Monumen Dasasila Bandung.
Sampah di Monumen Dasasila Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Sampah gelas plastik dan plastik bekas kemasan makanan-minuman berserakan dan mengotori Monumen Dasasila Bandung yang berada di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung.

DetikJabar sempat mengunjungi monumen bersejarah ini, Rabu (27/7) petang. Suasana di sekitar monumen tersebut cukup ramai karena banyak wisatawan yang bermain di dekat monumen tersebut.

Monumen yang tersimpan di antara Gedung PLN Jawa Barat dan Gedung Merdeka ini, kondisinya cukup mengkhawatirkan. Sebab pada bagian atas monumen ini ditumbuhi tanaman liar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ada warga yang menginjak bagian monumen yang seharusnya digunakan sebagai meja. Mereka bukan duduk di tempat duduk yang biasa digunakan.

Ada juga warga yang mengangkat tali dan menginjak-injak tempat duduk di monumen bersejarah itu. Hal tersebut membuat monumen ini makin kotor.

ADVERTISEMENT
Monumen Dasasila Bandung.Monumen Dasasila Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Salah seorang wisatawan, Rury (30), menyayangkan perilaku warga yang membuang sampah sembarangan di monumen sejarah itu.

"Kalau saya sampah bekas makanan dibawa lagi, dimasukkan ke totebag yang saya bawa," kata Rury.

Pantauan detikJabar di lapangan, tidak ditemukan tempat pembuangan sampah di sekitar kawasan Jalan Asia Afrika dan pedestarian Gedung Merdeka.

Sekdis Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung Sopyan memberi penjelasan soal kenapa tidak ada tempat sampah di lokasi.

"Kenapa tidak ada tempat sampah? Sebenarnya prinsipnya kalau ada tempat sampah malah mengundang sampah bukan dari pengunjung, karena enggak mungkin ada sampah satu kresek dari pengunjung. Jadi ada yang ikut buang sampah ke situ karena pikirannya ada yang ngangkut," ujarnya

"Sehingga konsep kita jarang, kenapa? Supaya si pengunjung bisa menahan sampahnya. Ketika ada tempat sampahnya, baru dia buang," tambahnya.

Meski tidak ada tempat sampah, menurutnya pembersihan di lokasi tetap dilakukan. Penyapuan biasanya sesuai jadwal, mulai dari pukul 04.00-07.00 WIB.

Namun sampah kerap ada lagi. Bahkan, penyapuan biasanya kembali dilakukan pukul 11.00 WIB.

"Sebetulnya kalau dilihat dari tonase kecil, cuman kelihatannya berserakan, jadi kelihatan banyak. Kalau dikumpulkan paling satu Triseda (motor pengangkut sampah), nggak akan satu truk," ungkapnya.

Monumen Dasasila Bandung.Monumen Dasasila Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Ia pun mengimbau warga maupun wisatawan agar tak membuang sampah sembarangan. Sehingga kawasan sekitar Asia Afrika tetap nyaman bagi siapapun.

"Kami imbau kepada mereka, tolong agar bisa menahan sampahnya. Karena apa? Sebenarnya sampah yang mereka buang bisa ditahan, ketika ada tempat sampah baru buang dan dalam artian kita jaga bersama," tuturnya.

Sejarah Monumen Dasasila Bandung

Dikutip dari detikcom, Monumen Dasasila Bandung dibuat seniman Sunaryo pada tahun 1984. Monumen tersebut memiliki konsep Bandung sebagai Kota Kembang, Kota Budaya, dan kota KAA.

Lima putik pada bagian atasnya merujuk pada nama negara pemrakarsa, sementara sepuluh susun kelopak mengartikan sepuluh keputusan penting konferensi. Keseluruhan monumen itu berbentuk bunga untuk menegaskan citra Kota Bandung sebagai kota kembang dan kota budaya.

Dasasila Bandung adalah 10 poin hasil pertemuan KAA yang dilaksanakan pada 18-25 April 1955 di Bandung. Pernyataan ini berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia".

Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Jawaharlal Nehru.

(wip/ors)


Hide Ads