Attitude Adalah: Pengertian, Tingkatan, dan Contoh yang Baik

Attitude Adalah: Pengertian, Tingkatan, dan Contoh yang Baik

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikJabar
Selasa, 26 Jul 2022 16:49 WIB
Ilustrasi Makan Siang Teman Kerja
Foto: Shutterstock

Attitude adalah sikap terhadap objek tertentu dan seringkali disertai dengan tindakan. Dalam bahasa Indonesia, attitude sering diartikan sebagai sikap.

Kita semua pasti memiliki attitude atau sikap terhadap suatu hal dalam kehidupan sehari-hari. Ada attitude yang baik, ada pula yang buruk. Simak penjelasan attitude secara lengkap di bawah ini.

Pengertian Attitude

Ada beberapa pengertian attitude yang dikenal dalam ilmu psikologi. Berikut rangkumannya untuk detikers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. WA Gerungan

Attitude adalah sikap terhadap objek tertentu yang cenderung disertai tindakan sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut. Gerungan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Sosial menyimpulkan, attitude adalah sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal.

2. Abu Ahmadi

Pendapat lain dikemukakan oleh Abu Ahmadi dalam buku Psikologi Sosial karyanya. Attitude atau sikap disebut sebagai kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata yang akan terjadi. Attitude dianggap menentukan suatu sikap, serta hakikat dari sebuah perbuatan baik sekarang maupun nanti.

ADVERTISEMENT

3. WJ Thomas

Pemikiran WJ Thomas menjadi landasan bagi Abu Ahmadi untuk merumuskan apa itu attitude. Menurut Thomas sendiri, attitude atau sikap adalah suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata yang mungkin akan terjadi dalam kehidupan atau kegiatan sosial.

Setelah memahami apa itu attitude, sekarang detikcom akan membahas tingkatan dalam penerapannya.

Tingkatan Attitude dalam Penerapannya

Setiap manusia pasti menunjukkan attitude. Tetapi ada tingkatan yang berbeda-beda. Hal ini dipelajari oleh para ahli dan dikenal dengan istilah taksonomi.

Salah satu ahli yang melakukan studi terhadap tingkatan attitude atau sikap adalah David R Krathwohl. Mengutip Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu Amikom Purwokerto, Krathwohl membagi tingkatan ranah afektif atau attitude ke dalam lima bagian.

1. Penerimaan (Receiving/Attending)

Pada tingkatan ini, seseorang mengenal dan bersedia menerima serta memperhatikan berbagai stimulus. Namun, sikap orang tersebut masih pasif, hanya sebatas mendengarkan atau memperhatikan saja.

2. Tanggapan (Responding)

Pada tingkatan ini, seseorang mulai memiliki keinginan berbuat sesuatu. Hal itu muncul sebagai reaksi atas suatu gagasan, benda, atau sistem nilai yang telah mereka terima. Orang tersebut sudah mulai berpartisipasi pada tingkatan ini.

3. Penghargaan (Valuing)

Pada tingkatan ini, seseorang telah memberikan nilai pada gagasan, benda, hingga cara berpikir. Nilai tersebut ditunjukkan lewat perasaan, keyakinan, atau tanggapan. Nilainya bisa positif maupun negatif.

4. Organisasi (Organization)

Pada tingkatan ini, seseorang melakukan pengorganisasian nilai-nilai yang diterima atau diketahui dalam suatu sistem nilai dan saling berhubungan. Mereka mulai memilih dan memilah mana nilai yang lebih prioritas.

5. Karakteristik Berdasarkan Nilai-nilai

Pada tingkatan ini, seseorang memperlihatkan perilaku yang konsisten dengan sistem nilai yang telah diyakini. Perilaku tersebut terbentuk dari pengalaman yang berhubungan dengan pengorganisasi dan integrasi nilai-nilai dari luar ke dalam sistem nilai pribadi orang tersebut.

Selain memiliki tingkatan, attitude juga memiliki karakteristik. Mari pelajari apa saja karakteristik attitude menurut pakar.

Karakteristik Attitude

Psikolog Muzafer Sherif merumuskan karakteristik attitude dari hasil studinya. Dalam bukunya yang berjudul Psychology of Ego Involvements Social Attitudes, Sherif menyebutkan setidaknya ada 5 karakteristik attitude.

1. Tidak Dibawa Sejak Lahir

Sikap atau attitude menurut Sherif bukan merupakan faktor hereditas. Maksudnya, sikap tidak dibawa manusia sejak dilahirkan. Sikap baru terbentuk lewat proses pembelajaran yang diterima manusia seiring perkembangan hidup serta hubungan manusia dengan objek yang memunculkan attitude-nya.

2. Bisa Berubah-ubah

Faktor non herediter di atas membuat attitude bersifat cair alias bisa berubah-ubah, tergantung syarat-syarat yang mendukung perubahan tersebut. Perubahan sikap atau attitude dapat dipelajari.

3. Tidak Berdiri Sendiri

Attitude baru ada jika ada objek yang menyebabkan munculnya suatu sikap. Attitude tidak bisa berdiri sendiri tanpa objek. Keduanya saling berhubungan dan perubahan attitude selalu dipengaruhi oleh objek.

4. Pengaruh Sosial

Munculnya suatu attitude tidak hanya dipengaruhi satu objek saja. Sering kali attitude muncul karena adanya kumpulan objek yang memungkinkan attitude terjadi secara masif. Misalnya si A menjadi berani bukan semata-mata karena ada objek yang membuatnya berani, melainkan orang-orang di sekitarnya dan yang sebangsa dengan A juga memiliki sikap berani.

5. Ada Motivasi

Attitude muncul karena adanya segi motivasi serta emosi atau perasaan pada seseorang. Segi motivasi inilah yang membedakan attitude dengan kecakapan dan pengetahuan. Ketiganya dimiliki seseorang lewat proses belajar, tetapi attitude pasti memiliki motivasi berupa emosi.

Manfaat Attitude dalam Kehidupan

Attitude atau sikap tak bisa dipisahkan atau dihilangkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Attitude sendiri memiliki beberapa manfaat. Mengutip situs Disnakertrans NTB, berikut manfaat attitude dalam kehidupan sehari-hari.

1. Mampu Menerima Kritik

Attitude memungkinkan seseorang menerima kritik, khususnya kritik yang membangun dan berdampak positif, bukan dengan maksud menjatuhkan.

2. Menghargai Waktu Sehingga Menguntungkan Diri Sendiri dan Orang Lain

Attitude memungkinkan seseorang memiliki kesadaran untuk menghargai waktu. Dengan menghargai waktu, dia akan merasakan manfaat positif untuk dirinya sendiri. Dia juga akan mempermudah kehidupan orang lain.

3. Menghormati Rekan Kerja

Dengan attitude, seseorang dapat menunjukkan penghargaan dan penghormatan terhadap orang lain, khususnya orang yang sering bersinggungan dengannya dalam rutinitas sehari-hari. Misalnya rekan kerja.

4. Berkomitmen pada Pekerjaan

Attitude memungkinkan seseorang menunjukkan komitmen pada pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.

Faktor-faktor Pembentukan Attitude

Menurut Bimo Walgito dalam Psikologi Sosial, attitude ditentukan oleh dua faktor.

1. Faktor Internal

Faktor yang datang dari dalam diri individu, yakni cara individu menanggapi dunia luar. Hal ini memungkinkan seseorang memilah-milah apa yang akan diterima dan disikapi.

2. Faktor Eksternal

Faktor yang datang dari luar, yakni keadaan di luar individu dan berperan sebagai stimulus sehingga individu menunjukkan atau mengubah sikap.

Komponen Pembentukan Attitude

Psikolog Amerika Gordon Allport, dikutip oleh Saifuddin Azwar, membagi komponen attitude atau sikap menjadi 3 komponen, yakni:

  • Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu konsep.
  • Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
  • Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen tersebut membentuk sikap utuh atau dikenal dengan istilah total attitude.

Cara Menerapkan Attitude

Attitude biasanya otomatis muncul ketika seseorang menerima stimulus dari objek. Namun, attitude juga harus diatur agar tidak menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun orang lain ke depannya. Mengutip situs Inc, berikut cara-cara menerapkan attitude yang baik dan benar.

1. Tunjukkan Attitude dengan Tujuan

Attitude yang dimunculkan sebaiknya memiliki tujuan yang lebih besar daripada hanya sekadar menunjukkan reaksi semata. Misalnya untuk mengeratkan koneksi dengan orang lain atau mendapat persetujuan dari orang lain.

2. Bertindak Tanpa Mengharapkan Hasil Sesuai Harapan

Tidak semua tindakan yang kita lakukan akan menghasilkan sesuatu sesuai harapan kita. Kendati demikian, kita tetap harus bertindak jika diperlukan. Lakukan sesuatu sebaik mungkin tanpa mengharapkan hasil seperti yang kita harapkan.

3. Lampaui Batas Setiap Hari

Perumpamaan ini sama seperti kalimat 'tiada hari tanpa belajar'. Lakukan sesuatu yang baru setiap hari, tantang diri dengan tantangan dan situasi baru, sehingga kita bisa melampaui batas diri setiap hari dan berkembang menjadi lebih baik.

4. Dekat dengan Orang yang Memiliki Attitude Positif

Attitude tidak berdiri sendiri. Dia bisa menular dan ditularkan. Jadi, sebaiknya kita dekat dengan orang yang memiliki attitude positif supaya kita juga bisa menunjukkan sikap serupa.

5. Menyikapi Kegagalan dengan Bijak

Kegagalan memang pahit dan tidak ada orang yang ingin gagal. Namun, putus asa dan bersedih bukan satu-satunya attitude yang bisa kita tunjukkan. Jadikan kegagalan atau kemunduran yang dialami sebagai suatu kesempatan untuk introspeksi.

6. Maklumi Batas Orang Lain

Kita memang harus melampaui batas diri setiap hari untuk menjadi lebih baik. Namun, setiap orang memiliki batas dan kemampuan masing-masing. Sebaiknya jangan memaksakan standar kita pada orang lain atau kita akan menunjukkan attitude yang kurang menyenangkan terhadap orang lain.

7. Tidak Mudah Tersinggung

Kritik dan cemooh mungkin kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jangan jadikan hal tersebut membuat kita menunjukkan attitude buruk.

8. Berterima Kasih

Ucapan terima kasih bukan hanya membuat orang lain senang, tetapi juga membuat diri kita sendiri lebih bersyukur dan menunjukkan attitude yang positif.

Contoh Attitude yang Baik dalam Kehidupan Sehari-hari

Menyambung dari cara menerapkan attitude yang baik, berikut contoh attitude yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti dikutip dari When In Work.

1. Berbahasa yang Baik

Menggunakan kata-kata yang baik menunjukkan kita memiliki attitude yang baik. Bukan hanya itu, kata-kata yang kita gunakan juga menjadi cerminan tentang cara berpikir dan pengetahuan kita. Semakin kita berpikiran terbuka dan berwawasan luas, semakin tertata dan baik bahasa yang kita gunakan.

2. Menciptakan Rutinitas

Hidup bebas memang menyenangkan. Tetapi rutinitas bisa membentuk attitude yang baik. Menciptakan rutinitas bisa membantu kita menyelesaikan pekerjaan sesuai prioritas serta mendapatkan waktu istirahat yang cukup.

3. Bersikap Sopan dan Ramah pada Siapa Pun

Tidak peduli latar belakangnya atau pakaian apa yang ia kenakan, kita perlu bersikap sopan dan ramah pada siapa pun. Sebuah studi dari Journal of Social Psychology menemukan bahwa berbuat baik dapat menimbulkan perasaan gembira.

4. Ciptakan Sikap Positif dari Diri Sendiri

Apakah kita hanya senang ketika situasi sekitar baik-baik saja, sementara ketika situasi tidak baik-baik saja maka attitude kita memburuk? Nah, sebaiknya sikap atau attitude positif tidak semata-mata dipengaruhi eksternal, tetapi datang dari dalam diri sendiri.

5. Kurangi Mengeluh

Hari yang buruk membuat seseorang ingin mengeluh dan itu wajar. Tetapi terus-menerus mengeluh bisa membentuk attitude yang kurang menyenangkan. Belajar untuk tidak terlalu banyak mengeluh dan fokus menunjukkan attitude yang baik.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai attitude, cara penerapannya, hingga contoh attitude yang baik. Semoga bermanfaat buat kehidupanmu sehari-hari, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads