- Pengertian Portofolio
- Fungsi dan Manfaat Portofolio
- Contoh Portofolio yang Baik dan Benar 1. Portofolio Digital Agency Marketing 2. Portofolio Desainer Grafis
- Cara Membuat Portofolio 1. Kumpulkan Hasil dan Contoh Pekerjaan 2. Lampirkan Foto-foto Ketika Bekerja 3. Sertakan Korespondensi Pihak Lain 4. Sebutkan dengan Pihak Mana Saja Anda Pernah Bekerja Sama 5. Susun Dokumentasi Tersebut Secara Rapi
Portofolio adalah koleksi dokumentasi yang sistematis dan dapat dijadikan dasar penilaian. Itulah sebabnya portofolio menjadi unsur penting dalam pengembangan karier seseorang.
Membentuk portofolio sejak belum bekerja secara profesional juga disarankan untuk mempermudah fresh graduate atau siswa/mahasiswa yang baru lulus dalam mencari pekerjaan pertama.
Apakah detikers sedang dalam proses mencari kerja, khususnya di bidang kreatif? Maka portofolio adalah syarat penting yang tidak boleh dilewatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya portofolio, pemberi kerja bisa mengetahui kompetensi Anda dengan lebih jelas dan terukur.
Dalam artikel ini, detikcom akan membahas tentang pentingnya portofolio dan contoh portofolio apik yang bisa membuat Anda lebih mudah diterima bekerja.
Sebelum itu, mari kita bahas tentang definisi portofolio.
Pengertian Portofolio
Portofolio adalah salah satu persyaratan administrasi utama apabila seseorang ingin melamar suatu pekerjaan.
Mengutip Jurnal Program Studi Ilmu Komunikasi STIKS Tarakanita yang disusun oleh Petrus Dwi Ananto Pamungkas dan kawan-kawan, portofolio menunjukkan bagaimana pribadi seseorang dan bagaimana ia bekerja.
Dalam jurnal tersebut, portofolio didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan siswa yang mencakup kecakapan, usaha, dan perkembangan dalam suatu bidang kegiatan. Isi portofolio yakni dokumentasi sistematis yang dihasilkan orang tersebut sehingga dapat dijadikan dasar pengujian dan penilaian.
Portofolio berguna sebagai rekam jejak yang mendokumentasikan perkembangan seseorang dalam melakukan kegiatan atau keahlian tertentu.
Jika dilihat secara etimologis, portofolio berasal dari kosakata report dan folio. Report diartikan sebagai laporan dan folio diartikan sebagai penuh atau lengkap.
Mengutip Ina Magdalena dan kawan-kawan dalam Nusantara: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, portofolio adalah laporan lengkap segala aktivitas yang telah dilakukan seseorang atau kelompok atau lembaga.
Sementara itu, menurut Didi Sudrajat dalam jurnal Portofolio: Sebuah Model Penilaian dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dilansir FKIP Universitas Kutai Kartanegara, portofolio adalah sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam suatu mata pelajaran.
Intinya, baik dalam konteks pendidikan maupun pekerjaan, portofolio menjadi rekam jejak seseorang dalam menguasai suatu keahlian. Berikutnya, detikers juga perlu mengetahui fungsi dan manfaat portofolio.
Fungsi dan Manfaat Portofolio
Portofolio sering kali digunakan sebagai alat penilaian. Dilansir Zainal Arifin dalam makalah Portofolio dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, portofolio memiliki fungsi sebagai alat formatif yang digunakan untuk memantau perkembangan peserta didik dari hari ke hari. Pemantauan ini dilakukan untuk mendorong peserta didik merefleksikan hasil pembelajaran mereka.
Beberapa fungsi portofolio adalah:
- Sebagai sumber informasi bagi guru atau orangtua (dalam konteks pendidikan) atau pemberi kerja (dalam konteks pekerjaan) untuk mengetahui perkembangan seseorang.
- Sebagai komponen kurikulum yang mengharuskan peserta didik mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja secara sistematis dan terstruktur.
- Sebagai alat penilaian yang otentik.
- Sebagai sumber informasi bagi seseorang untuk self-assessment atau penilaian terhadap diri sendiri.
Sementara itu, manfaat dari portofolio adalah:
- Menunjukkan perkembangan pemikiran dan pemahaman seseorang pada periode waktu tertentu.
- Merefleksikan kesanggupan mengambil risiko dan bereksperimen.
- Mendemonstrasikan kemampuan memproduksi atau mengkreasikan suatu pekerjaan secara orisinal.
- Meningkatkan efektivitas dalam proses belajar atau bekerja.
- Mempercepat pertumbuhan konsep diri yang positif pada seseorang.
- Meningkatkan kemampuan seseorang untuk menilai diri sendiri atau merefleksi diri.
- Membantu seseorang merumuskan tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut.
Contoh Portofolio yang Baik dan Benar
Bagaimana contoh portofolio yang baik dan benar? Ada banyak format portofolio yang tersebar di dunia maya dan dijadikan patokan oleh orang-orang. Yang jelas, portofolio harus mencakup informasi yang cukup mengenai rekam jejak pekerjaan Anda pada suatu bidang.
Berikut beberapa contoh portofolio yang baik dan benar, dikutip dari Canva.
1. Portofolio Digital Agency Marketing
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
2. Portofolio Desainer Grafis
![]() |
![]() |
![]() |
Cara Membuat Portofolio
Seperti dijelaskan sebelumnya, portofolio adalah kumpulan hasil kerja atau karya seseorang yang disusun secara sistematis. Artinya, portofolio harus dibuat secara sistematis untuk memudahkan proses penilaian terhadap kompetensi seseorang.
Dilansir The Balance Careers, portofolio profesional dibutuhkan jika detikers ingin melamar pekerjaan. Portofolio profesional yang impresif akan menarik perhatian pemberi kerja sehingga memudahkan detikers diterima di posisi yang dituju. Berikut cara membangun portofolio profesional yang menarik.
1. Kumpulkan Hasil dan Contoh Pekerjaan
Jika detikers sudah pernah bekerja, kumpulkan contoh hasil pekerjaan Anda. Misalnya, laporan, materi yang Anda rancang, siaran pers, karya seni, dokumen, survei, hingga hasil evaluasi.
Jika detikers fresh graduate dan belum pernah bekerja penuh waktu, kumpulkan hasil tugas-tugas kuliah, magang, foto-foto kegiatan yang menunjang kompetensi, serta hasil evaluasi berupa transkrip nilai.
Pastikan hasil pekerjaan atau kegiatan yang dilampirkan menunjukkan keberhasilan dalam proyek dan kegiatan yang Anda jalankan, ya.
2. Lampirkan Foto-foto Ketika Bekerja
Visual itu penting. Karenanya, jika pekerjaan Anda tidak terlalu banyak menghasilkan dokumentasi visual seperti karya seni atau grafik, lampirkan foto-foto Anda ketika bekerja.
Misalnya ketika Anda mempresentasikan sesuatu atau menjadi pembicara dalam suatu forum. Pastikan foto-foto yang dilampirkan adalah yang terbaru.
3. Sertakan Korespondensi Pihak Lain
Korespondensi penting untuk menegaskan seberapa jago Anda dalam suatu bidang.
Korespondensi bisa datang dari guru atau dosen, senior, atasan, atau pihak luar yang pernah bekerja sama secara profesional dengan Anda. Ini akan meningkatkan citra Anda sebagai bekerja yang dapat memberikan dampak positif bagi proyek atau kegiatan yang pernah Anda lakukan.
4. Sebutkan dengan Pihak Mana Saja Anda Pernah Bekerja Sama
Pekerja kreatif yang menjalankan pekerjaan secara freelance harus lebih getol dalam membangun portofolio. Biasanya pekerja kreatif akan mencantumkan pihak mana saja yang pernah bekerja sama dengan mereka dalam portofolionya.
Semakin prestisius pihak yang bekerja sama dengan mereka, pemberi kerja atau klien biasanya akan semakin tertarik dan merasa yakin.
5. Susun Dokumentasi Tersebut Secara Rapi
Umumnya orang-orang suka melihat informasi atau dokumentasi yang rapi dan ringkas. Tidak perlu terlalu banyak memasukkan hasil kerja Anda dalam satu portofolio.
Pilih yang paling relevan saja dan atur dengan rapi dan terstruktur. Ini akan memudahkan siapa pun yang melihat portofolio Anda untuk memberi penilaian.
Demikian cara membuat portofolio yang baik dan benar untuk mencari pekerjaan. Selamat mencoba dan semoga berhasil, detikers!
(des/fds)