Hari Anak Nasional 2022, Ini 3 Ciri Anak Bahagia

Hari Anak Nasional 2022, Ini 3 Ciri Anak Bahagia

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Sabtu, 23 Jul 2022 10:44 WIB
Ilustrasi ucapan hari anak nasional 2022
Ilustrasi anak bahagia (Foto: Getty Images/iStockphoto/ibigfish)
Bandung -

Peringatan Hari Anak Nasional 2022 harusnnya diiringi dengan kesadaran untuk meningkatkan kebahagiaan anak-anak. Karena tak bisa dipungkiri saat ini masih banyak anak-anak kurang mendapatkan perhatian dan kepedulian, hingga jauh dari istilah anak bahagia.

Seperti apa anak yang bahagia itu? Apa saja ciri-cirinya?

Fadillah M. Psi, psikolog dari Teman Bakat (aplikasi yang menyediakan layanan konseling permasalahan psikologis untuk siswa sekolah) menjelaskan ada banyak indikator yang bisa menunjukkan seorang anak itu tergolong happy kids (anak yang bahagia).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sedikitnya ada 3 aspek yang bisa jadi acuan untuk melihat apakah anak kita termasuk anak bahagia.

1. Aspek Berpikir

Biasanya anak-anak yang bahagia punya rasa ingin tahu yang besar. Tertarik untuk eksplorasi dan mempelajari sesuatu.

ADVERTISEMENT

"Ada keinginan untuk mencari tahu tentang sesuatu. Kalau diajak jalan-jalan, matanya berbinar-binar, banyak yang ia ingin ketahui," tutur Fadillah pada detikJabar, Sabtu (23/7/2022).

Anak yang bahagia juga biasanya kritis, dia tidak mau menerima begitu saja informasi dari lingkungan. Anak akan kritisi dan pertanyakan beberapa hal.

"Jadi kalau dikasih tau tentang hal-hal yang menurut dia kok bisa begitu yah, maka akan ada pertanyaan-pertanyaan yang bikin pusing orangtuanya, tapi itu tanda cara berpikir dia yang kritis dan dipenuhi rasa ingin tahu. Anak yang bahagia bukan anak yang mudah disuapi (informasi)," jelasnya.

2. Aspek Sosio Emosional

Anak-anak bahagia bisa mengungkapkan apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan. Ketika dia merasakan cemas atau sedih, dia akan terbuka bilang.

"Misalnya dia akan bilang 'kok aku deg-degan yah'. Atau kalau dia bertemu dengan anak lain yang sangat menyenangkan dia akan cerita atau bahkan dia akan bilang langsung pada temannya 'makasih ya kamu baik baik baget'," kata Fadillah.

Mereka juga biasanya cenderung menjadi anak yang easy going alias mudah beradaptasi dengan lingkungan.

"Dia tertarik untuk mencoba ini itu, enggak banyak khawatir," ujarnya

Anak bahagia terpenuhi secara emosi sehingga siap berbagi dengan anak lain. Berbeda dengan anak yang perasaannya kosong atau belum terpenuhi. Ia biasanya menjadi anak yang egois dan kurang empati pada teman lain.

"Kalau anak bahagia, dia bisa sharing perasaan dia ke orang lain, dia punya kesempatan memahami orang lain," tuturnya.

3. Aspek Perilaku

Anak-anak yang bahagia lebih pro aktif. Jadi dia punya kendali atas tindakan yang dia lakukan, tidak takut untuk mengambil tanggung jawab.

"Misalnya dalam satu kelompok, ga ada leadernya, dia bisa pro aktif mengambil peran sebagai leadernya tanpa takut, nanti bisa apa enggak, tugas memberatkan atau enggak. Yang penting dia itu mau maju, aku yg ketuain," katannya.

Selain itu, anak bahagia punya daya bangkit. Mereka tidak takut untuk gagal, karena dia tahu kalau pun dia gagal atau melakukan kesalahan ada kesempatan untuk mencoba atau untuk bangkit lagi.

"Kesalahan itu tidak apa-apa, salah itu bisa terjadi. Yang penting bisa diubah dari salah menjadi lebih benar," tutur Fadillah.




(tya/tey)


Hide Ads