Manipulatif Itu Apa Sih? Ini Ciri, Penyebab, dan Cara Menghadapi Sifatnya

Manipulatif Itu Apa Sih? Ini Ciri, Penyebab, dan Cara Menghadapi Sifatnya

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikJabar
Jumat, 22 Jul 2022 14:38 WIB
Woman hair covered face portrait in studio on dark background
Apakah kamu kenal orang yang manipulatif? Foto: Thinkstock

Manipulatif adalah salah satu sifat buruk yang sebaiknya dihindari. Mengutip WebMD, sifat manipulatif bisa dialami siapa saja. Bahkan, setiap orang sejatinya memiliki sifat manipulatif. Tapi ada yang jelas sekali dan sering muncul, ada yang hanya sesekali. Sifat manipulatif terkadang juga merugikan orang lain yang dimanipulasi.

Banyak yang perlu detikers pahami tentang sifat manipulatif. Mulai dari pengertiannya, ciri-cirinya, penyebab, dan bahayanya. Yang paling penting dan pasti ingin detikers ketahui adalah bagaimana cara menghadapinya.

Apakah sifat manipulatif seseorang bisa dilawan? Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Manipulatif

Manipulatif adalah sifat seseorang yang sengaja memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri, seringkali menggunakan strategi tidak jujur hingga eksploitatif yang merugikan orang lain tersebut. Dilansir WebMD, seseorang yang manipulatif biasanya berusaha memanfaatkan, mengendalikan, atau mengorbankan orang lain demi kepentingannya sendiri.

Manipulatif bisa dimiliki oleh siapa saja, bahkan orang yang merasa tidak manipulatif sekali pun. Kalau mau jujur, kita pasti sering berusaha mendapatkan sesuatu dengan memanfaatkan orang lain. Bedanya, seorang manipulator emosional menggunakan cara-cara yang akhirnya bisa merugikan orang lain tersebut, sering kali tanpa disadari oleh orang yang dimanipulasi.

ADVERTISEMENT

Ada sebutan khusus untuk orang-orang yang terbiasa melancarkan manipulasi emosional, yakni Machiavellian. Istilah tersebut diambil dari penulis buku abad ke-16 bernama Niccolo Machiavelli. Dalam bukunya yang berjudul The Prince, Machiavelli menyarankan supaya para politikus menggunakan taktik manipulasi emosional untuk mencapai tujuan mereka. Buku ini pun diyakini melahirkan banyak diktator di dunia hingga sekarang.

Lantas bagaimana mengenali seseorang yang manipulatif? Kita bisa mengamati dari ciri-cirinya.

Ciri-ciri Seseorang yang Manipulatif

Dilansir Healthline, ada 15 ciri-ciri manipulasi emosional yang bisa diamati. Sebagai catatan, ciri-ciri ini tidak semuanya dimiliki oleh orang manipulatif, bisa jadi hanya sebagian. Dan tidak semua orang yang memiliki sifat tersebut serta-merta bisa dianggap sebagai orang yang manipulatif.

1. Malas Mendatangi dan Minta Didatangi Terus

Ciri pertama dikenal dengan istilah 'home court advantage' dalam bahasa Inggris. Orang yang manipulatif biasanya tak ingin repot-repot dan mengeluarkan lebih banyak tenaga dalam suatu urusan denganmu.

Ketika kalian ingin ketemu, dia akan mencari tempat janjian yang tidak akan merepotkannya meskipun itu bakal merepotkanmu. Misalnya, "Eh, kamu aja yang datang ke sini ya, aku sibuk." Dan itu tidak hanya dilakukan satu-dua kali, tapi setiap kali janjian.

Sikap ini dapat dipahami sebagai upaya orang manipulatif untuk membuat kekuatan antara kalian tidak seimbang. Orang cenderung merasa lebih aman dan kuat berada di tempat yang familier dengannya atau merupakan daerah kekuasaannya.

2. Selalu Meminta Lawan Bicara untuk Bicara Duluan

Mempersilakan lawan bicara untuk berbicara lebih dulu terkadang dilihat sebagai sikap sopan dan menghargai orang lain. Padahal bisa saja orang tersebut justru ingin memanipulasi lawan bicaranya secara emosional.

Menurut WebMD, taktik ini populer digunakan dalam berbagai hubungan bisnis dan pribadi. Ada pepatah mengatakan 'siapa yang bicara duluan, dia yang kalah'. Orang manipulatif biasa membiarkan lawannya bicara duluan supaya dia bisa membolak-balik kata-kata lawan bicara dan menyerang balik dengan telak.

Salah satu contoh kalimat yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah: "Coba jelaskan kenapa kamu marah/tidak suka pada saya."

3. Membolak-balikkan Fakta

Menyambung ciri-ciri ketiga, tanda keempat seseorang termasuk manipulatif adalah dia sering membalikkan fakta. Manipulator sering menyampaikan kebohongan dan karangan yang dapat membingungkan orang lain dan justru membuat orang lain merasa bersalah.

Manipulator juga memanfaatkan kebohongan dan fakta yang dikaburkan itu untuk membuat orang lain memaklumi kesalahan mereka. Misalnya dalam sebuah konflik, seseorang berusaha terlihat bahwa dirinya adalah korban alih-alih pelaku. Kecenderungan ini dikenal juga dengan istilah playing victim.

4. Terlalu Cepat Merasa Akrab

Pernahkah kamu berkenalan dengan orang baru dan tiba-tiba mereka membicarakan hal yang sangat personal? Dia mungkin tipe orang yang senang bercerita. Tapi bisa juga dia adalah seseorang yang manipulatif.

Manipulator emosional cenderung merasa cepat akrab dalam fase perkenalan dan seolah-olah mau membagikan rahasia terdalam mereka. Sebenarnya ini adalah trik orang manipulatif untuk mendapatkan rahasia terdalammu atau mendapatkan sesuatu yang sangat privat darimu.

Contoh manipulasinya, kamu berkenalan dengan seseorang lewat aplikasi kencan. Kalian bertukar cerita lewat chat atau saat ketemu. Tahu-tahu dia mengajakmu menginap karena merasa sudah dekat. Bisa juga ditandai dengan kalimat seperti, "Aku cerita rahasiaku begini cuma sama kamu kok."

Ciri ini mungkin juga akan kamu rasakan saat berinteraksi dengan orang berprofesi tertentu, seperti psikolog yang menanyakan riwayat kesehatan jiwamu atau wartawan yang menanyakan informasi penting padamu sebagai saksi mata suatu kejadian. Tapi itu bukan berarti mereka orang manipulatif ya. Mereka hanya menjalankan tugas.

5. Melakukan Bullying Berbekal Statistik dan Angka

Ciri manipulasi ini bisa terjadi di dunia nyata, tapi lebih banyak ditemukan dalam dunia maya. Manipulator emosional biasanya menganggap diri mereka sangat ahli dalam satu hal. Bahkan dalam hal yang sebenarnya bukan bidang mereka.

Lebih parah lagi, manipulator memaksakan pengetahuan dan pendapat mereka agar disetujui oleh orang lain. Jika perlu, mereka akan menyodorkan angka-angka dan data yang membuat pendapat mereka terkesan valid sementara orang lain tampak bodoh.

Manipulator dengan ciri ini biasanya menggunakan kalimat seperti, "Memangnya kamu tahu apa, sih? Saya lebih paham daripada kamu." Bisa juga dengan kalimat, "Tuh kan, sudah dikasih tahu. Makanya dengarkan aku."

6. Menekan Lewat Birokrasi atau Prosedur

Istilah populernya adalah menjegal. Manipulator emosional bisa saja sengaja menahan langkahmu atau menakut-nakutimu dengan berbagai birokrasi atau prosedur yang ribet.

Dengan begini, kamu bakal sulit mencapai sesuatu. Manipulator mungkin melakukan ini supaya posisinya tidak terdepak karena keberadaanmu. Atau jika tujuan kalian sama, dia ingin mencapai hal itu lebih cepat daripada kamu.

7. Si Paling-paling

Istilah ini populer belakangan di media sosial. Si paling paling adalah orang yang merasa paling sesuatu ketika membahas topik tertentu. Misalnya ada yang membahas tentang kesedihan, manipulator akan muncul dan bilang bahwa dirinyalah yang lebih sedih atau paling sedih.

Manipulator dengan ciri ini berusaha untuk menunjukkan masalah mereka sendiri dan mengecilkan masalah orang lain. Jangka panjangnya, manipulator ingin kamu juga pusing memikirkan masalah mereka alih-alih masalahmu sendiri. Salah satu kalimat populer: "Lu mah mending, lah gue..."

8. Membuatmu Merasa Bersalah karena Marah

Tidak harus selalu marah. Kadang kamu merasa kesal atau jengkel pada seseorang dan akhirnya kamu luapkan pada orang tersebut. Bisa dalam bentuk pertanyaan atau memberi saran. Tapi kemudian dibalas dengan keras oleh orang itu.

Ini adalah salah satu ciri manipulator emosi. Dia akan membuat orang lain merasa bersalah karena marah atau kesal pada mereka. Strategi ini dilancarkan supaya orang manipulatif bisa memanipulasi dan mengendalikan sikap serta keputusan orang lain.

9. Mengakhiri Kata-kata Kasar dengan 'Bercanda'

Manipulator emosional suka mengucapkan komentar atau kata-kata kasar terhadap orang lain. Ketika orang tersebut marah, manipulator akan langsung mengelak dengan beralasan bahwa itu cuma bercanda.

Padahal sebenarnya kata-kata itu mungkin bukan candaan, tapi mereka ingin membuat orang yang marah itu merasa bersalah karena sudah tersinggung. Ciri ini kurang lebih sama seperti ciri sebelumnya. Kalimat yang sering ditemui: "Yaelah bercanda doang, gitu aja marah..."

10. Awalnya Menolong, Lalu Lari

Kondisi ini terjadi ketika manipulator menyanggupi untuk membantu, tapi kemudian dia mundur di tengah jalan dan menyalahkan orang yang meminta bantuannya. Alih-alih membantu, manipulator malah membebankan tanggung jawab yang semula sudah ia sanggupi pada orang yang meminta tolong. "Kamu sih nggak bilang kalau tugasnya sebanyak ini. Tahu gitu aku nggak bantuin."

11. Lari dari Tanggung Jawab

Masih soal tanggung jawab, seorang manipulator biasanya tidak mau menanggung akibat dari kesalahannya sendiri. Alih-alih, manipulator menyalahkan orang lain atas kesalahan yang sebenarnya dia buat. Ujung-ujungnya orang lain yang harus meminta maaf atas kekeliruan manipulator.

12. Mencuri Lampu Sorot

Maksudnya adalah manipulator emosional sering kali berusaha mencuri perhatian yang sebenarnya ditujukan untuk orang lain. Ciri ini hampir sama dengan si paling paling. Misalnya ketika seseorang mendapat promosi di kantor karena prestasinya dan menjadi perhatian, manipulator akan mengalihkan perhatian dan berusaha menunjukkan bahwa sebenarnya dia lebih berprestasi tapi tidak dipromosikan.

13. Selalu Mengkritik

Mengkritik terkadang perlu dilakukan. Tapi jika setiap hari seseorang kerjanya mengkritik padahal bukan kritikus, mungkin saja dia seorang yang manipulatif. Dalam pergaulan biasanya disebut tukang nyinyir atau julid. Tujuan manipulasi ini adalah untuk membuat orang lain merasa rendah diri.

14. Memproyeksikan Rasa Insecure ke Orang Lain

Menyambung dari ciri-ciri selalu mengkritik, orang yang manipulatif biasanya nyinyir karena diri mereka sendiri sebenarnya merasa insecure. Namun, mereka tidak ingin insecure sendirian sehingga berusaha membuat orang lain juga rendah diri dengan cara mengolok-olok. Contohnya: "Nggak usah sok cantik deh, Mbak. Kalau aku jadi kamu sih aku bakal malu kayak gitu."

15. Pasif-Agresif

Ciri yang terakhir ini mungkin sering detikers temui. Ada orang yang cenderung pasif-agresif, dalam artian mereka tidak menyampaikan emosi negatif secara langsung. Mereka cenderung membicarakan orang di belakang atau melancarkan silent treatment (mendiamkan orang lain) ketimbang menyampaikan kritik langsung kepada yang bersangkutan. Orang manipulatif yang pasif-agresif berharap bahwa kamu mengerti mereka tanpa mereka ngomong.

Penyebab dan Bahaya dari Perilaku Manipulatif

Sifat manipulatif tidak hadir begitu saja. Seseorang bisa menjadi manipulatif disebabkan oleh beberapa hal, mengutip Verywell Health.

  • Hubungan yang mengalami disfungsi, sehingga orang manipulatif tidak tahu bagaimana cara membangun komunikasi yang baik.
  • Gangguan kepribadian, termasuk gangguan kesulitan membedakan batasan dan narsisisme.
  • Pernah dilecehkan atau mengalami kekerasan, sehingga membuat orang tersebut tidak merasa nyaman berkomunikasi dan menciptakan kecenderungan manipulatif untuk mendapatkan sesuatu.

Perilaku manipulatif bisa berbahaya dan berdampak negatif. Berikut bahayanya.

  • Orang yang manipulatif bisa melakukan sesuatu yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain.
  • Orang manipulatif membuat kekuatan antara dia dan orang lain menjadi tidak seimbang.
  • Orang manipulatif bisa menyebabkan orang lain merasa bingung, terisolasi, hingga depresi.

Mengapa Orang Bisa Menjadi Manipulatif?

Seperti yang sudah dijelaskan sebagian pada penyebab, seseorang bisa menjadi manipulatif karena beberapa hal. Manipulator emosional bersikap manipulatif karena mereka ingin menciptakan ketimpangan kekuasaan, membuat pihak lain tidak berdaya menghadapi mereka.

Manipulator memanfaatkan orang yang lebih lemah untuk mendapatkan kekuasaan atau posisi yang lebih tinggi. Mereka mendapatkan keuntungan dan hak istimewa, tapi dengan cara mengorbankan orang lain.

Cara Menghadapi Seseorang yang Manipulatif

Menurut WebMD, manipulasi emosional bisa terjadi pada berbagai bentuk hubungan. Namun, biasanya lebih mudah ditemukan pada hubungan yang dekat, misalnya pasangan atau orang tua dan anak. Terkadang hal ini tidak bisa dihindari oleh korban manipulasi. Namun, mengutip Verywell Health, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi manipulator dengan waras, dibedakan berdasarkan jenis hubungan.

1. Pasangan

Cara menghadapi pasangan yang manipulatif:

  • Ketahui ciri atau taktik manipulasi apa yang dilakukan pasangan (lihat 15 ciri di atas).
  • Komunikasikan dengan pasangan soal taktik tersebut, tanyakan apa yang sebenarnya ingin dia lakukan atau sampaikan padamu.
  • Sampaikan kekhawatiran atau keresahanmu tanpa menyalahkannya.
  • Atur batasan sejauh mana kamu bisa mentoleransi sikap manipulatif pasangan. Konsultasikan melalui ahli konseling bila perlu.

2. Orang Tua

Cara menghadapi orang tua yang manipulatif:

  • Sampaikan kekhawatiran atau keresahanmu pada orangtua dengan cara setenang mungkin
  • Sesuaikan cara komunikasi dan kata-kata dengan sifat orang tuamu.
  • Cari bantuan pihak ketiga untuk memfasilitasi komunikasimu dengan orang tua apabila menemui jalan buntu.

3. Teman

Cara menghadapi teman yang manipulatif:

  • Utarakan keinginanmu sejelas-jelasnya dalam hubungan pertemanan kalian.
  • Pikirkan solusi bersama untuk memperbaiki situasi.
  • Jika temanmu sulit diajak berpikir bersama atau berkompromi, bangun batasan dan jaga jarak demi kesehatan mentalmu sendiri.

4. Atasan dan Teman Kerja

Cara menghadapi orang yang manipulatif di tempat kerja:

  • Sampaikan keresahan atau kekhawatiran dengan cara sesopan mungkin, jangan sampai membuatmu terancam dimutasi atau bahkan diberhentikan.
  • Jika ada supervisor atau manager di atas teman kerja atau atasan yang menurutmu manipulatif, kamu bisa menyampaikan keresahanmu pada orang dengan jabatan yang lebih tinggi tersebut. Tapi ingat, jangan bermaksud mengadu, karena bisa jadi itu artinya kamu sendiri manipulatif.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai sifat manipulatif dan bagaimana cara menghadapinya. Kuncinya ada pada komunikasi yang baik. Semoga bermanfaat, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads