Kasus bullying pada anak masih saja terus terjadi di Indoensia. Terbaru terjadi di Tasikmayala dimana seorang bocah berusia 11 tahun berinisial PH menjadi korban perundungan sekelompok anak lain untuk melakukan aktivitas ekstrem yakni menyetubuhi kucing.
Aksi itu bahkan direkam kemudian disebarkan para pelaku di media sosial. Setelah kejadian itu, PH mengalami depresi, tidak mau makan hingga meninggal dunia.
Nyawa bocah tersebut tidak tertolong meski sudah mendapat penanganan medis maksimal. Pihak RSUD SMC mendiagnosis penyebab kematian korban akibat suspect typhoid dan ensefalopati atau peradangan otak akibat komplikasi tifus serta suspect episode depresi atau gangguan kejiwaan yang bisa diakibatkan karena komplikasi demam tifus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat dari kasus itu, orang tua harus lebih peka melihat gejala atau tanda-tanda anak saat mereka menjadi korban bullying.
Fadillah M. Psi, psikolog dari Teman Bakat (aplikasi yang menyediakan layanan konseling permasalahan psikologis untuk siswa sekolah) menyebutkan ciri-ciri anak yang jadi korban bullying.
1. Mengalami gangguan tidur dan makan
Kejadian bullying yang dialami anak akan berputar berulang dalam pikiran anak. Hal ini membuatnya merasa cemas hingga membuat aktivitas fisik hariannya terganggu seperti gangguan tidur atau makan.
2. Menarik diri secara sosial
Jika bullying yang ia terima terjadi di sekolah, anak akan menunjukkan keengganan untuk pergi ke sekolah. Mencari-cari alasan supaya tidak sekolah seperti sakit dan lainnya.
Kalaupun anak tetap sekolah, ia biasanya menarik diri secara sosial dengan mengurangi kontak dengan teman-temannya.
"Dia jadi enggak mau ke kantin. Lebih memilih diam di kelas, enggak mau ikut main atau ngobrol dengan teman. Ini karena dia merasa takut atau malu dengan bullying yang diterimanya," ujar Fadillah.
3. Kehilangan konsentrasi
Anak yang menjadi korban bullying akan merasakan kecemasan seperti ada orang di sekitarnya yang mengawasi. Ia membayangkan apakah kejadian buruk yang dialaminya akan terjadi lagi. Hal ini membuatnya sulit konsentrasi pada hal lain seperti pelajaran di sekolah.
"Orang tua dan guru biasanya baru menyadari ketika anak nilainya menurun," katanya.
4. Murung dan melamun
Kejadian bullying adalah sesuatu yang berat bagi anak. Bagi sebagian anak yang kepercayaan dirinya rendah, bullying membuatnya jatuh dan sulit bangkit. Hal ini membuatnya menjadi sering murung dan melamun. Ia mempertanyakan kenapa hal itu (bullying) terjadi pada dirinya hingga menyalahkan diri sendiri.
5.Berhenti melakukan sesuatu yang biasanya menyenangkan
Waspadai jika anak-anak berhenti melakukan hal-hal yang biasanya ia senangi. Misalnya jika anak senang main game, namun kini jadi tak mau lagi.
"Orang tua harus aware dengan anak-anaknya. Tapi jangan bangun komunikasi setelah terjadi bullying karena itu terlambat. Komunikasi dan bonding yang baik dengan anak bisa membuat orang tua mengetahui gajala awal anak jadi korban bullying sebelum semakin parah," jelas Fadillah.
(tya/tey)