Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Jawa Barat telah melakukan pengecekan lokasi penemuan macan kumbang di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Dari hasil penemuan BBKSDA, para peternak ayam di lokasi diminta lebih menjaga dan waspada agar hewan ternaknya aman. Sebab di area peternakan sekitar lokasi ditemukan 'kurang aman'.
"Kita juga sudah mengecek ke sana, kepada pihak peternakan ayam ya harus lebih safety. Misalnya memasang kamera, biar ketahuan. Yang kedua di pasang seng, karena ada titik-titik dari peternakan tersebut tidak dipasang," ujar Humas BBKSDA Jabar, Rifki, saat dihubungi detikJabar, Kamis (21/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut mereka (peternakan dibuat seperti itu) biar ada cahaya ke ayamnya. Tapi itu kan untuk pengamanan," tambahnya.
Ia juga mengimbau para peternak ayam di lokasi tersebut memelihara anjing. Sehingga anjing tersebut bisa menjadi alarm saat macan tersebut datang.
"Ketiga bisa juga pasang anjing, tapi anjingnya dikandangin. Kalau anjingnya dilepasin, nanti anjingnya di makan. Minimalnya anjing itu seperti alarm lah," katanya.
Rifki mengatakan, jika ternyata macan tersebut, macan itu bisa dihalau. Sehingga menurutnya macan tersebut bisa langsung kembali ke habitatnya.
"Terus kalau ada macan kumbang itu, ya dihalau saja. Nggak usah diapa-apain, nanti juga ke dalam hutan lagi. Jangan diburu juga, nanti ada unsur pidananya," jelasnya.
"Itu juga kan masih sehat macannya, cukup dengan dihalau, agar dia masuk ke hutan kembali. Lama-lama dia masuk lagi, karena secara insting macan itu takut dengan manusia, beda dengan harimau," lanjutnya.
Dia menambahkan, beberapa peternak di daerah lain menggunakan pagar yang sangat aman. Sehingga macan tidak bisa masuk ke peternakan.
"Soalnya ada beberapa kasus di kawasan yang lain, ada juga yang memangsa ternak domba. Namun masyarakatnya memagarinya dengan kawat duri, itu macan nggak mau masuk. Itu udah diaplikasikan oleh kami, kaya di Ciamis itu," ucapnya.
Menurutnya jika macan yang sudah tua biasanya jika ada macan jantan muda akan otomatis menyingkir. Sehingga macan tersebut lebih memilih meminggir dan mencari makanan yang relatif mudah.
"Kita coba diterapkan di masyarakat sekitar, itu kandang domba, atau kandang ayam itu dikasih semacam kaya kawat berduri gitu lah," kata Rifki.
Pihaknya mengungkapkan peternakan kemarin yang terkena imbas adanya macan kumbang tersebut bisa kembali memperkuat pagar. Menurutnya hal tersebut wajib dilakukan jika kondisi peternakan berada di dekat hutan.
"Kalau saya lihat di peternakan yang kemarin cukup di kasih seng aja, saya pikir intinya itu pagarnya harus diperkuat. Lagian itu kan konsekuensi dari peternakan yang berdekatan langsung dengan hutan. Kita juga gak bisa apa, yang namanya hutan kan tempat habitat satwa liar, bagi yang predator, maupun bukan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seekor macan kumbang muncul di Kampung Cikaso, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Macan tersebut diduga turun dari Gunung Masigit Kareumbi untuk memangsa hingga 22 ekor ayam.
Dalam video yang dilihat detikJabar, Rabu (20/7/2022), terlihat macan tersebut melintas di kandang sebuah peternakan ayam. Kemunculan hewan buas itu dilihat oleh salah seorang petugas keamanan di peternakan tersebut.
(ors/orb)