Teks Drama: Pengertian, Contoh, dan Ciri-Cirinya

Teks Drama: Pengertian, Contoh, dan Ciri-Cirinya

Kholida Qothrunnada - detikJabar
Kamis, 21 Jul 2022 16:43 WIB
Penari mementaskan tari Drama Menak berjudul Kelaswara Jayengtresna di Teater Wayang Indonesia, Taman Mini, Jakarta, Minggu (21/09/2014). Tari Drama Menak merupakan salah satu seni tari klasik Jawa yang lahir dari lingkungan Keraton Kesultanan Yogyakarta.
Teks drama merupakan teks cerita yang akan dipentaskan di atas panggung. Foto ilustrasi: Grandyos Zafna

Dalam sebuah pentas drama, pemain perlu membaca teks drama untuk mengetahui alur cerita. Seperti apa sih teks drama itu?

Teks drama memiliki berbagai unsur, struktur, dan jenis yang beraneka ragam. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak pemaparan tentang teks drama berikut ini:

Pengertian Teks Drama

Menurut Bank Soal Cepat Menguasai Soal Bahasa Indonesia, drama berasal dari bahasa Yunani, draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak atau bereaksi. Sementara teks drama merupakan salah satu bentuk teks sastra yang berisi suatu kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan dalam bentuk gerak. Drama sendiri bisa dilakukan di atas panggung maupun tak dipentaskan di atas panggung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unsur-unsur Teks Drama

Menurut Buku Bahasa Indonesia kelas II SMP, berikut 6 unsur-unsur dari teks drama:

  • Tema, yaitu pokok persoalan yang disampaikan pengarang. Dalam drama, tema terselubung dalam sebuah dialog, sehingga untuk mengetahuinya, pembaca harus memahami dulu isi dialog dan perwatakan tokoh.
  • Amanat, sikap pengarang dalam persoalan yang akan dikemukakan kepada pembaca.
  • Plot atau biasa juga disebut alur adalah kerangka dasar yang menjadi pengarah jalan pikiran seorang pengarang.
  • Perwatakan merupakan penampilan keseluruhan ciri atau pun ipe jiwa seorang tokoh dalam sebuah drama.
  • Dialog yaitu percakapan antartokoh dalam drama.
  • Setting atau latar merupakan keterangan mengenai waktu, tempat dan suasana terjadinya sebuah cerita di dalam drama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama adalah sebagai berikut:

ADVERTISEMENT
  1. Menetapkan tema, syarat untuk tema yang baik ialah menarik dan membahas persoalan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Menentukan tujuan, seperti warna cerita tanpa perlu ditulis dalam naskah.
  3. Menetapkan penokohan, yaitu penentuan watak dan tokoh yang sesuai dengan tema hingga latar belakang karakternya.
  4. Menetapkan latar, berupa penentuan tempat, waktu dan suasana yang dimunculkan secara eksplisit dalam pementasan.
  5. Merangkai alur cerita. Ada lima tahap, pengenalan, permasalahan, klimaks, peleraian dan penyelesaian. Penulis bisa memodifikasi dengan mengubah tahapan alur.
  6. Menentukan permasalahan atau konflik, yaitu berupa gambaran pertentangan atau pertikaian dua pihak yang berlawanan.
  7. Menyusun dialog sebagai yang dilengkapi dengan petunjuk pemeranan bagi setiap pemain.

Struktur Teks Drama

Menurut buku Pembelajaran Menulis Teks, struktur teks drama mirip dengan struktur teks naratif, yaitu orientasi, komplikasi, urutan peristiwa, resolusi dan koda. Teks drama bisa mencakup informasi produksi naskah, ringkasan teks drama, daftar pemeran dan detail setting. Nah, biasanya struktur teks drama terdiri dari point-point berikut:

1. Orientasi

Pada bagian ini, diperkenalkan karakter, latar dan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca atau penonton untuk memahami drama.

2. Rising Action/Komplikasi

Pada bagian komplikasi, dijelaskan peristiwa dan interaksi antar karakter yang mengarah pada klimaks.

3. Klimaks

Klimaks berisi puncak dari sebuah drama.

4. Resolusi

Peristiwa yang memungkinkan karakter menjelaskan atau menyelesaikan apa yang terjadi selama klimaks.

5. Simpulan

Simpulan merupakan adegan terakhir yang menunjukkan komentar atau pesan moral. Hal ini berdasarkan tindakan yang terjadi di dalam teks.

Contoh-contoh Teks Drama

1. Teks Drama tentang Cerita Rakyat mengutip Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 8.

Malin Kundang

Pemain: Malin Kundang, Mande (Ibu Malin Kundang dan Putri)

Prolog:

Malin Kundang adalah anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Dia mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Dia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, Malin Kundang berhasil menikahi seorang putri dari saudagar kaya raya. Membawa istrinya, Malin kembali ke kampung halamannya.

Malin: Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandar)

Putri: Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini, Kanda

Mande: (berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses dan pulang), Malin, Kau kah itu, Nak? (berteriak kegirangan)

Putri: Siapakah wanita tua itu, Kanda?

Malin: (menyembunyikan wajah terkejut saat melihat ibunya berlari ke arah perahu) Aku tak tahu Dinda, mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah, jangan pedulikan lagi dia.

Mande: Malin, ini ibumu, Nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini, Malin?

Malin: Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! (berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya).

Mande: (mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan) Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini, Tuhan? Jika memang dia bukanlah anakku, maka maafkanlah dia yang telah menghinaku ini. Namun jika dia benar anakku si Malin Kundang, hukumlah dia yang telah durhaka itu (sambil menadahkan tangan memohon kepada Tuhan).

Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar, petir pun menggelegar. Badai besar datang dan kapal yang dinaiki Malin terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan Istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada orang tua.

2. Contoh Teks Drama tentang Pergaulan Bebas

Teks Drama tentang Siswa yang Merokok

(Pada hari Jumat, Puan dan Ria sedang berjalan-jalan di gang. Mereka mengobrol tentang pelajaran di sekolah)

Puan: Kemarin kita punya tugas dari ibu guru tidak ya?

Ria: Sepertinya tidak, kemarin ibu guru hanya menyuruh untuk membaca buku

Puan: Oh, oke.

(di tengah perjalanan, Puan dan Ria bertemu dengan teman mereka bernama Dhika dan Rasyid. Mereka tengah ingin merokok di pos ronda)

Ria: Kamu sedang apa di sini Dhik?

Dhika: Mau merokok, sudah jangan ganggu

Puan: Dhika, kamu belum boleh merokok!

Dhika: Terserah aku lah

Puan: Usia kalian masih terlalu muda untuk merokok, Dhika, Rasyid.

Ria: Betul itu, rokok mempunyai zat kimia yang banyak

Rasyid: Sok tahu kamu, rokok sudah jadi kebiasaan bagiku. Kalau tak merokok tidak enak

Ria: Iya, tapi jangan merokok terus menerus, apalagi di tempat umum seperti ini.

(Tak lama kemudian, datanglah Pak RT)

Pak RT: Sedang apa kalian di sini?

Puan: Ini, pak, Dhika dan Rasyid merokok

Pak RT: Kalian jangan merokok dahulu, kalian masih mencari ilmu

Rasyid: Iya pak, maaf

Pak RT: Saya maafkan tapi jangan dilulang lagi ya.

Dhika : Baik pak

Jenis-jenis Teks Drama

Menurut buku Pembelajaran Menulis Teks, jenis-jenis drama bisa dikelompokkan berdasarkan isi dan bentuknya. Berikut drama berdasarkan isinya:

1. Melodrama

Drama yang menggambarkan peristiwa yang mengandung kesedihan, baik yang berakhir tragis maupun bahagia. Jenis drama ini menceritakan tokoh yang kasar, jahat, dan baik yang kadang tak realistis dan sulit diterima secara psikologis. Biasanya, saat dipentaskan, melodrama diiringi musik atau melodi.

2. Heroik

Drama yang menggambarkan tema percintaan atau keberanian dengan cara berlebihan. Heroik cenderung absurd.

Drama yang membuat penontonnya gembira dan menimbulkan senyum dan gelak tawa. Ide cerita komedi bersumber dari kehidupan masyarakat dan seringkali berakhir dengan kebahagiaan.

3. Farce

Drama yang penuh dengan lelucon. Tingkah laku dari tokohnya menimbulkan tawa, sementara yang sering dijadikan objek adalah orang-orang yang linglung.

4. Opera

Drama yang berisi nyanyian dan musik pada sebagian besar penampilannya. Nyanyian digunakan sebagai dialog. Opera dibedakan menjadi tiga, opera seria (sedih), opera buffo (cerita lucu) dan opera komik (lelucon, tak dinyanyikan).

5. Sendratari

Gabungan antara seni drama dan seni tari. Rangkaian peristiwa diwujudkan dalam bentuk tari yang diiringi musik, tak ada dialog dan kadang dibantu narasi singkat.

6. Tablo

Drama yang mengutamakan gerak. Pemainnya tak mengucap dialog tapi hanya melakukan gerakan, sehingga jalan cerita bisa diketahui melalui gerakan.

Sementara, berdasarkan bentuknya, drama dibedakan menjadi dua, yaitu drama dialog dan monolog.

1. Drama Dialog

Drama yang ditampilkan dua orang atau lebih karakter untuk menyampaikan pesan disertai ekspresi dan gerakan.

2. Drama Monolog

Drama yang ditampilkan satu orang karakter dengan berbagai ekspresi dan gerakan.

Ciri-ciri Teks Drama

Teks drama tentu mempunyai ciri-ciri untuk menjadi pembeda dari teks-teks lain. Berikut ciri-ciri teks drama mengutip buku Bank Soal Cepat Menguasai Soal Bahasa Indonesia:

  1. Seluruh cerita berbentuk dialog, baik tokoh maupun narator
  2. Semua dialog tak menggunakan tanda petik (".."), sebab dialog drama bukanlah kalimat langsung
  3. Teks drama dilengkapi dengan petunjuk lakuan yang digunakan sebagai petunjuk untuk para pemeran dalam melakukan sesuatu. Petunjuk tersebut ditulis dalam tanda kurung (..)
  4. Teks drama memuat konflik
  5. Selalu ada kegiatan yang dilakukan



(khq/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads