Apa Itu Butterfly Effect? Ini Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Apa Itu Butterfly Effect? Ini Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikJabar
Kamis, 21 Jul 2022 16:15 WIB
JINPING, CHINA - JUNE 07: Colourful butterflies fly as around 150 million caterpillars will emerge from their cocoons at the Butterfly Valley on June 7, 2022 in Jinping Miao, Yao and Dai Autonomous County, Honghe Hani and Yi Autonomous Prefecture, Yunnan Province of China. (Photo by Liu Ranyang/China News Service via Getty Images)
Apa sih butterfly effect itu? Simak penjelasan berikut. Foto ilustrasi: China News Service via Getty Ima/China News Service

Pernah mendengar istilah butterfly effect atau efek kupu-kupu? Ya, istilah ini terbilang populer dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang seseorang mengalaminya tapi tidak sadar bahwa itu termasuk dalam butterfly effect. Secara singkat, butterfly effect adalah perubahan kecil yang memberikan dampak besar dalam jangka panjang untuk suatu peristiwa.

Mengutip PsycholoGenie, penulis buku psikologi Shawn Achor pernah mengungkapkan bahwa setiap orang adalah 'kupu-kupu' dalam butterfly effect. Masing-masing orang mampu melakukan langkah kecil menuju ke arah yang lebih positif dan hal itu dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi kehidupan di sekitar orang tersebut.

Nah, sebenarnya apa itu butterfly effect? Mari kita pelajari sama-sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal Istilah dan Pengertian Butterfly Effect

Menurut APA Dictionary of Psychology, butterfly effect atau efek kupu-kupu adalah suatu kecenderungan sistem yang kompleks dan dinamis agar lebih peka terhadap suatu kondisi awal yang mungkin berubah karena hal-hal kecil. Butterfly effect terjadi ketika sebuah tindakan atau hal kecil terjadi dan mempengaruhi sesuatu sehingga menimbulkan efek besar dan sulit diprediksi.

Istilah butterfly effect sendiri berangkat dari kepak sayap kupu-kupu. Kepak sayap kupu-kupu terkesan ringan dan tidak memberi pengaruh pada situasi sekitarnya, tapi diyakini bahwa pada bagian dunia yang lain terjadi badai tornado karena kepak sayap kupu-kupu tersebut.

ADVERTISEMENT

Penggunaan Istilah Butterfly Effect

Istilah tersebut dicetuskan oleh ahli meteorologi Edward Lorenz. Butterfly effect biasanya dipakai untuk menggambarkan hubungan kausalitas nonlinier atau sebab-akibat yang tidak berhubungan secara langsung.

Apakah memang benar terjadi badai tornado hanya karena kepak sayap kupu-kupu di dunia nyata? Nah, sekarang mari kita lihat apa saja contoh butterfly effect yang terjadi dunia nyata, serta dampak atau efek yang ditimbulkannya.

Contoh Peristiwa dan Efek dari Butterfly Effect

Istilah butterfly effect lahir dari pengamatan ahli meteorologi soal cuaca. Namun, konsep ini kemudian diadopsi dalam ilmu psikologi untuk memahami sifat kehidupan yang secara alami memang sering kacau. Kekacauan itu kerap disebabkan hal-hal kecil yang awalnya tidak disadari. Dari sini, manusia belajar untuk berhati-hati dalam bertindak karena langkah sekecil apa pun bisa memberikan efek besar yang tidak diduga-duga.

Karena itu, penting bagi detikers mengetahui seperti apa butterfly effect yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan apa dampak yang ditimbulkan. Mengutip Ness Lab, kita perlu mengenali efek kupu-kupu yang mungkin terjadi agar dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat. Inilah contoh butterfly effect yang sering terjadi dalam bidang sejarah, bisnis, dan psikologi.

1. Adolf Hitler dan Perang Dunia II

Dalam Perang Dunia II, ada sosok Adolf Hitler yang berperan besar dalam pembantaian massal warga Yahudi di berbagai negara Eropa. Nah, banyak orang yang kemudian bertanya-tanya bagaimana jika pada masa kecilnya, Hitler menempuh jalan hidup yang berbeda. Hitler pernah ditolak dua kali di Akademi Seni Rupa di Wina, Austria, pada tahun 1907 dan 1908.

Dua kali gagal, akhirnya Hitler menyerah masuk ke sekolah seni dan meniti karir di dunia militer hingga menjadi Der Kaiser yang paling ditakuti selama Perang Dunia II. Keputusan komite sekolah seni tersebut menolak Hitler awalnya terkesan kecil, tapi kemudian menghasilkan dampak besar di belakang berupa Perang Dunia II.

2. Bisnis Start up Kolaps

Belum lama ini, Indonesia sempat digemparkan dengan berita tentang banyak start up yang kolaps hingga gulung tikar. Start up yang semula sempat menjadi primadona dalam dunia bisnis di era 4.0 mulai goyah dan menghentikan rekrutmen besar-besaran. Ini merupakan salah satu bentuk dari kekacauan dalam bisnis, contoh dari butterfly effect.

Rajagopal dalam bukunya The Butterfly Effect in Competitive Market menyebutkan bahwa perubahan kecil saja dapat menghasilkan peningkatan besar atau kejatuhan besar dalam dinamika pemasaran. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah salah memprediksi perilaku konsumen.

Perilaku konsumen sendiri merupakan variabel yang sulit diprediksi dengan tepat. Pada awal bangkitnya start up, terlihat bahwa konsumen mudah digaet dengan promo besar-besaran. Start up pun ramai-ramai membakar duit. Namun pada akhirnya, bakar duit itu menghasilkan efek besar yang tak disangka sebelumnya yakni 'mental promo'. Konsumen sulit loyal selama tidak ada promo.

3. Perubahan Neurotransmiter

Neurotransmiter yang terdapat dalam otak sangat kecil. Namun, perubahan yang terjadi padanya bisa mempengaruhi cara berpikir seseorang. Cara berpikir ini akan mewujud menjadi tindakan yang bisa sangat berbeda hanya dengan berubahnya neurotransmitter dalam otak. Hal ini dikenal sebagai sistem dinamis dalam ilmu kognitif dan merupakan contoh butterfly effect dalam bidang psikologi.

"Pendekatan dinamis terhadap pikiran seseorang menekankan proses kompleks pada perkembangan manusia. Ini mencakup sistem mental, perilaku, sistem saraf, dan sistem sosial yang saling berinteraksi selama hidup. Perubahan kecil dalam parameter tertentu dapat menyebabkan efek yang besar sekali pada sikap, tindakan, dan perilaku seseorang," jelas para peneliti Departemen Psikiatri Universitas Yuzuncu Yil, seperti dilansir Ness Lab.

Perbedaan Butterfly Effect dan Domino Effect

Butterfly effect terkadang disalahpahami sebagai domino effect. Kedua istilah ini familier dalam dunia psikologi. Namun, dilihat dari efek yang ditimbulkan, keduanya ternyata sangat berbeda.

Dilansir Matteo Tang dalam The Student News Site of Bowditch Middle School, suatu kejadian dianggap sebagai butterfly effect apabila efek yang muncul tidak terprediksi dan mengarah pada skenario-skenario lain yang juga sulit diperkirakan.

Sedangkan domino effect atau efek domino adalah sederet kejadian berskala kecil yang membentuk atau mengarah pada suatu kejadian yang lebih besar. Kejadian besar itu sendiri biasanya sudah terprediksi sebelumnya.

Mari gunakan contoh untuk dapat membedakannya. Saat kita berlatih menulis setiap hari, awalnya akan terasa berat. Namun, setelah sering melakukannya, lama-lama pekerjaan menulis terasa lebih mudah dilakukan dan lebih cepat diselesaikan karena kita telah menemukan pola dan cara untuk mengerjakannya lebih efisien. Ini adalah contoh dari efek domino.

Kemudian suatu hari, saat kita melakukan pekerjaan menulis seperti biasa, ternyata ada satu bagian dalam tulisan kita yang menimbulkan masalah. Misalnya kesalahan ketik atau ejaan. Kekeliruan tersebut kemudian menimbulkan reaksi negatif dari pembaca. Ada pembaca yang tidak suka dan kemudian protes kepada si penulis. Masalah pun merembet hingga ke jalur hukum. Ini adalah contoh dari efek kupu-kupu.

Itulah penjelasan tentang butterfly effect atau efek kupu-kupu. Dari sini kita juga belajar lebih berhati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan ya, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads