Banjir Bandang Kampung Naga, Ketua Adat: Bukan Faktor Alam

Banjir Bandang Kampung Naga, Ketua Adat: Bukan Faktor Alam

Faizal Amiruddin - detikJabar
Minggu, 17 Jul 2022 00:33 WIB
Ketua Adat Kampung Naga Ade Suherlin
Ketua Adat Kampung Naga Ade Suherlin. (Foto: Faizal Amiruddin)
Bandung -

Ketua Adat Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya Ade Suherlin mengatakan musibah banjir bandang yang menerjang kampungnya, Sabtu (16/7/2022) dinihari bukan karena faktor alam.

"Musibah ini bukan karena faktor alam, tapi karena faktor akhlak. Awas jangan sampai menyalahkan alam," kata Ade.

Dia menjelaskan bagi masyarakat Kampung Naga, alam senantiasa bersifat rahman dan rohim. Dalam arti alam memberikan kasih sayang, memberikan manfaat. "Bagi kami alam itu selawasnya rohman dan rohim," kata Ade.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ade memaparkan faktor akhlak yang menurutnya jadi penyebab bencana banjir bandang adalah akhlak atau perilaku manusia yang banyak menimbulkan kerusakan, merambah alam tanpa dibarengi akhlak.

"Kerusakan dan perambahan di daerah hulu sungai, membuat kami yang di hilir menjadi korban," kata Ade. Dia menjelaskan kondisi hutan di hulu sungai Ciwulan kini sudah dirambah, yang semula hutan rimbun diganti menjadi perkebunan.

ADVERTISEMENT

"Ini kan hulu sungainya wilayah Garut kemudian wilayah Tasik barat juga ada. Itu gunung Satria yang asalnya hutan lindung kini jadi kebun teh. Jangan heran kalau akhirnya seperti ini," kata Ade.

Dia menegaskan agar pemerintah segera melakukan penertiban serta rehabilitasi kawasan hulu sungai Ciwulan. "Harus segera ditertibkan, jangan hanya wacana-wacana saja. Pemerintah itu jangan hanya bijak sana, tapi juga harus bijak sini. Tolonglah perhatikan, karena dampaknya ke hilir termasuk ke kampung kami," kata Ade.

Dia juga mengatakan seumur hidupnya baru kali ini Kampung Naga mengalami banjir bandang yang besar. "Cerita orang tua dulu memang pernah banjir. Tapi itu karena aliran sungai tertutup longsoran, lalu terjadi rob. Jadi beda kasus," kata Ade.

Butuh Segera Sambungan Air Bersih

Ade mengaku belum menaksir berapa kerugian material yang disebabkan oleh bencana banjir bandang ini. Yang jelas ada 30 kolam ikan yang terkuras banjir, rata-rata isi kolam 1 kuintal, 1 kandang ternak rubuh dan hektaran sawah rusak.

"Yang sedang kami pikirkan adalah pipa saluran air bersih yang menuju ke masjid. Ini memang vital, harus segera diperbaiki," kata Ade.

Dia menjelaskan panjang pipa ar bersih untuk memenuhi kebutuhan warga Kampung Naga itu panjangnya lebih dari 100 meter. "Pipanya panjang, lebih dari 100 meter. Hanyut tersapu banjir.

Yang paling mendesak mungkin itu yang kami butuhkan. Namanya air bersih tentu vital," kata Ade. Dia berharap kesulitan itu bisa mendapat bantuan dari pemerintah.




(tey/tya)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads