The Mauritanian, 14 Tahun Terpenjara Meski Tak Bersalah

The Mauritanian, 14 Tahun Terpenjara Meski Tak Bersalah

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Minggu, 17 Jul 2022 08:00 WIB
The Mauritanian scene
Foto: imdb.com
Bandung -

Sedikit kilas balik, kembali ke memori beberapa tahun silam pada 11 September 2001 (9/11). Terjadi tragedi terorisme di Amerika Serikat yang menelan 3000 korban jiwa. Bermula saat 19 pembajak mengambil alih empat pesawat komersial, kemudian mereka dengan sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center (WTC) di New York City.

Pasca tragedi tersebut, komplotan teroris berhasil diringkus. Namun dibalik keberhasilan penangkapan, ada satu nama tak bersalah yang secara tiba-tiba terseret dalam kasus ini. Ialah Mohamedou Ould Slahi, yang dipenjara selama 14 tahun tanpa tuntutan pidana resmi.

Tak tanggung-tanggung, Slahi harus mendekam di Kamp Tahanan Teluk Guantanamo, salah satu penjara tersadis di dunia. Dia dituduh sebagai salah satu perekrut utama untuk serangan 9/11, meskipun hampir tidak ada bukti bahwa Slahi memang bersalah. Ia merinci bagaimana ia harus duduk di kursi pesakitan dan menerima siksaan dalam sebuah buku berjudul Guantanamo Diary (2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku ini digambarkan secara apik oleh Kevin Macdonald dalam film The Mauritanian. Didukung dengan akting yang mengesankan disuguhkan oleh Tahar Rahim, Jodie Foster, dan Benedict Cumberbatch. Penonton dibuat ikut larut ke dalam cerita dengan visualisasi pada film yang mampu menggambarkan situasi dengan nyata.

Kisah semakin menarik saat Nancy Hollander (Jodie Foster) bergabung dalam kasus ini untuk mengungkap alasan pemerintah mendakwa Slahi. Dia merekrut rekanan bernama Teri (Shailene Woodley), untuk membantu kasus ini dan mulai mengungkap semakin banyak kebenaran gelap tentang Guantanamo. Di sisi lain, Letnan Kolonel Stuart Couch (B.Cumberbatch) berusaha membela kasus pemerintah tetapi menemukan kedalaman kejahatan negaranya sendiri.

ADVERTISEMENT

Advokasi kontroversial Hollander dan Teri, bersama dengan bukti yang diungkap oleh Letkol Stuart Couch mengungkap kebenaran mengejutkan. Mereka menemukan rangkaian konspirasi yang dilakukan Pemerintah AS.

Sementara Tahir Rahim betul-betul memerankan karakter Slahi dengan luar biasa. Ia menggambarkan bagaimana mental kuat Slahi yang bertahan dalam jeruji besi selama 14 tahun, tanpa satu pun kejahatan yang dilakukannya.

Bagian yang paling menyedihkan adalah setelah 8 tahun penjara melewati isolasi dan penyiksaan, kasus penuntutan ditolak pengadilan. Pemerintahan Obama memilih untuk mengajukan banding yang membuatnya menghabiskan 7 tahun lagi di penjara sebelum akhirnya bebas pada tahun 2016.

The Mauritanian menjadi sebuah film yang 'sulit' karena penonton akan dibuat miris dengan siksaan untuk Slahi. Namun sajian alur cerita tentang bagaimana ketidakadilan harus dilawan, terlalu bagus untuk dilewatkan.

Film ini berhasil menceritakan sisi lain dari kejadian terorisme 9/11, tentang perjalanan Slahi yang tertuduh sebagai salah satu pelaku terorisme dengan begitu rinci. Film diakhiri dengan beberapa dokumentasi asli sosok Slahi di kehidupan nyata, dan cuplikan fakta bahwa hanya 8 orang dari sekitar 800 tahanan adalah bersalah, sementara 3 diantaranya kasusnya dibatalkan di tingkat banding.




(aau/tya)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads