- Pengertian Bioteknologi Konvensional
- Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern
- Contoh Produk Bioteknologi Konvensional Bidang Makanan Bidang Pertanian Bidang Industri Bidang Pengobatan Bidang Peternakan
- Karakteristik Bioteknologi Konvensional
- Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Konvensional 1. Kelebihan Bioteknologi Konvensional 2. Kekurangan Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional adalah bidang ilmu yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Seperti bidang ilmu lain, bioteknologi konvensional membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik dan sejahtera.
Bioteknologi secara sederhana telah dikenal manusia sejak ribuan tahun lalu. Menurut situs Kementerian Lingkungan Hidup (LHK), bioteknologi sudah dilakukan bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi sejak 8000 SM untuk pengumpulan benih untuk ditanam kembali atau praktik pengembangbiakan selektif.
Kemudian bioteknologi berkembang pada 6000 SM yang digunakan dalam pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti, tempe dengan bantuan ragi. Lalu pada 4000 SM bangsa Tionghoa sudah membuat yogurt dan keju dengan bakteri asam laktat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produk bioteknologi pun terus berkembang hingga penemuan sel oleh Robert Hooke melalui mikroskop pada 1665. Penemuan ini berlanjut dengan penelitian yang semakin komprehensif hingga akhirnya Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan pada 1856.
Istilah bioteknologi pun pertama kali dicetuskan oleh insinyur asal Hongaria, Karl Ereky pada 1919. Ereky kala itu mendefinisikan bioteknologi sebagai proses penggunaan teknologi untuk mengubah bahan biologis mentah menjadi produk yang berguna.
Pengertian tersebut tak jauh berbeda dengan makna bioteknologi saat ini. Seiring waktu, bioteknologi konvensional menjadi semakin modern dan mengambil lebih banyak peran dalam peradaban manusia.
Berawal dari produk pangan, kini bioteknologi konvensional telah banyak digunakan di bidang kesehatan seperti untuk pembuatan vaksin, insulin, maupun antibiotik. Berikut penjelasan lebih detail terkait bioteknologi konvensional.
Pengertian Bioteknologi Konvensional
Mengutip sumber belajar IPA Kemdikbud, Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi.
Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan secara sederhana dan diproduksi tidak dalam jumlah yang besar. Dalam bidang pangan, fermentasi merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki.
Untuk diketahui, fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Dalam pengertian luas, fermentasi adalah semua proses yang melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang merupakan metabolit primer atau sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan.
Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern
Jika bioteknologi konvensional fokus pada cara seleksi alam mikroba, maka bioteknologi modern menggunakan rekayasa genetika dalam prosesnya. Rekayasa genetika memanfaatkan keterampilan manusia dalam melakukan manipulasi makhluk hidup agar dapat digunakan untuk menghasilkan barang yang diinginkan dalam bidang produksi pangan, misalnya tanaman transgenik.
Bioteknologi konvensional maupun modern bisa digunakan untuk konservasi pangan. Penggunaan bioteknologi konvensional digunakan untuk meningkatkan nilai gizi dan cita rasa suatu bahan pangan, sedangkan bioteknologi modern berperan sebagai salah satu cara untuk memproduksi suatu bahan pangan dalam
jumlah besar.
Contoh Produk Bioteknologi Konvensional
Produk bioteknologi konvensional telah banyak digunakan di kehidupan sehari-hari. Lantas apa saja contoh produknya?
Berikut ini contoh produk bioteknologi konvensional di antaranya:
Bidang Makanan
Ada beberapa contoh produk pangan yang menggunakan bioteknologi konvensional, di antaranya yoghurt, keju, tempe, roti, kecap, cuka, dan sebagainya.
Bidang Pertanian
Produk bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian contohnya kultur jaringan, pembastaran, dan hidroponik.
Bidang Industri
Penerapan bioteknologi konvensional di bidang industri di antaranya teknik bioremediasi. Bioremediasi merupakan suatu proses pengelolaan limbah yang mengandung zat-zat berbahaya (logam berat) menjadi limbah yang kurang berbahaya.
Bioremediasi ini melibatkan mikroba tertentu, di antaranya Xanthomonas campestris dan Pseudomonas foetida. Caranya dengan melepaskan langsung bakteri tersebut ke limbah pabrik yang tercemar
Bidang Pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi konvensional di bidang pengobatan misalnya antibiotik penisilin yang digunakan untuk pengobatan, diisolasi dari bakteri dan jamur, dan vaksin yang merupakan mikroorganisme yang toksinnya telah dimatikan bermanfaat untuk meningkatkan imunitas.
Kemudian ada pula pembuatan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Alat ini produksi antibiotik maupun vaksin bisa dilakukan secara massal.
Bidang Peternakan
Bioteknologi tradisional di bidang peternakan misalnya pada domba ankon yang merupakan domba berkaki pendek dan bengkok sebagai hasil mutasi alami dari sapi Jersey yang diseleksi manusia agar menghasilkan susu dengan kandungan krim yang lebih banyak.
Karakteristik Bioteknologi Konvensional
- Dilakukan secara sederhana
- Tidak memerlukan keahlian khusus
- Belum mengenal pemanfaatan enzim
- Tidak diproduksi secara besar-besaran
Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Konvensional
1. Kelebihan Bioteknologi Konvensional
- Membuat makanan dan minuman menjadi tahan lama
- Menghemat biaya
- Meningkatkan nilai gizi dari produk makanan dan minuman
- Menciptakan sumber makanan baru
2. Kekurangan Bioteknologi Konvensional
- Menurunkan plasma nutfah
- Timbulnya bahan makanan yang dapat menciptakan alergi
- Terganggunya keseimbangan ekosistem
Demikian penjelasan terkait bioteknologi konvensional, semoga bisa memperluas wawasan dan membantu belajar detikers ya.
(ams/fds)