Satwa Langka Kodok Merah Muncul Lagi di Gunung Salak!

Satwa Langka Kodok Merah Muncul Lagi di Gunung Salak!

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 13 Jul 2022 12:53 WIB
Kodok Darah atau Kodok Merah di Kawasan TNGHS
Kodok Darah atau Kodok Merah di Kawasan TNGHS (Foto: Rahmat Hidayat/KLHK)
Sukabumi -

Kabar membahagiakan datang dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) tentang munculnya Kodok Darah atau dikenal dengan nama Kodok Merah. Satwa yang termasuk kategori langka dan satu-satunya kodok yang masuk ke dalam daftar hewan dilindungi dalam PP No 7 Tahun 1999.

Hewan dengan nama latin Leptophryne cruentata itu ditemukan muncul pada tahun 2020 silam, terakhir satwa nokturnal itu juga terlihat di tahun 2021. Menurut pihak TNGHS penantian munculnya Kodok Merah itu sudah ditunggu selama 5 tahun terakhir.

"Juni tahun 2020 ketika memasuki masa Pandemi COVID-19, kami bersama tim survey bersama-teman-teman TNGHS menemukan kodok merah atau kodok darah itu di kawasan TNGHS yang memang dinyatakan ini satu-satunya jenis kodok yang dilindungi. Sejak 5 tahun itu tidak ditemukan keberadaanya," kata Munawir, Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi KLHK kepada detikJabar, Rabu (13/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kodok Darah atau Kodok Merah di Kawasan TNGHSKodok Darah atau Kodok Merah di Kawasan TNGHS Foto: Rahmat Hidayat/KLHK

Saat itu, Munawir yang masih menjabat sebagai Kepala Balai TMGHS mengatakan bahwa saat awal pandemi kawasan TNGHS ditutup. Dengan adanya penutupan itu, proses pemeliharaan secara alami kawasan tersebut berlangsung. Saat survey dilakukan itulah kemudian si Kodok Merah ditemukan.

"Nah kemudian akhirnya ketemu kawan-kawan itu pertama ketemu di Blok Loji, ketemu si kodok ini tentu kita senang karena waktu itu dinyatakan sudah enggak ketemu. Kita saat itu sempat publish di web kita kembali menemukan setelah 5 tahun tidak ditemukan," ungkap Munawir.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya di lokasi itu, tim kembali menemukan habitat amfibi itu di beberapa lokasi lain masih di area TNGHS dengan jumlah yang lebih banyak.

"Alhamdulillah kemudian kita pindah lagi ke tempat lain, mencari juga di tempat yang kita prediksi sebagai habitat kodok ini juga. Nah tenryata ketemu malah lebih banyak terus tidak berselang lama beda berapa bulan kita pindah ke Blok Betung Lega itu masih di taman nasional ketemu lagi di situ," ujar Munawir.

"Dan kemudian di beberapa tempat di tahun 2021 adalagi di daerah sukabumi ketemu lagi bahkan lebih banyak lagi. Kita simpulkan bahwa kodok merah itu di taman nasional belum punah artinya masih ada dan sebetulnya masih banyak," sambung Munawir.

Kawasan Konservasi Tidak Tercemar

Menurutnya, kemunculan Kodok Merah menandakan masih lestarinya suatu kawasan. Ini mengartikan, masih kata Munawir kawasan TNGHS masih terjaga ekosistemnya dan tidak tercemar.

"Kodok jenis ini menjadi penanda masih alaminya atau bagusnya suatu ekosistem. Jadi kehadiran kodok itu di tempat tersebut itu menandakan bahwa daerah itu tidak tercemar daerah itu bersih, nah dia tidak akan bisa hidup di tempat yang daerah itu tercemar alias tidak terjaga kelestariannya," ujar Munawir.

Kodok Darah atau Kodok Merah di Kawasan TNGHSKodok Darah atau Kodok Merah di Kawasan TNGHS Foto: Rahmat Hidayat/KLHK

Kemunculan Kodok Merah amatlah penting sebagai penanda kelestarian sekaligus pantasnya sebuah kawasan dilabeli kawasan konservasi.

"Jadi itu yang menjadi sangat penting bahwa dengan adanya kodok ini di kawasan tersebut bisa dikatakan bahwa TNGHS pantas disebut kawasan konservasi karena dia masih terjaga kealamiannya, itulah gunanya TNGHS harus dijaga dalam konteks Bio Diversity nya, pasti punya fungsi dengan adanya macan tutul ada Owa Jawa ada Elang Jawa banyak jenis lain yang tentu memiliki fungsi-fungsi di ekologinya termasuk kodok yang tadi," pungkas dia.

(sya/yum)


Hide Ads