Tetsuya Yamagami (41), mantan anggota angkatan laut bela diri Jepang menjadi eksekutor penembakan mantan PM Jepang Shinzo Abe pada Jumat (8/7/2022). Dikutip dari The Mainichi, aksi tersebut dipicu karena isu agama.
Shinzo Abe sempat meregang nyawa selama beberapa jam setelah ia ditembak saat berpidato di pinggir jalan Kota Nara, yang berada sekitar 483 KM dari Tokyo.
TV Asahi melaporkan, upaya pembunuhan petahana atau mantan pimpinan Jepang ini pertama kali terjadi pada 1936 dalam suatu usaha makar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetsuya Yagama diamankan seketika oleh petugas keamanan setelah beberapa saat melancarkan aksinya. Ia diketahui menembak Shinzo Abe menggunakan senjata api rakitan.
Siapa Tetsuya Yamagami ?
The Indian Express menulis laporan, bahwa Yamagami tinggal di kota Nara, tempat dimana ia menembak Abe yang berasal dari partai liberal demokratis. Dari beberapa catatan, Yamagami tak aktif berpolitik.
Dilaporkan The Asahi Shimbun, tercatat pernah menjadi bagian dari pasukan bela diri maritim Jepang selama tiga tahun. Selama di sana, ia menerima latihan untuk merakit hingga menggunakan senjata api.
Usai bergabung dengan maritim, dikutip dari sebuah sumber yang berasal dari tempat bekas Yamagami bekerja, ia keluar dari suatu perusahaan manufaktur sejak tahun 2020 karena masalah kesehatan.
Saat diinterogasi, Yamagami mengaku sejatinya mengincar seorang pejabat senior sebuah kelompok agama di Jepang.
"Saya bermaksud menargetkan pejabat senior (kelompok) ini," kata sumber mengutip pernyataan Yamagami, seperti dilansir dari The Mainichi, Jumat (8/7/2022).
Sumber tersebut tidak menyebut nama pejabat senior kelompok yang dimaksud Yamagami. Namun menurutnya, nama itu tidak berada di tempat kejadian.
Mengincar Organisasi Tertentu
Secara politik Yamagami tak memiliki dendam kepada Shinzo Abe. Namun, dalam pengakuannya yang lain Yamagami mempercayai bahwa Abe merupakan salah satu bagian dari suatu organisasi keagamaan di Jepang.
"Tersangka mengaku dendam kepada organisasi tertentu, dan dia melakukan tindakan kriminal itu karena dia percaya mantan Perdana Menteri Abe memiliki hubungan dengan mereka," kata salah satu polisi senior di Nara, Jepang dilansir dari BBC.
"Itu bukan karena saya menyimpan dendam politik terhadap Abe," kata Penyidik dilansir dari Asahi Shimbun, Jumat (8/7/2022).
(yum/yum)