Nostalgia Warga Ciwidey Menanti Petugas Pos Terekam dalam Diorama

Nostalgia Warga Ciwidey Menanti Petugas Pos Terekam dalam Diorama

Wisma Putra - detikJabar
Rabu, 06 Jul 2022 10:51 WIB
Diorama petugas Pos Keliling Daerah (PKD) bercengkrama dengan warga di Desa Sukawening, Ciwidey. Diorama itu terpajang di Museum Pos Indonesia, Kota Bandung
Diorama petugas Pos Keliling Daerah (PKD) bercengkrama dengan warga di Desa Sukawening, Ciwidey. Diorama itu terpajang di Museum Pos Indonesia, Kota Bandung (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Sejumlah warga desa berkumpul di depan Halaman Kantor Desa Sukawening No 127, Kecamatan Ciwidey untuk menunggu petugas Pos Keliling Desa (PKD).

Kedatangan petugas PKD ini sangat ditunggu-tunggu warga desa, pasalnya ada warga yang sedang menunggu kiriman surat dari sanak saudaranya, hingga ada juga warga yang akan mengirimkan surat untuk oran tuanya hanya sekedar menanyakan kabar.

Aktivitas menanti kedatangan petugas PKD ini diabadikan dalam sebuah diorama yang saat ini disimpan rapih di Museum Pos Indonesia yang terletak di Jalan Cilaki No 73, Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilihat dari diorama tersebut, ada tujuh orang warga yang menghampiri petugas PKD yang mengenakan jaket kulit dan helm berwarna orange-hitam. Dua orang perempuan dan lima orang laki-laki yang salah satunya adalah seorang juru tulis Desa Sukawening mengantri menghampiri petugas PKD tersebut.

Dioramanya ini dibuat sesuai dengan foto aslinya, foto yang menggambarkan diorama tersebut dipajang di dinding yang ada di atas diorama tersebut.

ADVERTISEMENT

"Ini masuk koleksi sejarah, ini pelayanan Tahun 1990 Pos Keliling Desa di Desa Sukawening, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung," kata Edukator Museum Pos Indonesia Zamzam Zamakhsyary Arrazby kepada detikJabar belum lama ini.

Diorama petugas Pos Keliling Daerah (PKD) bercengkrama dengan warga di Desa Sukawening, Ciwidey. Diorama itu terpajang di Museum Pos Indonesia, Kota BandungDiorama petugas Pos Keliling Daerah (PKD) bercengkrama dengan warga di Desa Sukawening, Ciwidey. Diorama itu terpajang di Museum Pos Indonesia, Kota Bandung Foto: Wisma Putra/detikJabar

Tak hanya menunggu kiriman surat, ada juga warga yang hendak menunggu kiriman wesel dan mau mengirimkan paket. Seperti diketahui, wesel adalah salah satu layanan transfer uang melalui PT Pos.

"Mereka lagi nunggu PKD, ini ada beberapa siswa-siswi di Ciwidey ada yang mau kirim surat, nunggu kiriman surat, wesel dan pengiriman paket. Ini dulu ya, sekaramg kirim paket bisa pake aplikasi Pos Aja, nanti bisa dijemput oleh petugas," ungkapnya.

Zamzam menyebut, pada tahun 2016 dirinya pernah keliru memberikan informasi terkait salah satu warga yang ada di diorama itu. Warga yang mengenakan kemeja merah kuda dan peci itu sebelumnya disebut pak lurah. Namun, pernyataan itu kemudian langsung diluruskan oleh orang Ciwidey yang kebetulan berkunjung di sana.

"Dulu 2016, saya informasikan ini pak lurah, ternyata bukan ini juru tulis. 2017 awal, saya kedatangan pengunjung warga sana, beliau duduk di sini, pak ini juru tulis bukan pak lurah tadi saya dengar bapak jelaskan ke pengunjung, kok tahu? Kebetulan saya orang Ciwidey dan kebetulan lihat patung dan foto di atas ini paman saya ini juru tulis desa, tahun 2016 meninggal dunia," ucap Zamzam mengulang perbincangannya dengan warga.

Selain itu, lokasi halaman kantor desa dipilih, meskipun petugas PKD sudah menggunakan sepeda motor, tapi karena wilayah Ciwidey berada di pegunungan jadi tidak semua pemukiman warga yang jalannya sudah memadai, sehingga dipilih halaman desa untuk bertransaksi.

Diorama petugas Pos Keliling Daerah (PKD) bercengkrama dengan warga di Desa Sukawening, Ciwidey. Diorama itu terpajang di Museum Pos Indonesia, Kota BandungDiorama petugas Pos Keliling Daerah (PKD) bercengkrama dengan warga di Desa Sukawening, Ciwidey. Diorama itu terpajang di Museum Pos Indonesia, Kota Bandung Foto: Wisma Putra/detikJabar

Motor Suzuki Jadul

Motor Suzuki A100X Special berwarna orange dengan tiga bagasi penyimpanan surat dan paket terpasang di sepeda motor yang digunakan oleh petugas PKD.

Meski dibuat dalam sebuah diorama, sepeda motor dan peralatannya itu masih asli dan pernah digunakan petugas PKD hingga saat ini di museumkan di Museum Pos Indonesia.

Lampu, stang, speedometer, lampu sein, spakboard, mesin, shock breaker dan suku cadang lainnya dipastikan masih orisinal.

"Ini motor digunakan tahun 1990-an, salah satunya di wilayah sekitar Ciwidey," ujar Zamzam kepada detikJabar.

Diorama petugas Pos Keliling Daerah (PKD) bercengkrama dengan warga di Desa Sukawening, Ciwidey. Diorama itu terpajang di Museum Pos Indonesia, Kota BandungDiorama petugas Pos Keliling Daerah (PKD) bercengkrama dengan warga di Desa Sukawening, Ciwidey. Diorama itu terpajang di Museum Pos Indonesia, Kota Bandung Foto: Wisma Putra/detikJabar

Zamzam menyebut, kondisi motor tersebut masih orisinal, baik dari mesin hingga warna motor tidak ada yang berubah. Selain itu, motor produksi Jepang ini sudah langka, bahkan pernah dipinjam oleh Suzuki untuk dipamerkan.

Dari informasi yang dihimpun, selain bandel, pada masanya motor ini laris di pasaran dan kerap digunakan warga yang hendak melakukan perjalanan jauh atau luar kota. Tak heran, jika motor ini digunakan PT Pos untuk petugas PKD menempuh medan seperti kawasan Ciwidey

"Ini sempat dipinjam pabrik Suzuki, ini lho produk kami yang ada di Museum Pos, cuman kalau mau pinjam harus sama dioramanya," katanya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads