Husen (60) mengurut pundak kanannya yang terhantam tembok rumahnya saat gelombang tinggi dari pesisir Teluk Palabuhanratu menghantam dan menjebol bagian belakang bangunan rumahnya.
Warga Kampung Rawakalong, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi itu mengaku saat kejadian ia tengah berada di dalam rumah bersama anggota keluarganya yang lain. Beruntung, ia berhasil menyelamatkan diri seraya membawa perabotan rumahnya.
"Ombak besar datang langsung menjebol tembok jadi runtuh semua, saya kondisi di dalam rumah. Ini kena tembok, cuma enggak apa-apa," ungkap Husen seraya menunjukan pundak kanannya, Minggu (3/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Husen, kondisi gelombang tinggi sebenarnya sudah seringkali terjadi. Namun kondisi saat ini jauh lebih parah karena sampai menjebol tembok penahan di belakang area tempat tinggalnya yang memang berdekatan dengan bibir pantai.
"Air memang sewaktu-waktu naik kadang juga surut lagi. Kali ini air laut langsung masuk setelah menjebol tembok belakang. Air langsung masuk begitu saja ke semua ruangan, barang yang bisa kita selamatkan ya kita selamatkan," ujarnya. Ia menyebutkan di dalam rumah ada 5 orang saat kejadian.
Pantauan detikJabar di lokasi, kondisi tembok di belakang rumah Husen hancur. Hal itu membuat air laut dengan leluasa menerjang masuk ke dalam rumah. Sebagian air laut juga sempat menggenangi Jalan Pelita Rawakalong yang berada di depan kediaman Husen.
Herman Ketua RT 01 RW 32, Palabuhanratu, mengatakan ia sudah mengantisipasi sejak malam kepada warga untuk waspada soal akan adanya gelombang tinggi. Sebagian warga bahkan menurutnya sudah mengamankan barang-barangnya.
"Kami sudah antisipasi dari malam juga, karena kondisi ombak tidak terduga kami bersiap mengamankan barang kami termasuk warga sekitar. Namun ternyata ombak masuk dan menjebol rumah warga. Sampai saat ini soal kerusakan masih dalam pendataan," jelas Herman.
Berdasarkan data dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasoun Metereologi Tunggul Wulung, Cilacal yang dibagikan di grup aplikasi perpesanan BPBD Kota Sukabumi, informasi menyebut soal peringatan gelombang tinggi di beberapa wilayah salah satunya di Selatan Sukabumi.
"Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Tenggara - Selatan dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur - Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh, Perairan selatan P. Jawa hingga NTT, Laut Banda, Perairan Kep. Sermata - Kep. Tanimbar, dan Laut Arafuru. Tinggi gelombang 4,0 - 6,0 meter (Sangat Tinggi)," kutip detikJabar dari data tersebut.
(sya/tey)