Ishak Suherman hadir di antara massa guru honorer yang berdemonstrasi di depan Kantor Bupati Tasikmalaya, Kamis (30/6/2022). Ia turut memperjuangkan nasib para guru honorer di Tasikmalaya.
Pria berusia 56 tahun itu sudah cukup lama menjadi guru honorer. Ia mengaku sudah 27 tahun mengabdikan diri menjadi guru, mulai dari menjadi guru honorer di SD hingga SMP.
Ishak mengatakan tak bisa masuk program Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) karena kesulitan mendaftar online dan terganjal usia. Itu jadi kenyataan pahit yang harus diterimanya di masa tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidup sebagai guru honorer, Ishak menceritakan gaji yang didapatkannya. Sejak awal bekerja sampai sekarang, pendapatannya tak seberapa. Namun ia tetap menjalankan profesinya itu sampai sekarang.
Kini, Ishak hanya berharap dihargai. Permintaannya tak banyak, hanya minta diangkat statusnya jadi PPPK.
"Saya jadi guru honorer 27 tahun. Gaji mulai Rp 50 ribu pak, sampai sekarang ada Rp 500 ribuan. Kami meminta optimalisasi formasi PPPK dari guru honorer. Kami ingin dihargai jerih payah 27 tahun ngajar tanpa pamrih, angkatlah saya jadi PPPK," ucap Ishak.
![]() |
Selain Ishak, ada guru honorer lain di Tasik yang juga mengabdi sudah cukup lama. Namanya Agus Mulyadi. Pria ini berusia 45 tahun.
Ia sudah 17 tahun mengabdi jadi guru honorer SD. Sama seperti Ishak, honor yang didapat dari mengajar tak seberapa dalam sebulan.
Demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Agus harus putar otak bekerja serabutan. Sampai akhirnya dia memilih nyambi beternak ayam petelur.
"Saya gaji cuma Rp 500 ribu, kalau untuk anak-istri, saya (kerja) serabutan lagi. Sampai sekarang ternak ayam petelur," ucap Agus Mulyadi di lokasi yang sama.
Diberitakan sebelumnya, ribuan guru honorer berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Tasikmalaya, Kamis (30/6/2022). Mereka datang dari 39 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya.
Sebelum orasi dan menyuarakan tuntutan, massa sempat melaksanakan salat duha berjamaah di atas aspal jalan halaman Kantor Bupati Tasikmalaya. Mereka juga melantunkan doa bersama berharap diangkat menjadi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"Saya datang ke sini, kami aksi damai, kami tidak merugikan murid yang lagi libur. Kami doa bersama, salat duha bersama di atas aspal ini memohon pada Allah SWT, kami minta diangkat jadi PPPK," kata Rina Marlina, salah seorang guru honorer.
Masa guru honorer ini menyuarakan tuntutan utama optimalisasi formasi pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk 2.426 guru honorer. Mereka masuk kategori II, lulus passing grade, tiga tahun masuk daftar Data Pokok Pendidikan (Dapodik), serta mempunyai Sertifikat Pendidik (Serdik).
Ketua Forum Guru Honorer dan Tenaga Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Tete Suherman menyebut formasi untuk Tenaga P3K Kabupaten Tasikmalaya hanya 100 orang ditambah sisa formasi 86 orang.
"Kami meminta pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menyediakan 2.426 formasi bagi guru honorer. Optimalisasi formasi PPPK untuk tenaga guru tahun 2022," ucapnya.
"Kami telah memenuhi persyaratan dan tertuang dalam Permenpan-RB nomor 20 tahun 2022. Yaitu ada prioritas bagi kami yaitu guru eks kategori 2 prioritas pertama, dan yang lolos passing grade tes PPPK, juga yang terdaftar dalam dapodik selama tiga tahun dan yang mempunyai sertifikat pendidik," jelas Tete.
Massa guru honorer pun sudah membubarkan diri usai perwakilan mereka bertemu pihak Pemkab Tasikmalaya. Mereka menyampaikan aspirasinya.
(ors/ors)