Yael Braun-Pivet terpilih menjadi Ketua Majelis Rendah alias DPR Prancis sejak Selasa (28/6/2022). Ia jadi perempuan pertama yang memimpin lembaga tersebut.
Ditulis detikNews yang dilansir Deutsche Welle, Kamis (30/6/2022), Braun-Pivet terpilih di Majelis Nasional setelah dalam sesi pertama partai Presiden Emmanuel Macron kehilangan suara mayoritas di parlemen.
Pendukung Hak Aborsi di Prancis
Braun-Pivet adalah anggota aliansi sentris 'Ensemble', Koalisi liberal yang mendukung Presiden Macron. Saat ini koalisi ini masih memegang kursi terbanyak di DPR Prancis walau tidak menguasai mayoritas suara untuk bisa meloloskan sebuah Undang-Undang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia dikenal sebagai politisi yang mendukung hak aborsi. Saat ini DPR Prancis tengah mempersiapkan peraturan untuk menghadapi inflasi dan juga hak aborsi dalam konstitusi Prancis.
Di Prancis, hak aborsi disahkan pada 1975. Hal ini mendapat dukungan politik yang luas. Meski begitu, sekarang Prancis mengkaji ulang peraturan tersebut sebagai tanggapan atas keputusan Mahkamah Agung AS yang menghapus perlindungan konstitusional perempuan untuk aborsi.
"Keputusan brutal yang dijatuhkan Jumat lalu oleh Mahkamah Agung AS telah membalikkan komitmennya, yang sangat mengejutkan kami, adalah pengingat yang nyata untuk waspada," kata Braun-Pivet setelah terpilih sebagai ketua majelis itu.
Karier Politik Cemerlang
Diketahui Braun-Pivet adalah mantan sosialis yang bergabung dengan partai Macron pada 2016. Ia tergolong pendatang baru dalam pembuatan undang-undang. Ia dipilih melalui pemungutan suara rahasia atas kandidat dari partai saingan.
Sejauh ini, perempuan tetap menjadi minoritas di Majelis Nasional. Sehingga terpilihnya Braun-Pivet dipandang mengirimkan pesan penting tentang perempuan dalam politik.
Sebelum terpilih di parlemen, ia dikenal sebagai pengacara yang pernah beberapa tahun tinggal di Asia. Braun-Pivet terpilih pertama kali jadi anggora parlemen pada 2017 dan terpilih kembali bulan ini di distriknya di barat Paris.
Braun-Pivet juga memimpin Komite Hukum di Majelis Rendah dalam lima tahun terakhir. Majelis Nasional yang menjadi DPR di Prancis mengambil peran lebih penting dalam 20 tahun terakhir.
Pekerjaan Rumah Parlemen Prancis
Sejumlah isu penting di Prancis saat ini tengah menanti diselesaikan. Itu jadi pekerjaan rumah parlemen Prancis yang harus dilaksanakan.
Salah satu isu panas yang terus didorong kubu oposisi dari koalisi sayap kiri adalah pemotongan pajak dan menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 65 tahun.
Di sisi lain, partai sayap kanan yang beraliansi pada Marine Le Pen, mendorong kebijakan anti-imigrasi dan stimulus kebijakan bagi rumah tangga kelas pekerja dalam mengatasi inflasi, yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina.
Di saat bersamaan, pendukung Macron khawatir legislatif baru akan menyebabkan kemacetan politik dan menghalangi upaya Macron membuat ekonomi Prancis lebih ramah bagi pebisnis.
"Rakyat Prancis memaksa kami untuk bekerja sama, berdebat daripada saling bertarung. Mereka telah memilih kami, dan kami berbagi, apa pun perbedaannya, kami punya tanggung jawab untuk menjawabnya di majelis ini, yang merupakan wajah Prancis," pungkas Braun-Pivet.
(ors/ors)