Ziarah ke Makam Ibunda Bung Hatta di Gunung Puyuh Sumedang

Ziarah ke Makam Ibunda Bung Hatta di Gunung Puyuh Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Sabtu, 25 Jun 2022 07:30 WIB
Makam Sitti Saleha, ibunda M Hatta di Sumedang
Makam Sitti Saleha, ibunda M Hatta di Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Sebuah makam berwarna perak terbujur di Komplek Pemakaman Gunung Puyuh, Kabupaten Sumedang. Di atas nisannya tertulis nama, Sitti Saleha wafat 13 April 1959 dalam usia 78 tahun.

Sekadar diketahui, komplek Pemakaman Gunung Puyuh merupakan salah satu komplek pemakaman bagi keturunan Sumedang Larang. Di sana terdapat sejumlah makam tokoh penting Sumedang bahkan tokoh nasional, yakni Cut Nyak Dien.

Tahukah detikers makam siapakah itu ? Itulah makam dari ibunda Sang Proklamator, Mohammad Hatta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jasa almarhumah terhadap bangsa Indonesia kiranya patut diingat. Dari rahim dan didikannyalah bangsa Indonesia memiliki seorang pahlawan yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari belenggu penjajah.

Bahkan sahabatnya, yang tidak lain adalah Bung Karno, sangat menghormati sosok Hatta. Itu tercermin saat Soekarno yang menolak membacakan teks Proklamasi pada 1945 silam jika tidak ada sosok Hatta di sampingnya.

ADVERTISEMENT

Makam Sitti Saleha, ibunda M Hatta di SumedangMakam Sitti Saleha, ibunda M Hatta di Sumedang Foto: Nur Azis/detikJabar

Seperti para ibu lainnya yang telah melahirkan para pahlawan yang berjasa bagi Tanah Air, penulis pun cukup sulit mencari catatan biografi atau kesejarahan terkait sosok Sitti Saleha ini.

Dalam buku Bung Hatta dan Ekonomi Islam (Anwar Abas, 2010) disebutkan bahwa Sitti Saleha adalah istri dari Haji Mohammad Jamil. Dari pernikahannya itu, ia melahirkan dua orang anak, yakni Rafi'ah dan Mohammad Hatta.

Nama Mohammad Hatta sendiri awalnya Mohammad Athar. Mohammad diambil dari nama nabi terakhir. Sementara nama Athar diambil dari bahasa Arab yang berarti mulia.

Oleh masyarakat Minangkabau kata Athar sering dilafalkan Atta yang kemudian menjadi Hatta. Hingga nama Mohammad Athar pun menjadi Mohammad Hatta.

Sitti Saleha sendiri adalah anak orang terpandang di Bukit Tinggi. Ayahnya adalah Ilyas Bagindo Marah seorang pedagang yang cukup kaya raya.

Hatta kecil ternyata sangat dekat dengan kakek dari pihak ayah maupun dengan kakek dari pihak ibu. Dari kedua pihak inilah pemikiran bung Hatta terbentuk baik dalam soal agama ataupun pengetahuan umum.

Dalam buku itu disebutkan bahwa kakek dari pihak ayah berharap bahwa Hatta kecil kelak disekolahkan ke sekolah agama. Sementara kakek dari pihak ibu berharap Hatta kecil kelak disekolahkan ke sekolah umum.

Namun hal itu akhirnya dapat dikompromikan oleh kedua keluarga itu dengan kesepakatan bahwa Hatta kecil akan belajar di Sekolah Rakyat terlebih dulu.

Suami Siti Saleha, Haji Mohammad Jamil meninggal dunia saat Hatta dan kakak perempuannya masih kecil. Kemudian, Siti Saleha menikah lagi dengan Mas Agus Haji Ning seorang pedagang asal Palembang.

Dari pernikahannya itu dikaruniai 4 orang anak perempuan. Hatta pun menjadi anak laki-laki satu-satunya.

Dari berbagai sumber yang dihimpun detikjabar, Siti Saleha dimakamkan di Sumedang lantaran saat itu dirinya tengah tinggal bersama anaknya yang lain atau adik dari Mohamad Hatta.

Sebelumnya, Raden Lily Djamhur Soemawilaga yang merupakan keturanan Karaton Sumedanglarang menjelaskan Komplek Pemakaman Gunung Puyuh awalnya merupakan tempat kabuyutan.

"Berdasarkan foklor (cerita rakyat), makam Gunung Puyuh merupakan tempat semedi Prabu Tadjimalela," ungkap Lily kepada detikJabar beberapa waktu lalu.

Makam Sitti Saleha, ibunda M Hatta di SumedangMakam Sitti Saleha, ibunda M Hatta di Sumedang Foto: Nur Azis/detikJabar

Lily menyebut, Komplek tersebut awalnya merupakan makam dari Raden Bagus Weruh atau Pangeran Rangga Gempol II. Namun tempat itu pun berangsur-angsur menjadi tempat pemakaman bagi keturunan Sumedang, selain pemakaman Pasarean Gede atau dikenal juga dengan nama Gunung Ciung.

"Khususnya makam bagi keturunan dari Pangeran Sugih atau Pangeran Soeria Koesoemahadinata," ujarnya.

Disana pun dimakamkan beberapa tokoh nasional. Diantaranya Cut Nyak Dien dan Sitti Saleha, ibunda dari Sang Proklamator Mohammad Hatta.

Komplek gunung puyuh hingga kini kerap dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah. Mereka datanng untuk mendoakan atas jasa-jasa yang telah dicurahkan oleh para leluhurnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads