Kedua orang tua AK (38) pria asal Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi membuat surat pernyataan bahwa putra mereka meninggal dunia setelah pencarian selama 7 hari oleh TIM SAR pada 2020 silam tak membuahkan hasil.
Warga mengatakan, saat itu pihak keluarga bahkan menggelar tahlilan dan mengundang warga sekitar. Kemunculan pria yang dikenal sebagai pemilik toko itu muncul dengan tampilan berjanggut dan kerap bersama dua orang yang disebut AK sebagai aparat.
"Ia herannya dia pernah hilang, bahkan sampai Basarnas turun tangan melakukan pencarian. Saat pencarian pihak keluarga menggelar tawasulan, kemudian pihak keluarga menyatakan AK meninggal. Sampai kemudian saya melihat langsung (AK) karena tinggal satu desa," kata D, warga Sagaranten kepada detikJabar, Jumat (24/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah membuat surat pernyataan dan mendapatkan surat keterangan dari pihak desa, D mengatakan keluarga menggelar tahlilan hingga beberapa hari.
"Sempat tahlilan, sampai 7 hari kalau tidak salah. Tentu saya heran kok tiba-tiba muncul lagi. Bahkan ketika orang tuanya meninggal dia pulang, meskipun berjanggut moal lepat eta jalmina (tidak akan lupa itu orangnya). Dia kemana-mana ditemani dengar-dengar dari aparat (menyebut salah satu korps)," ujar D.
Diberitakan, warga inisial AK asal Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi tiba-tiba muncul lagi di desanya. Padahal, pria 38 tahun itu sempat dikabarkan hilang karena tenggelam di lokasi wisata Karang Hawu, Kecamatan Cisolok pada tahun 2020 silam.
Sejumlah warga dikonfirmasi detikJabar, mereka menceritakan kisah yang terbilang aneh tersebut. Menurut mereka kemunculan AK itu janggal karena pihak keluarga sendiri sudah membuat surat pernyataan bahwa pria itu meninggal dunia.