Nestapa Nelayan Batukaras: BBM Sulit Didapat-Paceklik Tangkapan Laut

Nestapa Nelayan Batukaras: BBM Sulit Didapat-Paceklik Tangkapan Laut

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Rabu, 22 Jun 2022 17:48 WIB
Nelayan di Batukaras, Pangandaran
Nelayan di Batukaras, Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Nelayan di Batukaras mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bahar minyak (BBM) bersusbsidi jenis pertalite. Pasalnya, pembelian pertalite untuk nelayan dibatasi oleh pihak SPBU.

Sementara untuk pembelian pertalite bagi nelayan atau yang melaut dibatasi pihak pertamina SPBU Cijulang. Untuk sekali beli nelayan maksimal membeli 30 liter untuk nelayan yang tidak bermalam di laut.

Sementara untuk nelayan yang melaut semalaman itu dikasih 70 liter. "Ada surat rujukan dari Rukun Nelayan (RN) Batukaras. Nanti pihak RN laporan ke pihak Pom Bensin sesuai surat rujukan," ucap nelayan Batukaras, Sulaeman kepada detikJabar, Rabu (22/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga per liter pertalite Rp 8.000, sedangkan sekali melaut nelayan membutuhkan 50 liter pertalite. Kalo dibatasi kita sulit melaut," katanya.

Sulaeman menyarankan agar Pertamina memberikan SPBU khusus di sekitar pantai. "Selain bisa mendekatkan, tidak berebut jatah pemberian pertalite dengan nelayan lain," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan sudah setahun lebih nelayan di Batukaras-Pangandaran mengalami musim paceklik. "Kadang saat ini nelayan bingung, BBM dibatasi. Sewaktu dapat BBM untuk melaut, terus tidak dapat ikan. Rugi bandar kalo gini terus," katanya.

Menurutnya sekali nelayan melaut bisa menghabiskan uang Rp300-Rp500 ribu. "Jika nihil tidak dapat ikan, kami 'gagaro te ateul' baringung," ucapnya.

Musim paceklik ini Sulaeman akui sudah jarang melaut. Memilih untuk menjaring dari darat dan menangkap ikan kecil. "Sekarang paling nangkap ikan teri atau ikan-ikan kecil (teri) untuk dijadikan asin. Karena modalnya lebih terjangkau," kata Sulaeman.

Untuk menyambung hidup, Sulaeman mencari penghasilan lain dari menangkap totok atau semacam kerang sungai. "Ya lumayan. Daripada melaut abis uang banyak, tapi masih paceklik, yang penting tetap bertahan hidup. Kan kalo makan tiap hari wajib," ucap Sulaeman.

Ketua Rukun Nelayan Batukaras Ujang Warman membenarkan soal dibatasinya BBM subsidi untuk nelayan. "Alhamdulillah di Batukaras masih aman, karena jaraknya masih bisa dijangkau. Tapi kan tidak semua nelayan memiliki fasilitas yang memumpuni," ucapnya.

Ujang turut merasakan keluhan para nelayan yang sulit mendapatkan ikan. "Masih banyak yang bingung harus gimana lagi cari uang kalo tidak nangkap ikan, memang musim paceklik kali ini lumayan panjang. Kadang dalam satu bulan musim ikan hanya bertahan beberapa minggu saja," kata Ujang.

Dia juga mengakui masih ada nelayan yang membandel menangkap baby lobster meskipun sudah ada larangan penangkapan. "Hanya itu alternatifnya, jadi uangnya cepat," ucapnya.

(yum/yum)


Hide Ads