Mengintip Kekokohan dan Canggihnya Gedung Sate

Mengintip Kekokohan dan Canggihnya Gedung Sate

Sudirman Wamad - detikJabar
Minggu, 12 Jun 2022 08:00 WIB
Konstruksi Gedung Sate
Foto: Konstruksi Gedung Sate (Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Gedung Sate adalah salah satu bangunan bersejarah yang ikonik di Jabar. Gedung tua ini menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jabar, dari era kolonial hingga saat ini. Ya, Gedung Sate masih aktif digunakan sebagai kantornya Gubernur Jabar.

Megah dan kokoh. Dua kata pilihan yang bisa mendeskripsikan Gedung Sate. Desain Gedung Sate merupakan karya arsitek J Berger. Gedung Sate merupakan bagian dari pembangunan kompleks pemerintahan zaman kolonial, yakni Gouvernement Bedrijven (GB). Gedung Sate difungsikan sebagai kantor Departemen Pekerja Umum dan Pengairan.

Dari catatan di museum, gedung bersejarah ini dibangun sejak 1920. Dan, memakan waktu hingga empat tahun. Salah satu bagian di museum Gedung Sate ada dinding yang sengaja dikupas. Bagian dinding ini merupakan pondasi gedung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konstruksi Gedung SateKonstruksi Gedung Sate Foto: Sudirman Wamad

"Memang sengaja (dikupas). Tujuannya agar masyarakat tahu dalamnya," kata edukator Museum Gedung Sate Ronny Indra Laksana saat berbincang dengan detikJabar.

Ronny menjelaskan konstruksi pondasi Gedung memiliki ketebalan hingga satu meter lebih. Bahan utamanya adalah batu yang diambil dari Gunung Manglayang.

ADVERTISEMENT

"Ini batuan kali dari Bandung Timur," kata Ronny.

Ronny juga menjelaskan meski dibangun pada zaman dahulu, kontruksi Gedung Sate sudah menggunakan bahan-bahan seperti saat ini. Perekatnya menggunakan campuran agregat halus dan kapur. Bahkan, sudah menggunakan semen portland.

"Portland produk luar negeri. Bukan Indonesia," kata Ronny.

Ronny juga menceritakan kontruksi pondasi Gedung Sate itu tak pernah direnovasi atau perbaikan. Ketahanannya sudah terjamin. Bahkan, disebut-sebut tahan gempa dan peluru.

"Sekitar 1945, ada peperangan dan ada serangan dari tentara Gurkha Nica (Belanda). Tapi tidak apa-apa. Katanya tahan gempa dan peluru," kata Ronny.

Gedung Canggih

Tembok pondasi Gedung Sate yang dikupas itu menjadi saksi bisu sejarah Indonesia. Dari krisis moneter saat itu hingga kemerdekaan Indonesia.

Selain tembok yang dikupas, di Museum Gedung Sate juga terdapat potongan tiang baja yang diletakkan. Hebatnya, susun baja pondasi itu berbentuk ceker ayam.

"Sengaja diambil menunjukkan bahwa Gedung Sate canggih. Memakai kerangka baja beton dan cakar ayam. Jadi, sejak dulu sudah memakai teknologi itu," kata Ronny.

Lebih lanjut, Ronny menyebut tiang penyangga itu menjadi bukti kecanggihan Gedung Sate dibandingkan bangunan era Belanda lainnya. "Ini tiang untuk basemen," katanya.

Nama Gedung Sate

Proses pembangunan Gedung Sate memakan waktu empat tahun. Gaya arsitektur Gedung Sate perpaduan antara wajah budaya timur dan barat, yang ditopang teknik konstruksi maju dari barat. Desain Gedung Sate merupakan karya arsitek J Berger.

Gedung Sate merupakan bagian dari pembangunan kompleks pemerintahan zaman kolonial, yakni Gouvernement Bedrijven (GB). Gedung Sate difungsikan sebagai kantor Departemen Pekerja Umum dan Pengairan.

Pembangunan kompleks Gouvernement Bedrijven adalah megaproyek zaman kolonial. Saat itu krisis moneter menimpa Hindia Belanda, tepatnya 1930. Imbasnya, pembangunan megaproyek terkendala dan mandek. Pemerintah Hindia Belanda hanya mampu membangun dua gedung yakni Gedung Sate dan Kantor Pos.

Di balik sejarah panjangnya, gedung pemerintahan yang menjadi pusat pemerintahan Pemprov Jabar saat ini mempunyai ornamen yang ikonik sehingga kerap diasosikan dengan namanya sekarang, yakni Gedung Sate.

Menurut Edukator Museum Gedung Sate Winda Putri Pratami, besi yang menyerupai tusuk sate di puncak gedung tersebut berfungsi sebagai penangkal petir. Sedangkan enam buah ornamen menyerupai jambu air di 'tusuk sate' itu terbuat dari perunggu.

"Itu (enam ornamen) melambangkan waktu membangun Gedung Sate. Pemerintah Hindia-Belanda menghabiskan 6 juta gulden atau setara Rp 45 miliar pada tahun itu," tutur Winda.

(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads