Hujan sore itu turun cukup deras di kawasan Kota Bandung. Suhu dingin pun menyelimuti sebuah gedung bersejarah, tempat Presiden Soekarno disidang, yakni Gedung Indonesia Menggugat (GIM).
Di dalam gedung bersejarah itu, sekelompok warga sedang melakukan perayaan hari lahir atau haulan Bung Karno. Seperti diketahui, Soekarno lahir pada 6 Juni 1901. Lagu Indonesia Raya membuka syukuran ini dan diakhiri memotong tumpeng.
Selain itu, ada juga orasi budaya yang dibawakan Ketua Karang Taruna Kota Bandung Andri Gunawan. Bagi Andri, Soekarno merupakan sosok inspiratif yang ada didalam hidupnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bung Karno, namanya sering saya dengar dari kakek dan nenek dulu. Katanya Bung Karno ini adalah orang kalau pidato 1-2 jam rakyat tidak ingin berhenti mendengar dan rakyat minta lebih panjang lagi," kata Andri dalam orasinya, Senin (6/6/2022) sore.
![]() |
Andri mengatakan dulu ketika SMA di angkot-angkot bertebaran foto Soekarno. Di sana ia terdiam, dalam benaknya berkcamuk tanya, siapa manusia itu, siapa orang itu, kenapa begitu istimewa.
"Ini adalah bentuk sempurna dari orang yang disebut memiliki umur panjang. Usia Bung Karno melampaui nyawanya. Bung Karno sampai hari ini masih kita kenang, bapak yang membebaskan bangsa ini dari perbudakan dan penindasan," ujar Andri.
Tak hanya dirayakan secara seremonial, masih di gedung tersebut, tepatnya di sebuah ruangan, terdapat puluhan buku kisah sang Proklamator terpajang pada rak kayu di ruangan tersebut.
![]() |
Juru Pelihara Gedung Indonesia Menggugat Dede Ahmad mengatakan kegiatan di lokasi sengaja digelar dalam rangka memperingati lahirnya sosok Putra sang Fajar alias Bung Karno. Pameran juga jadi salah satu rangkaiannya.
"Kegiatannya disamping ada haul Bung Karno, ada pameran buku juga, buku tentang pidatonya danlainnya. Ada 81 buku dari mulai Pak Soekarno dipenjara di Banceuy sampai memproklamasikan kemerdekaan," ungkap Ahmad kepada detikJabar.
Pameran buku Sang Proklamator ini digelar dari Tanggal 6-11 Juni 2022 dan terbuka untuk umum. Banyak komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini, mulai dari Mata Holang, Majelis Sastra Bandung, komunitas tari Lokra dan lainnya.
"Harapannya menjadi agenda rutin yang kita kenang bahwa telah lahir sosok revolusioner pada tanggal ini," pungkasnya.
(wip/ors)