Puluhan tahun lamanya, Harimau Jawa atau yang bernama latin Panthera tigris sondaica telah dinyatakan punah. Namun, jejak sang raja rimba itu kerap dikabarkan muncul di berbagai tempat meskipun kabar itu belum benar-benar terverifikasi oleh para ahli.
Kabar terbaru muncul dari beranda media sosial Facebook Dinas Kehutanan Jabar yang memunculkan dugaan kemunculan si Raja Rimba di Sukabumi.
"Keberadaan Harimau (Maung) Jawa di Kabupaten Sukabumi, apakah masih ada ?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat melaksanakan rapat internal terkait adanya laporan dari masyarakat yang menyaksikan dugaan adanya penampakan harimau Jawa berlokasi di Kabupaten Sukabumi yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas @epi_kustiawan di ruang rapat Kepala Dinas Jalan Soekarno Hatta No. 751 Kota Bandung.
Penampakan dugaan adanya harimau Jawa itu terlihat tanggal 18 Agustus 2019 berdasarkan kesaksian Riri Yanuar Fajar (20 th) yang merupakan warga Kampung Cikaramat, RT. 16 RW. 6, Kemandoran Cimandala, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi.
Kesaksian dugaan penampakan harimau jawa itu juga diperkuat oleh 4 saksi lainnya yang semuanya berdomisili sama dengan saksi pertama.
Ditambahkan saksi Riri, setelah kejadian itu pada tanggal 27 September 2019, mencoba menelusuri ke tempat kejadian, dan menemukan satu helai yang "diduga" merupakan rambut harimau tersangkut di ranting pagar saat melompat ke jalan, hasil penemuan rambut tersebut diserahkan ke BKSDA Jabar, lalu kedua Jejak cengkraman kuku pada batu, yang ditunjukkan saksi di lokasi kejadian. Ada dua jejak kuku, pada batu pertama ada tiga goresan kuku, dan batu kedua ada 3 goresan kecil kuku.
Hal serupa juga dijelaskan oleh Kalih Raksasewu yang mengkonfirmasi Harimau itu dengan saksi utama. Kalih merupakan warga Bogor yang mempunyai garapan kebun di kawasan Sukabumi Kidul (Geopark).
Menurut Kadishut Jabar @epi_kustiawan , informasi dan pengaduan masyarakat harus segera ditindaklanjuti sebagai bentuk respon cepat Pemerintah Daerah.
Ditambahkan Epi, ini merupakan hal positif yang harus ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangan masing-masing pemangku kepentingan dan sebagai langkah tindaklanjut untuk mengkonfirmasi apakah hal itu hoax atau bukan, selanjutnya Dinas Kehutanan akan berkoordinasi lebih intens dengan stake holder yang lain serta akan meninjau lokasi pada tanggal 28 Januari 2022," tulis akun tersebut pada 17 Januari 2022, seperti dikutip detikJabar, Sabtu (4/6/2022).
Dikonfirmasi terpisah, Kasubag Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BKSD Jawa Barat, Halu Uleo membenarkan kabar tersebut. Pihaknya juga telah memasang camera trap di beberapa titik di lokasi yang diduga menjadi tempat munculnya harimau.
"Informasi terkait harimau, dari pemantauan teman-teman di lapangan dengan camera trap, yang didapat hanya macan tutul bukan harimau," kata Halu melalui sambungan telepon kepada detikJabar.
Terkait sampel yang ditemukan di lapangan, Halu mengatakan sampel tersebut masih dalam penelitian pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Kita sudah mengirim sample bulu di lapangan untuk mengecek apakah dari harimau itu atau bukan. Masih di Lab Brin badan riset. Masih tahap penelitian bulunya, sampai sejauh ini belum ada perkembangan. Menunggu hasil BRIN, masih mencari pembanding untuk samplenya," pungkas Halu.
(sya/ors)