10 Tahun Kerja di Arab, TKW Cianjur Depresi-Tak Bawa Uang

10 Tahun Kerja di Arab, TKW Cianjur Depresi-Tak Bawa Uang

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 30 Mei 2022 16:02 WIB
Ai, TKW Cianjur yang diduga depresi sepulang dari Arab Saudi.
Ai, TKW Cianjur yang diduga depresi sepulang dari Arab Saudi. (Foto: Dok. Astakira)
Cianjur -

Nasib nahas dialami Ai binti Entib (36), tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Sukamaju, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. TKW yang bekerja 10 tahun di Arab Saudi ini pulang dengan kondisi depresi berat dan tak membawa uang sepeserpun.

Yeni (54), ibunda Ai, menjelaskan anaknya berangkat menjadi TKW ke Arab Saudi pada 2011. Ai berangkat melalui salah satu perusahaan penyalur TKI di Jakarta.

Selama di Arab Saudi, Ai tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga. Bahkan pihak keluarga kesulitan mencari kontak Ai untuk sekadar menanyakan kondisinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sudah khawatir karena 10 tahun tanpa kabar dengan anak saya. Sampai akhirnya saya meminta bantuan ke dinas terkait dan akhirnya anak saya ditemukan serta berhasil dipulangkan pada 2021 lalu," ungkap Yeni, Senin (30/5/2022).

Namun, saat pulang Ai sudah dalam keadaan badan yang kurus dan kerap melamun. Anaknya diduga mengalami depresi berat. Bahkan selama di rumah Ai selalu mengurung diri di rumah.

ADVERTISEMENT

"Anak saya berangkat dalam keadaan sehat, tapi pulang sudah dan keadaan depresi. Sering mengurung diri di rumah, badannya semakin kurus. Bahkan ketemu orang selain keluarganya takut," ucapnya.

Tak hanya itu, Yeni menuturkan jika saat pulang anaknya tak membawa apa-apa, selain pakaian yang dikenakan dan beberapa pakaian ganti. Selama bekerja pun anaknya tak pernah mengirimkan uang kepada keluarga.

"Jangankan mengirim uang, komunikasi saja kan tidak bisa. Ketika pulang juga anak saya enggak bawa uang sepeserpun, padahal sudah 10 tahun berada di Arab dan bekerja di sana," tuturnya.

"Saya berharap dinas terkait memberi kejelasan penyebab anak saya bisa seperti ini dan ke mana hak-haknya selama bekerja di sana," kata dia.

Ketua DPC Astakira Pembaharuan Cianjur Ali Hildan mengatakan, kasus yang menimpa Ai binti Entib seorang PMI asal Cianjur ini harus ditangani serius. Sebab, TKW tersebut pulang dengan kondisi yang memprihatinkan tanpa haknya dipenuhi.

"Jadi kasus Ai ini kewajiban pemerintah. Mereka harus hadir dan harus terungkap kasusnya. Hak PMI itu wajib diperjuangkan," tegas dia.

Menurutnya pemerintah daerah harus hadir dan lebih serius lagi dalam hal Pelindungan bagi PMI. "Bukan lagi dipermasalahkan dulu pemberangkatan legal atau ilegal, tapi yang harus ditekankan itu dia adalah warga Cianjur," katanya.




(ors/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads