Duo Jukir Ramah di Balai Kota Bandung yang Gemar Doakan Pengendara

Duo Jukir Ramah di Balai Kota Bandung yang Gemar Doakan Pengendara

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 29 Mei 2022 20:30 WIB
Abah Yus dan Mang Ade.
Mang Ade dan Abah Yus. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Senyuman selalu dilemparkan Abah Yus kepada warga yang hendak parkir di depan Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Bandung yang berada di kawasan Balai Kota Bandung. Selain itu, doa kerap dilontarkannya agar warga yang hendak parkir di lokasi terus diberikan kesehatan dan rezeki melimpah.

Tak hanya senyuman dan doa, Abah Yus juga selalu membantu mengeluarkan sepeda motor milik warga yang hendak meninggalkan parkiran. Pelayanan ramah, pasti diberikan Abah Yus kepada warga yang memarkirkan kendaraannya di sana.

"Cing sehat, cing gede rezeki (semoga sehat dan banyak rezeki)," kata Abah Yus kepada seorang warga hendak pergi dari parkiran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas pelayanan, lembar demi lembaran uang pecahan Rp 1.000-2.000 dikumpulkan Abah Yus. Selain itu ada juga warga yang memberi uang pecahan logam.

Abah Yus memiliki nama asli Ruslan Afandi. Ia mulai menekuni profesi sebagai juru parkir (jukir) sejak pensiun sebagai ASN Badan Pendapatan Daerah yang sebelumnya dinamai Dinas Pelayanan Pajak pada 2012 lalu.

ADVERTISEMENT

Pria kelahiran Bandung 57 tahun lalu ini mengungkapkan, saat bertugas sebagai staf ASN di Dinas Perpajakan, ia memiliki pekerjaan mengatur pajak reklame.

"Sejak tahun 2014 sudah di sini. Abah pensiun sebagai staf bagian reklame, PNS biasa. Dulu gaji Rp 25 ribu tahun 1990. Pensiun tahun 2012, kerja lagi 2 tahun, baru tahun 2014 parkiran, di sini sudah 8 tahun, enggak kerasa," katanya kepada detikJabar.

Abah Yus dan Mang Ade.Abah Yus (kiri). Foto: Wisma Putra/detikJabar

Meski sudah tak muda lagi, Abah Yus tetap semangat menjalani profesi ini. Apalagi, setiap warga yang memarkirkan kendaraan di lokasi sudah sangat kenal dengan Abah Yus.

"Alhamdulillah abah masih seger, sumanget we pokokna mah neangan nafkah keur keluarga (Alhamdulillah abah masih sehat, semangat cari nafkah untuk keluarga)," ujarnya.

Abah Yus mengaku tinggal di wilayah Cimuncang, Cicaheum, Kota Bandung bersama sang istri, Euis Mulyani (53), dan anak bungsunya. Ia menuturkan, hasil pernikahannya memiliki empat anak yang di antaranya tiga laki-laki dan satu orang perempuan.

Tak hanya bertugas mengatur parkiran, Abah Yus juga kerap mencuci mobil milik ASN yang parkir di parkiran tersebut. Hal itu dilakukan abah tanpa diperintah, karena sudah terbiasa.

Mencuci mobil, merupakan pemasukan tambahan bagi abah. Selain itu, apa yang dilakukan selama ini didasari dengan hati iklas dan tanpa pamrih.

"Alhamdulillah jadi ada kegiatan (mengisi hari tua), dari pagi sampai magrib, suka nyuciin mobil, ada yang ngasih alhamdulillah, enggak juga enggak apa-apa," tuturnya.

Sementara soal mendoakan warga yang hendak parkir agar mendapatkan kesehatan dan rezeki melimpah, menurutnya merupakan kewajiban sesama makhluk sosial dan beragama.

"Kita harus mendoakan orang lain, doakan rezekinya, nanti juga balik lagi yang namanya kebaikan, asal jangan minta ya," terangnya.

Abah Yus mengaku dalam sehari penghasilan menjadi juru parkir sekitar Rp 125 ribu, bisa kurang atau lebih. Tapi, ia juga memilki penghasilan dari mencuci mobil. "Ada yang ngasih Rp 20 ribu, ada yang ngasihnya nanti sekalian, enggak tentu sih," jelasnya.

Abah Yus dan Mang Ade.Abah Yus. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Dikenal Sosok Humoris

Selain dikenal ramah, Abah Yus juga dikenal humoris oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Selain selalu memberikan senyuman, Abah Yus juga selalu membuat orang tertawa.

"Kumaha kabar teh, ceunah geus boga mobil dua (gimana kabarnya, katanya sudah punya mobil dua)," tanya Abah Yus kepada seorang pria yang dibalas dengan tertawa.

"Hahahaha aya-aya wae si abah mah (ada-sda aja si abah)," balas warga tersebut sambil mengeluarkan sepeda motornya dari parkiran.

Mulyana, salah seorang notaris yang kerap memikirkan kendaraannya didepan Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Bandung mendapatkan kesan hangat dari sosok Abah Yus. Ia bahkan mengaku terhibur dengan kehadiran Abah Yus.

"Orangnya baik, nyenengin. Biasanya kan ada tuh tukang parkir yang hanya mau uangnya saja, tapi ini mah enggak, masuk dan keluar tetap diberi senyuman," ujar Mulyana.

"Abah Yus juga humoris orangnya mau ke siapa-siapa juga, asyik orangnya," tambah Mulyana.

Ditemani Mang Ade

Tidak sendiri dalam menjalankan profesi sebagai juru parkir, Abah Yus di bantu Mang Ade. Abah Yus sudah mengenal Mang Ade sejak lama, sebelum menjadi juru parkir, Mang Ade sempat berjualan koran di Pemkot Bandung.

"Ditemenin Mang Ade, kalau saya nyuci mobil, Mang Ade yang atur parkir, uangnya nanti dibagi," tutur pria yang bisa menghabiskan 8 gelas kopi hitam dalam sehari.

DetikJabar juga berkesempatan berbincang dengan Mang Ade (70), pria asal Garut ini mengaku ikut bekerja dengan Abah Yus karena tidak memiliki pekerjaan.

"Saya ikut Abah, karena saya enggak punya pendapatan. Asli Garut, nyewa kontrakan di Tamansari, (sewa) bulanan Rp 450 ribu," ujar Mang Ade.

Sama seperti Abah Yus, Mang Ade juga kerap memanjatkan doa bagi orang-orang yang memarkirkan kendaraannya di lokasi. Bisa dibilang Abah Yus dan Mang Ade adalah duo pemberi doa di Balai Kota.

Abah Yus dan Mang Ade.Mang Ade (kanan) sedang mengatur parkiran. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Meskipun kondisi kaki sakit dan berjalan terpincang-pincang karena mengidap asam urat, Mang Ade mengaku terpaksa bekerja karena sudah tidak ada yang bisa membiayai hidupnya. Selain itu, sudah sejak Tahun 1992 Mang Ade ditinggalkan istrinya ke Arab Saudi.

"Istri enggak ada, pergi ke Arab enggak pulang lagi. Ilegal berangkatnya, enggak ngasih kabar. Saya enggak nikah lagi, anak empat, perekonomiannya juga sama sulit seperti saya," ucapnya.

Mang Ade juga membenarkan, sebelum hidup susah seperti sekarang, ia kerap menjual koran di Pemkot Bandung. Namun, usahanya itu bangkrut dari sejak tahun 1990-an.

"Saya sudah ikut (jadi jukir bareng Abah Yus) 4 tahun, dulu loper koran, jualan di sini, ngisi ke dinas-dinas, (jadi loper) koran bangkrut tahun 1990-an, bangkrut karena perkembangan zaman," ujarnya.

Bangkrut dalam usahanya, Mang Ade pun bekerja menjadi office boy (OB) di Dinas Perpajakan Kota Bandung, masih satu kantor dengan Abah Yus.

"Pas Wali Kota Pak Ateng pernah jadi OB dulu, tapi pas zaman Pak Dada enggak bisa karena faktor usia," pungkasnya.




(wip/orb)


Hide Ads