Bocah Tenggelam-Tewas di Sungai Cipelang, Polisi Periksa Guru Pembina

Kota Sukabumi

Bocah Tenggelam-Tewas di Sungai Cipelang, Polisi Periksa Guru Pembina

Siti Fatimah - detikJabar
Minggu, 29 Mei 2022 20:31 WIB
Evakuasi bocah yang hanyut di Sukabumi.
Evakuasi korban hanyut di Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar).
Sukabumi -

Tiga bocah tenggelam di aliran Sungai Cipelang, dua orang berhasil diselamatkan dan satu lainnya dinyatakan meninggal dunia. Atas peristiwa tersebut, polisi melakukan pemeriksaan terhadap guru pembimbing yang berinisial DA (30).

"Guru pembimbingnya masih dalam proses penyelidikan. Diamankan untuk dimintai keterangan di Polsek Gunungguruh," kata Kapolsek Gunungguruh Resort Sukabumi Kota Iptu Didin Waslidin saat ditemui di RS Al Mulk yang tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara, Minggu (29/5/2022).

Dia mengatakan, hasil pemeriksaan masih berlangsung. Saat ini, pihaknya memfokuskan pada hasil evakuasi untuk mengetahui keseluruhan peristiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Evakuasi dulu korbannya, kalau sudah ada dan jelas posisi seperti apa kita lihat korban juga sudah bersama keluarga. Kondisi fisik (korban saat ditemukan) tidak ada luka apapun, warna tubuh masih biasa saja hanya saja kaki mulai kaku," ujarnya.

Saat ditanya terkait dugaan kelalaian pengawasan pembimbing, dia menyatakan masih dalam proses penyelidikan. "Masih dalam lidik. Yang diperiksa sementara ini guru pembimbingnya, yang lain masih dalam proses penyelidikan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sekedar informasi, bocah 13 tahun bernama Muhammad Raitan ditemukan meninggal dunia pada pukul 15.06 WIB setelah sebelumnya sempat hanyut terbawa arus Sungai Cipelang.

Kapolsek Lembursitu AKP Dedi Suryadi menambahkan, seluruh korban baik yang selamat dan meninggal, pandai dalam berenang. Hanya saja, kondisi arus sungai besar dan terdapat pusaran.

"Sebetulnya mereka bisa berenang, mungkin karena deras arus bawah dan medan sungainya itu adanya kedong lah," ujar Dedi.

Mereka, kata dia, memutuskan untuk berenang di sungai setelah berlatih pencak silat di Babakan Menteng, Kabupaten Sukabumi.

"Habis latihan pencak silat itu namanya paguyuban pencak silat Cadas Raga. Latihannya di Babakan Menteng, Gunungguruh tepatnya di penggilingan padi. Setelab latihan turun ke sungai mandi, yang tiga orang hanyut, dua orang diselamatkan yang satu hilang dan ditemukan meninggal dunia," pungkasnya.

Detik-detik Bocah Hanyut Saat Berenang

Derasnya air Sungai Cipelang di Sukabumi menelan korban jiwa. Kejadian nahas menimpa Muhammad Raitan (13) murid perguruan pencak silat Cadas Raga.

Dia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa setelah sebelumnya terbawa arus Sungai Cipelang saat berenang usai latihan silat bersama teman-temannya.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu (29/5/2022) sekitar pukul 12.30 WIB. Mulanya, ia bersama rombongan murid seperguruan termasuk pembimbingnya melakukan latihan silat di Babakan Menteng, Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi.

Karena merasa lelah usai latihan, mereka memutuskan untuk berenang di Sungai Cipelang. Warga yang sedang memancing ikan lantas menegur mereka untuk segera menepi ke pinggir sungai, sedangkan tiga bocah justru berenang ke tengah sungai.

"Begini awalnya dia datang rombongan, mandi di dekat batu gede terus geser ke tengah. Berlima maju saya bilang ke pinggir yang tiga orang ke tengah, ke tempat air deras," kata Dadang Sukandar kepada detikJabar di Kampung Warung Kelapa, Lembursitu, Kota Sukabumi.

"Tadi juga sudah saya suruh ke pinggir. 'Kepinggir-pinggir' malah dia cuman nengok aja. Paling selang dua detik lah dia udah tenggelam bertiga," sambungnya.

Lebih lanjut, melihat kondisi tersebut seorang warga langsung meloncat ke tengah sungai untuk menyelamatkan bocah yang tenggelam. Namun sayang, hanya dua orang bocah yang berhasil diselamatkan dan satu lainnya hilang.

"Pembimbingnya waktu kejadian di sana enggak ngawasin, soalnya jauh," tuturnya saat ditanya keberadaan sang pembimbing silat.

Dadang mengatakan, ini merupakan kasus pertama kali setelah 10 tahun terakhir. Menurutnya, kawasan sungai tersebut memang tidak dipergunakan untuk mandi ataupun berenang.

"Memang bahaya, airnya deras tambah dalam. Anak-anak itu bukan warga sini," tuturnya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads