Kasus hilangnya anak sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khanz Mumtadz alias Eril bukan yang pertama terjadi di Sungai Aare, Swiss.
Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman D Hadad mengatakan setidaknya ada 15 hingga 20 kasus serupa yang terjadi di Sungai Aare dalam waktu satu tahun.
"Mereka memperoleh informasi tiap tahun kejadian serupa terjadi 15-20 kasus setiap tahun," kata Muliaman saat konferensi pers virtual, Sabtu (28/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Muliaman, banyaknya kasus orang tenggelam maupun hilang di Sungai Aare disebabkan karena lokasi tersebut merupakan tempat wisata yang banyak didatangi warga.
Di sungai ini, warga tidak hanya menyaksikan keindahan Sungai Aare yang memiliki air jernih. Namun mereka juga bisa berenang dan bermain di air.
"Jadi kenapa cukup banyak karena bisa disampaikan ini tempat orang berenang (wisata) jadi kasusnya 15-20 setahun," ungkapnya.
Seringnya kejadian orang tenggelam membuat pemerintah setempat memberikan warning (peringatan) kepada orang yang datang.
Selain lewat papan-papan peringatan yang dipasang di lokasi, pemerintah setempat juga menyediakan sarana informasi tentang suhu air hingga deras arus Sungai Aare di website resmi.
"Seperti yang saya saksikan selain warning di lokasi setiap saat kita bisa mengecek website dari pemerintah lokal bagaimana suhu air hari ini termasuk perkiraan deras arus. Jadi selalu disampaikan," ujarnya.
"Jadi memang cukup banyak informasi yang bisa diakses masyarakat. Jadi masyarakat mengacu ke sumber informasi seperti itu," tandasnya.
Hingga saat ini pencarian terhadap Eril yang hilang saat berenang di Sungai Aare masih terus dilakukan. Eril pertama kali dilaporkan hilang pada Kamis (26/5/2022) kemarin. Ia berenang bersama adiknya Camillia Laetitia Azzahra dan temannya.
Kepolisian serta tim SAR Swiss terus mengupayakan pencarian Eril. Keluarga juga memohon doa agar Eril bisa segera ditemukan selamat.
(bba/tya)