Melakoni peran ganda bahkan lebih bukanlah suatu hal yang sulit. Pengertian jadi salah satu kunci keberhasilan memadukan profesionalitas pekerjaan dan kewajiban.
Hal itulah yang jadi pegangan bagi AKBP Ani Rasiani. Sosok polisi wanita (Polwan) di Polda Jabar ini melakoni perannya baik sebagai anggota Polri maupun ibu rumah tangga.
Ani merupakan sosok Polwan yang kini mengemban amanah tugas di fungsi keseharan Biddokes Polda Jabar. Menjabat sebagai Kasubbidkespol Biddokes Polda Jabar, tentunya banyak menyita waktu Ani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, peran Ani yang bertugas di bagian kesehatan dalam dua tahun terakhir cukup vital. Percepatan vaksinasi sebagaimana instruksi Presiden Jokowi melalui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo selaku ketua percepatan vaksinasi turut juga jadi tanggung jawab Ani.
Ani yang bertugas menjadi koordinator tenaga kesehatan (nakes) harus 'berlari' hingga ke sejumlah daerah di wilayah hukum Polda Jabar guna memastikan proses vaksinasi bagi warga Jabar.
"Jadi kita polanya itu sesuai perintah dari Presiden melalui Kapolri sebagai ketua percepatan vaksinasi semua jajaran khususnya Polda Jabar, saya sebagai koordinator tenaga kesehatan. Jadi ketika tiap seminggu sekali oleh menko Marves, oleh Kapolri evaluasi ada salah satu Polres terendah (vaksinasi di Jabar), kita harus sokong di sana. Jadi kita misalnya dari semua ada 5 polres terkecil kita lari ke sana. Kita melaksanakan untuk manajemen vaksinasi," ujar Ani saat berbincang dengan detikJabar via sambungan telepon, Jumat (20/5/2022).
Meski pekerjaannya terbilang cukup berat, Ani menjalani dengan penuh motivasi dan semangat. Apalagi, pimpinan di Polda Jabar kerap menularkan aura positif selama melakoni tugas untuk percepatan vaksinasi.
"Dulu yang menginisiasi manajemen vaksinasi ini yang saya suka adalah masing-masing Kapolda memberikan aura atau energi supaya percepatan vaksinasi untuk membantu Jawa Barat supaya terbentuk herd immunity," kata Ani.
Di samping melakoni pekerjaannya sebagai anggota Polri, Ani juga manusia biasa yang turut memiliki peran sebagai ibu rumah tangga. Berbagi waktu antara pekerjaan dan kewajiban di rumah, sudah dilakukan perempuan yang 26 tahun berseragam cokelat ini.
Dari pernikahannya dengan suami yang juga Abdi negara, Ani dikaruniai satu anak perempuan yang kini sudah menginjak usia remaja atau kelas 3 SMP. Dia punya jurus untuk membagi peran selama ini.
"Ketika fungsi berdinas, saya berprofesi sebagai polisi, tenaga kesehatan. Tapi ketika saya di rumah saya seorang ibu dan seorang istri. Nah itu. Jadi harus memposisikan saya sebagai apa. Profesional. Ketika di rumah maupun ketika di dinas," tutur Ani.
Menjalani peran ganda bukan satu kesulitan bagi Ani. Menurut dia, ada kunci yang bisa digunakan dalam menjalani kehidupannya selama ini.
"Harus ada pengertian. Baik dari suami maupun dari anak," katanya.
Ani memberi pengertian kepada keluarganya itu dengan memperkenalkan pekerjaannya selama ini. Salah satunya saat program vaksinasi, dia memperlihatkan tugasnya kepada sang anak.
"Jadi kita menjelaskan dan kita juga membawa ketika ada kegiatan kita memperkenalkan. Contoh saat vaksin. Ketika anak saya divaksin, saya memperkenalkan anak itu memilih untuk antre ikut divaksin bareng sama kita. Jadi dia tahu ibunya bekerja seperti apa. Dia mau ikut ngantri. Nggak mau diprioritaskan.
Jadi saya memperkenalkan itu. Kalau TNI (anak) pasti ngerti punya kegiatan. Kebetulan suami tugas di Jakarta jadi pulangnya seminggu," ujarnya.
"Ketika belum divaksin saya bawa dikasih lihat kalau ini pekerjaan saya sebagai tenaga kesehatan dan kepolisian untuk mencapai percepatan vaksinasi. Jadi setiap saya menyampaikan hal itu, saya sampaikan besok mamah mau ke Banjar tapi dari Banjar tiga kota suka ditanya kembalinya kapan, nah saya pulang ke rumah cuma nginep satu hari diposisikan seperti itu. Sebenarnya manajemen waktu dan memang diposisikan sebagai apa dan di mana," kata Ani menambahkan.
Beruntung, putri semata wayangnya menaruh perhatian lebih kepada dirinya. Sehingga, anaknya itu paham akan tugas Ani sebagai polisi.
"Kalau anak protes, kalau kegiatan sih enggak. Hanya protes ketika misalnya ada perintah pimpinan, kalau sudah di rumah masih pegang HP. Ya saya menjelaskan. Tapi waktunya harus misalnya sama anak, perhatian kita harus lepas (HP). Tapi kalau ada kegiatan atau perintah, saya me jelaskan. Intinya bukan kesulitan, tapi pengertian dari anak dan suami. Jadi harus konsisten. Ketika di kerjaan ya kerjaan, kalau ke rumah ya jadi mamah. Ketika dia curhat, punya masalah, bagaimana dj sekolah, saya harus total memperhatikan," tuturnya.
Ani menambahkan bagi dirinya kualitas bersama keluarga juga sangat penting. Ketika waktunya tak bertugas, dia menghabiskan waktu bersama anak dan suami.
"Waktunya family time, Sabtu dan Minggu nggak ada kegiatan, ya sama anak dan suami," kata dia.
(dr/tya)











































