1.311 Jemaah Asal Kota Bandung Gagal Berangkat Haji Tahun Ini

1.311 Jemaah Asal Kota Bandung Gagal Berangkat Haji Tahun Ini

Rifat Alhamidi - detikJabar
Kamis, 12 Mei 2022 15:54 WIB
Pelaksanaan haji di masa pandemi COVID-19 membuat para jemaah menunaikan ibadah haji dengan menerapkan protokol kesehatan. Seperti ini potretnya.
Ilustrasi haji (Foto: AP Photo/Amr Nabil)
Bandung -

Kemenag Kota Bandung merilis jumlah calon jemaah haji yang akan berangkat pada tahun ini. Kemenag merinci, sebanyak 1.116 jemaah akan berangkat untuk menunaikan ibadah di Arab Saudi tersebut.

Kepala Kemenag Kota Bandung Tedi Ahmad Junaedi menerangkan, tahun ini pihaknya hanya menerima 46,5 persen keberangkatan jemaah haji. Hal itu sesuai regulasi teranyar dari Kerajaan Arab Saudi mengenai pelaksanaan ibadah haji di masa pandemi COVID-19.

"Kuota haji tahun ini ada 1.116. Itu menurun karena kuotanya terbatas hanya 46,5 persen yang bisa berangkat," kata Tedi saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon seluler di Bandung, Kamis (12/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tedi mengungkap, jika mendapat kuota normal, seharusnya ada 2.427 jemaah yang akan berangkat haji pada tahun ini. Namun karena kuotanya terbatas, maka hanya 1.116 jemaah yang bisa berangkat haji. Jika dikalkulasikan, artinya ada 1.311 jemaah yang gagal berangkat menunaikan ibadah haji pada tahun ini dari Kota Bandung.

"Itu sudah ada listnya, masuk daftar entry. Yang diprioritaskan adalah pemberangkatan tahun 2020 yang belum berangkat saat itu," terangnya.

ADVERTISEMENT

Tedi menjelaskan, faktor gagalnya 1.311 jemaah asal Kota Bandung berangkat haji tahun ini karena adanya diskresi atau aturan baru dari Kerajaan Arab Saudi. Salah satunya, terkait batasan usia 65 tahun untuk jemaah yang akan berangkat menunaikan ibadah haji.

Namun Tedi memastikan, setelah aturannya kembali normal, ribuan jemaah yang gagal berangkat itu akan langsung didaftarkan dalam daftar tunggu pemberangkatan jemaah haji.

"Iyah ada aturan pembatasan usia 65 tahun. Nanti kalau kuota sudah normal, itu bisa terakomodir kembali. Karena saat ini dianggap diskresi, Arab Saudi tidak mau lebih berisiko terhadap penyakit yang saat ini masih dianggap ada walau melandai," pungkasnya.




(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads