Sang anak, Sahrul Mubarok, diketahui mengalami remuk pada bagian tempurung kepala bagian depan. Kerusakan tempurung kepala bocah 6 tahun itu pun permanen.
Saat ini, Engkos hanya bekerja serabutan. Untuk makan sehari-hari pun sulit. Di saat bersamaan, ia harus melunasi biaya penanganan anaknya di RSUD Ujungberung Kota Bandung. Ia mengaku kebingunan melunasinya.
"Sekarang ya bingung aja, enggak tahu kemana lagi cari uang. Buat makan aja susah, apalagi sekarang buat pengobatan anak saya (Sahrul Mobarok)," ujar Engkos saat ditemui di kediamannya, Senin (9/5/2022).
Engkos mengatakan, biaya operasi anaknya mencapai Rp 48 juta. Pihak PT KAI melalui Jasa Raharja telah memberikan klaim ganti rugi Rp 20 juta. Namun jumlah itu tak cukup untuk membayar biaya operasi.
"Biaya operasi berbanding jauh dengan klaim ganti rugi yang diberikan mereka. Makanya saya saat ini ke sana ke mari mencari pekerjaan untuk membayar sisa dari biaya operasi," katanya.
Engkos mengungkapkan pada saat anaknya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujungberung sempat meminta rawat inap operasi anaknya bisa ditanggung BPJS. Namun, menurutnya pihak rumah sakit menolak karena memiliki tunggakan.
Ia mengaku bingung mencari uang ke mana lagi. Apalagi saat ini ia sedang dalam kondisi tidak bekerja.
"Sempat mengalami penolakan karena punya tunggakan sebesar Rp 1.580.000 bekas keperluan sebelumnya. Tapi akhirnya diterima, tapi tetap saya harus membayar sisa biaya Sahrul sebesar Rp 28 juta. Itu berat bagi saya, apalagi kondisi kaya gini," jelasnya.
Sementara itu, demi kepentingan klaim Jasa Raharja selama anaknya dirawat, Engkos mengatakan dibantu pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Advokasi Peduli Indonesia (API).
Diberitakan sebelumnya, Sahrul mengalami kecelakaan terserempet kereta api saat ingin mengikuti sang kakeknya, Tohid (68) yang akan pergi berkebun.
Jarak lokasi kebun dan rumahnya tidak begitu jauh. Namun harus melewati bagian pinggir dari perlintasan kereta api. Kondisi dari gang menuju perlintasan pun tidak dilengkapi rambu, palang kereta, serta petugas yang berjaga.
Saat kejadian Sahrul langsung dibawa ke RSUD Cikopo Cicalengka. Mengalami luka yang parah di bagian kepala, Sahrul direkomendasikan dirawat di RSUD Ujungberung.
Selama 6 hari menjalani operasi, Sahrul diketahui harus kehilangan tempurung kepalanya bagian depan. Dokter pun harus memindahkan tempurung bagian kanan kepala Sahrul untuk menutupi bagian depan.
Saat ini Sahrul telah dibawa pulang ke rumahnya. Namun hingga saat ini biaya sisa dari operasi tersebut belum bisa tertangani oleh orang tuanya.
(ors/ors)