4 Fakta Pembagian Sumbangan TPU 'Berdarah' di Sukabumi

Round-up

4 Fakta Pembagian Sumbangan TPU 'Berdarah' di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 09 Mei 2022 10:25 WIB
ilustrasi pembunuhan
Foto: detik
Sukabumi -

Pembagian jatah koropak atau kotak sumbangan peziarah pengurus Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pangsor Lio, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi berakhir tragis. Sabetan golok dipicu kemarahan ID, pengurus makam berusia 67 tahun membuat dua pengurus makam lainnya bersimbah darah.

Detikjabar mendatangi lokasi kejadian dan menggali fakta seputar kejadian tersebut dari warga di sekitar lokasi, mulai dari kronologi kejadian hingga menyelami satu persatu mereka yang terlibat dalam kejadian yang menghentak warga Palabuhanratu tersebut. Berikut fakta-fakta yang berhasil dihimpun.

1. Pelaku-Korban Sesama Pengurus TPU

ID, Melinda dan Dadang DS adalah pengurus TPU Pangsor Lio, pada Minggu (8/5/2022) pagi berkumpul untuk membicarakan pembagian jatah uang dalam koropak. Pembicaraan mereka terjadi di warung milik korban Melinda, entah bagaimana tiba-tiba ID naik pitam dan menghunuskan goloknya. Diduga nilai uang yang dibagikan menjadi pemicu kemarahan ID.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadiannya di warung milik Melinda, masalah koropak, katanya pembagian Rp 700 ribu seorang. Uang itu uang koropak. Jadi setiap mereka yang berziarah kan suka memasukan uang ke koropak. Nah Bah ID diduga tidak terima, katanya tahun kemarin saja seorang kebagian Rp 1 juta lebih," kata Y, warga di sekitar lokasi kepada detikJabar, Minggu (8/5/2022).

Saat itu ID langsung menghunuskan golok dan mengayunkannya ke arah korban Melinda. Menurut Y, selain bagian kepala, Melinda yang sudah dalam keadaan terjatuh kembali diserang pada bagian punggung dan kakinya.

ADVERTISEMENT

"Penyerangannya di warungnya Melinda, itu yang dekat gapura masuk TPU. Koropak yang diributkan oleh Bah ID juga ada di situ. Nah saat menyerang Melinda, Pak Dadang yang ada di situ mencoba melerai, namun malah diserang golok oleh pelaku. Ukuran goloknya cukup besar," jelas Y.

2. Pelaku Bukan Warga Setempat

ID diduga menyerang secara membabi buta hingga kedua korbannya terpaksa mendapat penanganan di RSUD Palabuhanratu karena luka yang dideritanya. Melinda mendapat penanganan intensif, sementara Dadang sudah bisa berbicara kepada awak media. Statusnya Dadang sendiri adalah Ketua Pengurus TPU Pangsor Lio.

"Tadi itu pembagian uang. Setelah saya datang, lalu menyusul ID. Mungkin enggak terima (dengan nilai pembagian), dia nyerang. Saat itu saya spontan amankan Meli yang saat itu posisinya sudah tengkurap karena serangan golok ID," kata Dadang.

Sementara itu menurut penuturan Y, warga di sekitar lokasi, ID bukanlah warga setempat namun tinggal di daerah lain. Meskipun begitu ia tidak mau menelisik lebih jauh karena itu kewenangan pengurus makam.

"Pelakunya bukan orang sini, saya juga sempat heran jauh-jauh kok bisa ngurus makam di sini. Tapi ya mungkin ada alasan dari para pengurus makam soal itu," imbuh Y.

3. Korban Lapor Polisi Dalam Kondisi Terluka

Selain Melinda, Dadang DS Ketua Pengurus TPU Pangsor Lio juga terkena sabetan golok. Saat itu, Dadang terkena serangan karena menangkis golok pelaku yang terus diarahkan ke tubuh Melinda. Dadang mengalami luka di belakang kepala dan tangan sebelah kanan yang dipakai menahan ayunan golok pelaku.

"Saya langsung laporan ke polsek naik ojek. Ojeknya juga kaget karena melihat saya terluka. Saya posisinya melerai, si pelaku ini juga statusnya pengurus makam," pungkas dia.

4. Pelaku Ditangkap Polisi

Polisi mengamankan pria inisial D (67), pelaku pembacok Melinda (40) dan Dadang DS (60) yang merupakan pengurus makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pangsorlio, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

D yang dikenal warga dengan nama (inisial) ID itu dibekuk tidak lama setelah melakukan aksinya. Pria yang juga pengurus makam itu menurut polisi merasa merasa diperlakukan tidak adil dalam pembagian kotak amal sumbangan atau koropak dari para peziarah.

"Permasalahan dipicu karena pelaku merasa diperlakukan tidak adil dengan pembagian kotak amal dan pelaku menjadi tambah marah karena merasa korban M telah merebut pekerjaannya dalam borongan pembangunan sebuah makam," ungkap Kapolres Sukabumi AKBP Dedy Darmawansyah melalui Kasat Reskrim polres Sukabumi AKP I Putu Asti Hermawan, dalam keterangan yang diterima detikJabar, Minggu (8/5/2022).

(sya/yum)


Hide Ads